Selasa, 29 Juni 2010
Senin, 28 Juni 2010
choose love with the necessity not to have ..
most secret God ..
secret of who we are soulmates ..
you ..
my soulmate is timeless ..
although not my true love ..
but you're the one on my heart..
until i couldn't breathe again..
you always on my step, on my sight, and on my lateral..
"you're my love, but it's not my true love"
Jumat, 25 Juni 2010
Rindu..
Rindu..
adalah ketika kita mencari pintu rumah
dalam jendela pesawat saat beranjak terbang..
ketika kita mencari tubuh seseorang
lewat jendela pesawat saat SUDAH menyentuh kapas serupa awan..
ketika kita mencium sejenis wewangian,
yang melekat pekat milik tubuh seseorang..
ketika sendiri membaca pesan
lewat sajak lelaguan..
ketika potret memeluk hati,
mengiringi aliran air mata berjatuhan..
Rindu..
ialah hasrat munafik serupa cinta
ketika aku ingin bertemu..
kamu..
untuk bersama hentikan waktu..
(Rianne - Rabu dini hari 23 Juni 2010 00:40)
adalah ketika kita mencari pintu rumah
dalam jendela pesawat saat beranjak terbang..
ketika kita mencari tubuh seseorang
lewat jendela pesawat saat SUDAH menyentuh kapas serupa awan..
ketika kita mencium sejenis wewangian,
yang melekat pekat milik tubuh seseorang..
ketika sendiri membaca pesan
lewat sajak lelaguan..
ketika potret memeluk hati,
mengiringi aliran air mata berjatuhan..
Rindu..
ialah hasrat munafik serupa cinta
ketika aku ingin bertemu..
kamu..
untuk bersama hentikan waktu..
(Rianne - Rabu dini hari 23 Juni 2010 00:40)
- Elegi Hati -
Senja tuan berjalan di tepi hati..
Sendiri..
Sepi..
Dalam mata, mungkinkah tuan melihat lembayung??
bermata sayu beratap cinta mendadahi perlahan, lantas hilang tak terlihat..
Berjalan mandiri ditengah cipratan amarah..
mencoba tegar memikul pesakitan yang teramat..
Dalam telinga, mungkinkah tuan mendengar??
bisikan halus bersayap kasih yang ratu bisikan lewat semilir nafas mewangi..
Berhenti melangkahkan kaki..
Menjumpai dawai tergeletak..
Perawan..
Dalam genggaman tuan mencoba memetiknya..
Bunyinya teduh menemani bermain..
Terdengar suara dawai tak seperti biasa..
Langkah kaki rupanya..
Dalam hati, tuan memanggil..ratu..
Hadir dengan harum tubuh untuk dikecup..
Tuan bersabda biru, ratu menebar sepi.
Tuan memberi banyu, ratu membalas api.
Hati senang bermain-main sampai tiba waktu untuk terkekang jeruji akad.
Dia akan diam dan harus tetap diam bersama rusuk, tidak untuk bermain-main dan jangan sampai bermain-main lagi...
-Rianne Luna Moonfang-
Senin Malam 31 Mei 2010
Sendiri..
Sepi..
Dalam mata, mungkinkah tuan melihat lembayung??
bermata sayu beratap cinta mendadahi perlahan, lantas hilang tak terlihat..
Berjalan mandiri ditengah cipratan amarah..
mencoba tegar memikul pesakitan yang teramat..
Dalam telinga, mungkinkah tuan mendengar??
bisikan halus bersayap kasih yang ratu bisikan lewat semilir nafas mewangi..
Berhenti melangkahkan kaki..
Menjumpai dawai tergeletak..
Perawan..
Dalam genggaman tuan mencoba memetiknya..
Bunyinya teduh menemani bermain..
Terdengar suara dawai tak seperti biasa..
Langkah kaki rupanya..
Dalam hati, tuan memanggil..ratu..
Hadir dengan harum tubuh untuk dikecup..
Tuan bersabda biru, ratu menebar sepi.
Tuan memberi banyu, ratu membalas api.
Hati senang bermain-main sampai tiba waktu untuk terkekang jeruji akad.
Dia akan diam dan harus tetap diam bersama rusuk, tidak untuk bermain-main dan jangan sampai bermain-main lagi...
-Rianne Luna Moonfang-
Senin Malam 31 Mei 2010
emang orang pintar itu seperti apa???
iseng nanya pertanyaan bodoh kepada beberapa orang..
" menurut kamu, orang pintar itu seperti apa sih?? "
orang satu :
orang pintar itu adalah orang yang pintar mengerjakan setiap latihan matematika.*
orang dua :
orang pintar itu adalah orang yang bisa mendeskripsikan pemikirannya terhadap tulisan dengan bagus.*
orang tiga :
orang pintar itu adalah orang yang kritis terhadap sebuah atau paradigma pemikiran.*
orang empat :
orang pintar itu adalah orang yang jago debat!*
orang lima :
orang pintar itu orang yang hebat ngakalin orang lain.*
orang enam :
orang pintar itu adalah orang yang fikirannya konseptor dan bukan pelamar.*
orang tujuh :
orang pintar itu adalah orang yang kreatif membuat sesuatu.*
orang delapan :
orang pintar itu adalah orangnya cenderung diam, tapi mempunyai prestasi yang orang lain gak sangka-sangka.*
orang sembilan :
orang pintar itu adalah orang yang cenderung tidak puas dengan satu prestasi. Selalu ingin mencoba apapun.*
orang sepuluh :
orang pintar itu adalah orang yang sekalinya bicara, bisa bikin orang lain langsung diam!*
jadi, pintar adalah ???
orang pintar adalah ???
" menurut kamu, orang pintar itu seperti apa sih?? "
orang satu :
orang pintar itu adalah orang yang pintar mengerjakan setiap latihan matematika.*
orang dua :
orang pintar itu adalah orang yang bisa mendeskripsikan pemikirannya terhadap tulisan dengan bagus.*
orang tiga :
orang pintar itu adalah orang yang kritis terhadap sebuah atau paradigma pemikiran.*
orang empat :
orang pintar itu adalah orang yang jago debat!*
orang lima :
orang pintar itu orang yang hebat ngakalin orang lain.*
orang enam :
orang pintar itu adalah orang yang fikirannya konseptor dan bukan pelamar.*
orang tujuh :
orang pintar itu adalah orang yang kreatif membuat sesuatu.*
orang delapan :
orang pintar itu adalah orangnya cenderung diam, tapi mempunyai prestasi yang orang lain gak sangka-sangka.*
orang sembilan :
orang pintar itu adalah orang yang cenderung tidak puas dengan satu prestasi. Selalu ingin mencoba apapun.*
orang sepuluh :
orang pintar itu adalah orang yang sekalinya bicara, bisa bikin orang lain langsung diam!*
jadi, pintar adalah ???
orang pintar adalah ???
ATAS NAMA ALLAH.. *love story pasangan beda keyakinan*
Judul : Atas Nama ALLAH
By : Rianne Luna Moonfang
****
*beep..beep*
" Assalamualaikum, adek.. kakak tunggu di tempat biasa ya..(pelataran mesjid dekat rak sepatu, tempat biasa Kak Qibty sendirian menunggu Anissa untuk mentoring)"
Anissapun mempercepat langkahnya menuju tempat yang sudah didatangi Kak Qibty lima menit yang lalu. Mukanya memerah kepanasan, keningnya berkeringat dan mukanya sedikit pucat karena berlari dari kelasnya yang berada di lantai delapan gedung fakultasnya hingga mesjid yang letaknya beradius tiga ratus meter dari gedung fakultas Anissa.
Dengan nafas tersenggal-senggal, Anissapun sampai ditempat yang sudah ia tujunya, lalu pamit sebentar untuk mengambil wudhu, tadarus bersama, dan...
" Materi hari ini apa, kak?? "
" CINTA "
" Wow?! Gak boleh lama-lama nih kayaknya, langsung bahas aja.hehe.. "
Sebelum memulai materi cinta hari itu, Kak Qibty bertanya pada Anissa, apakah dia sudah mempunyai kekasih atau belum?. Dengan malu Anissapun menjawab "sudah" dan menyebutkan nama kekasihnya..ya..nama panggilannya.
" Theo kak namanya "
Kak Qibty tersenyum mendengar jawaban Anissa, dia sedikit iri, mungkin karena sampai saat ini dia belum mempunyai kekasih. Islamnya kental sekali, keluarganya tidak mengenal apa itu "pacaran", hanya ta'aruf dan menikah. Itu mengapa Kak Qibty betah sendiri hingga saat ini.
" Belum mau nikah, dek.. nanti saja ta'arufnya. Kira-kira kriteria kamu seperti apa, dek?? "
" Gak macam-macam.. hanya cukup satu iman denganku saja, Kak. "
Panjang lebar Kak Qibty menjelaskan tentang cinta yang seharusnya semua orang gunakan kepada siapapun yang mereka cintai, hingga kesimpulannyapun Anissa kirim pada Theo lewat pesan singkat.
" Theo..aku cinta kamu karena ALLAH. "
Theo tidak membalas pesannya, mungkin dia sedang berkutat dengan bahan-bahan obat yang sedang dia racik dan pelajari di kelasnya, hingga malam dia menelepon Anissa dan menjawab isi pesannya langsung pada gendang telinga Anissa.
Anissa semakin cinta pada imam yang ALLAH kirim untuk melengkapi harinya itu. Hampir dua tahun mereka berpacaran jarak jauh. Bertemu saja jarang, apa lagi membuat pertemuan dengan keluarganya langsung, rasanya itu satu dari mimpi besar Anissa saat ini, semoga saja ALLAH merealisasikannya.amien.
****
Akhir pekan minggu ini, Theo dan keluarganya akan datang ke Bandung untuk menjenguk saudara jauhnya yang sedang terbaring sakit. Ya! Ini kesempatan Anissa untuk bertemu dengan keluarganya. Akhirnya ALLAH menjawab doa Anissa, diapun bertemu dengan Ayah, Ibu, Nenek, dan adik laki-laki Theo yang seumuran dengannya. Mereka menyuruh Anissa untuk mengantarkan ke tempat makan yang unik dan bercita rasa lezat di daerah kota Bandung, Ibu Theo menyuruh Anissa untuk duduk didepan, karena yang membawa mobil kali itu adalah Theo. Sambil menikmati jalanan, mata Anissa refleks melihat benda yang menggantung di kaca spion yang berada di dalam mobil ayah Theo tersebut, (Salib) ya..dia melihat jelas itu bentuk salib. Kondisinya tiba-tiba sangat ambigu. Mencoba meyakinkan hati kalau benda yang dia lihat itu memang bukan salib. Berkali-kali matanya terpejam lalu membelalak, dan memang benda yang Anissa lihat itu adalah salib.
Ingin rasanya Anissa bertanya akan keambiguannya pada Theo ketika itu, tapi??nanti sajalah..Dia hanya takut merusak suasana yang sangat jarang itu dengan prediksi terburuk yang terus melayang-layang dalam otaknya. Pembicaraan ditutup. Sore hari Theo beserta keluarganya kembali pulang setelah sebelumnya Theo mengantarkan Anissa pulang terlebih dahulu.
****
Malam itu nyali Anissa cukup banyak untuk memberanikan diri bertanya masalah benda yang dia lihat di mobil Theo akhir pekan lalu. Jawaban Theopun malah membuat Anissa semakin ambigu.
" Oh..memang salib. Udahlah..aku aja gak mempermasalahkan atribut mobilku itu. Cuma assesoris doang kok, Niss. "
Baik. Jawabannya sangat tidak membuat Anissa puas, tapi Anissa lebih memilih diam daripada harus membangunkan amarah Theo yang mudah untuk mengerang tiba-tiba.
Semalaman hati Anissa bertanya-tanya. Ingin sekali lagi mencoba meyakinkan hatinya untuk menelepon Theo kembali kemudian bertanya hal yang sama dengan harapan bukan assesoris lagi yang Theo ucapkan, tapi? Anissa memilih untuk mengambil wudhu kemudian shalat tahajud untuk menenangkan hatinya yang sedang kalut malam itu.
**
Hari sabtu. Dalam taksi diperjalanan Anissa menuju Mall yang berada di kawasan Cihampelas Bandung, matanya melihat sosok pria yang sedang berjalan masuk menuju gereja. Stelan rapih berkemeja putih, berdasi hijau tua, celana bahan, dan sepatu pentofel mengkilat dengan rambut terkesan basah oleh gel. Lelaki itu nampak sangat dia kenal baik. Karena penasaran, Anissapun menghentikan lajuan taksi, lalu turun dan menghampiri lelaki tersebut.
" Theo?? lagi apa kamu disini?? "
" Eh..Nis????? euh...mmmmm...lagi....lagi....oh ia..selamat sabat. "
Anissa nampak kaget dengan apa yang baru saja dia lihat, ditambah dengan jawaban Theo yang terbata-bata, seakan meyakinkan kalau kekasihnya itu memang tidak seiman dengannya.
" Theo??kamu??Christian?? "
Theo hanya diam, dan mengalihkan pandangannya ke sekeliling tanpa menjawab pertanyaan Anissa. Terdengar suara Anissa dengan nada memaksa, hingga nyaris menangis dan......
taaaaappppppppp >>>>>
" Alhamdulillah.. cuma mimpi. "
Suara adzan subuh membangunkannya dari mimpi penuh teka teki itu, semoga saja sholat kali ini semakin memberikan celah jalan jawaban yang selama ini mendominasi otak Anissa.
****
" Theo.. aku mau bicara empat mata secepatnya. Kapan kamu ke Bandung?? kalau sempat, balas pesanku segera. i love you. "
Tak lama menunggu, Theopun membalas pesan Anissa. Ia janjikan akhir pekan ini ia akan ke Bandung untuk menemui Anissa seperti biasa.
Berhari-hari Anissa menunggu kedatangan akhir pekan, sabtupun tiba dan Theo menepati omongannya beberapa hari yang lalu.
Anissa dan Theo pamit pergi makan malam dan menghabiskan waktu mereka di luar pada kedua orang tua Anissa dirumah, dan disinilah Anissa menemukan apa yang dia inginkan.
" Fetucini Carbonara dan Lasagnanya, silakan..selamat menikmati. "
Makananpun tiba, dan pembicaraanpun dimulai. Dengan detak jantung yang dia rasa tidak beres, Anissa memberanikan diri bertanya secara langsung kepada Theo mengenai apa yang sudah sempat mereka bahas lewat telepon beberapa hari yang lalu.
" Ehm.. hampir dua tahun aku pacaran sama kamu, aku masih gak tahu percis agama kamu apa? Ehm.. jangankan agamamu, nama lengkap kamupun aku tidak tahu.. "
" Kamu ingin aku menjawabnya Anissa?? "
Mengangguk perlahan tanpa menjawab sambil memakan sesendok demi sendok Lasagnanya, Anissa merasakan detak jantungnya yang kian berlari dengan tambahan speed yang maksimal. Tidak berani sama sekali Anissa menatap wajah Theo saat itu, dia hanya takut Theo marah padanya ditempat umum seperti ini, namun.. Theo menjawab pertanyaan perlahan dengan nada tenangl.
(Baik Theo..demi ALLAH aku sudah siap mendengar apa yang ingin kamu sampaikan..demi ALLAH..)
" Nama asliku Thoedoron.. Theodoron Cornelius Pusomah. Agamaku... "
" Agamamu??? "
" Menurutmu?? "
" Christian. "
" Bagaimana bisa kamu mengira seperti itu, Anissa?? "
" Cornelius menguatkan perkiraanku. Nama itu seperti nama baptis seorang christian. benarkan? "
" Aku seorang advenist, Anissa.. maaf kalau kamu kecewa. Selama ini aku sembunyikan agamaku karena aku tidak mau kamu tinggalkan aku hanya demi perbedaan keyakinan kita. Perkataanmu mengenai kriteria laki-laki yang kamu inginkan menjadi alasan kuat mengapa aku sembunyikan jati diri agamaku. "
" Lalu?? Apa kamu tidak memikirkan cerita yang akan kita rangkai beberapa tahun ke depan?? "
" Sempat aku memikirkan sesuatu saat ulangtahunmu ke-19 tahun lalu. Saat aku tanya apa harapanmu menjelang tahun kepala dua, jawabanmu membuatku dilema berat. "
" Apa?? Jawaban aku ingin menikah diusia muda?? "
" Ya. Satu sisi aku ingin menikahimu segera, disatu sisi aku bingung menikahimu dengan cara apa? Pemberkatan atau Akad. Ayah Ibumu haji, sedangkan ayahku? dia seorang Pendeta, bukan pegawai pajak seperti pengakuanku dulu. Jujur, aku sempat menangis saat malam sabat beberapa hari setelah kamu berkata targetmu di usia kepala dua nanti, tapi Jesus Christ seakan memberi jalan pada mimpiku malam itu.. aku tidak akan berkata apa-apa sebelum kamu yang bertanya, dan aku akan menjalani hubungan ini seperti aliran air. "
Traaaanggggggggggg...
Sendok ditangan Anissa terjatuh ke lantai, matanya berubah menyayu, tubuhnya mendadak melemas, dan air matanya dengan sendirinya terjatuh.
" Yakinkan aku kalau ini hanya mimpiku, Theo.. "
" Sayangnya kamu sedang tidak bermimpi, Anissa. "
" Lebih baik, malam ini kita akhiri saja. Aku ingin mendapatkan kriteriaku yang sebenarnya, bukan karena unsur pura-pura. "
" Tapi Anissa.. rasa sayangku sudah tidak bisa aku berikan untuk orang lain lagi. Ulang tahunmu tahun ini aku berencana akan melamarmu, kalau kita akhiri semuanya, bagaimana dengan niatku? "
" Itu urusanmu. Aku hanya ingin menikah dengan imamku, yang menikahiku dengan cara akad, dan bukan pemberkatan. Aku capek, sekarang antarkan aku pulang. "
Theo menyerah dan mengikuti apa yang Anissa inginkan. Malam itupun setelah mengantar Anissa pulang, Theopun kembali pulang ke kotanya. Sepanjang jalan Theo menangis dan sesekali menyesali apa yang sudah Tuhan berikan padanya.
Kemudi mobilnya ia arahkan ke gereja. Disana ia menangis dan sesekali berteriak menyesali hidupnya.
" Tanya pada hatimu, nak.. semua tergantung prinsipmu. Kalau kamu yakin dia jodohmu, lakukan yang terbaik untuk kalian, tapi jika tidak Tuhan telah siapkan rusuk kirimu yang masih rahasia. "
Theo kemudian menangis dipelukan Ayahnya. Ayahnya mengajak Theo untuk pulang dan istirahat agar kondisinya membaik selepas matahari terbangun esok pagi.
****
(Theodoron..Cornelius..Pusomah.. atas nama ALLAH aku cinta kamu..tapi sayang kamu bukan imamku. Imamku muslim, bukan Christian. Selamat tinggal Theo.. semoga ALLAH mempertemukanmu dengan jodohmu).
Tiga bulan sudah Anissa merasa kehilangan semangat hidupnya. Setiap mentoring dia selalu mengeluh pada Kak Qibty mengenai apa yang sudah ia alami selama tiga bulan belakangan ini. Ya. Sudah tiga bulan berlalu cerita berakhirnya hubungan Anissa dengan Theo berakhir. Sudah tiga bulan pula Theo menghilang tanpa kabar sedikitpun.
Sempat ingin Anissa menghubungi Theo, tapi dia takut perasaan ketidakrelaannya harus terbuka kembali. Anissa hanya takut hatinya kembali tertarik oleh magnet pesona dan kesantunan Theo lagi. Itu saja, lantas Anissa memilih untuk melarikan diri daripada harus terjebak oleh tantangan prinsipnya.
****
Jum'at pukul empat sore sepulangnya dari kampus, Anissa mendapati mobil ayah Theo yang didalamnya terdapat salib itu memarkir tenang dipelataran rumahnya. Keningnya mengkerut dan semakin mengkerut ketika langkahnya mendekat ke rumahnya.
" Assalamualaikum. "
" Waalaikumsalam.. Anissa..kita kedatangan tamu. Coba lihat siapa yang datang.. "
Dalam bibir pintu menuju ruang tamu Anissa menatap tanpa ekspresi kedatangan keluarga Theo yang sedang dijamu hangat oleh Ayah dan Ibu Anissa.
" Sini, nak..duduk samping Ibu. "
" Ini ada apa, Bu? kok ada Theo sama keluarganya? "
" Selamat sore, Anissa.. maaf, kedatangan kami sekeluarga bermaksud ingin mempertemukan anak kami Ahmad Yusuf Pusomah dengan kamu. Dia bermaksud untuk melamar kamu segera. "
" Hah?? Ahmad Yusuf Pusomah ?? anak kami?? melamar kamu?? Maaf Om, saya kurang mengerti perkataan Om itu apa. "
" Theodoron Cornelius Pusomah yang kini telah menjadi Ahmad Yusuf Pusomah berniat ingin melamar kamu. "
Mata Anissa manganga, nafasnya tertahan saat mengeluarkan nafas pendek, mulutnya setengah terbuka dan tubuhnya mendadak kaku tak bergerak sama sekali ketika Ayah Theo berkata lancar seperti itu.
" Ayahku memang pendeta dan tatep menjadi pendeta. Keluargaku memang Christian Advenist. Tapi, aku..sebentar lagi akan menikahimu secara Akad. Aku muslim sekarang. Keluargaku telah izinkanku untuk menganut keyakinan yang sama denganmu, muslim. Anissa Nurul Ayu Binti Hj. Abdul Maftuhah hari ini saya Ahmad Yusuf Pusomah Bin Agustinus Felix Pusomah berniat untuk melamarmu atas izin kedua orangtuamu dihari ulangtahun ke-20 mu hari ini. Sudikah kamu jika aku menjadi imammu kelak?? "
Anissa yang sedari tadi masih kurang yakin dengan kejadian yang sedang dia alaminya itu, kini harus merasakan bagaimana rasanya tertembak mati oleh perkataan pemuda yang ia kenal dengan nama Theodoron Cornelius Pusomah bukan Ahmad Yusuf Pusomah tersebut.
Anissa angkat bicara, bukan menjawab pertanyaan Theo tapi menyuruh Theo yang kini Ahmad Yusuf untuk membaca kalimat syahadat sebanyak tiga kali secara lantang didepannya untuk bukti bahwa ia benar-benar sudah menjadi seorang Ahmad Yusuf, bukan Theodoron lagi. Theo pun menyanggupi, membaca syahadat dengan lantang dan lancar, membuat air mata Anissa terjatuh dan berkata...
" Aku bersedia menjadikanmu sebagai imamku, Ahmad Yusuf Bin Agustinus Felix Pusomah. "
" Anissa Nurul Ayu Binti Hj. Abdul Maftuhah.. saya Ahmad Yusuf Pusomah cinta kamu atas nama ALLAH, Tuhanku. "
****
Tuhan telah siapkan jodoh kita secara rahasia, tanpa kita tahu dan kira. Kalau kita mencintai seseorang karenaNya dengan keikhlasan, insyALLAH Tuhan mendengar apa yang kita inginkan perihal jodoh kita kelak. Semoga kita dipertemukan dengan jodoh yang dapat mencintai kita atas nama ALLAH.
THE END
By : Rianne Luna Moonfang
****
*beep..beep*
" Assalamualaikum, adek.. kakak tunggu di tempat biasa ya..(pelataran mesjid dekat rak sepatu, tempat biasa Kak Qibty sendirian menunggu Anissa untuk mentoring)"
Anissapun mempercepat langkahnya menuju tempat yang sudah didatangi Kak Qibty lima menit yang lalu. Mukanya memerah kepanasan, keningnya berkeringat dan mukanya sedikit pucat karena berlari dari kelasnya yang berada di lantai delapan gedung fakultasnya hingga mesjid yang letaknya beradius tiga ratus meter dari gedung fakultas Anissa.
Dengan nafas tersenggal-senggal, Anissapun sampai ditempat yang sudah ia tujunya, lalu pamit sebentar untuk mengambil wudhu, tadarus bersama, dan...
" Materi hari ini apa, kak?? "
" CINTA "
" Wow?! Gak boleh lama-lama nih kayaknya, langsung bahas aja.hehe.. "
Sebelum memulai materi cinta hari itu, Kak Qibty bertanya pada Anissa, apakah dia sudah mempunyai kekasih atau belum?. Dengan malu Anissapun menjawab "sudah" dan menyebutkan nama kekasihnya..ya..nama panggilannya.
" Theo kak namanya "
Kak Qibty tersenyum mendengar jawaban Anissa, dia sedikit iri, mungkin karena sampai saat ini dia belum mempunyai kekasih. Islamnya kental sekali, keluarganya tidak mengenal apa itu "pacaran", hanya ta'aruf dan menikah. Itu mengapa Kak Qibty betah sendiri hingga saat ini.
" Belum mau nikah, dek.. nanti saja ta'arufnya. Kira-kira kriteria kamu seperti apa, dek?? "
" Gak macam-macam.. hanya cukup satu iman denganku saja, Kak. "
Panjang lebar Kak Qibty menjelaskan tentang cinta yang seharusnya semua orang gunakan kepada siapapun yang mereka cintai, hingga kesimpulannyapun Anissa kirim pada Theo lewat pesan singkat.
" Theo..aku cinta kamu karena ALLAH. "
Theo tidak membalas pesannya, mungkin dia sedang berkutat dengan bahan-bahan obat yang sedang dia racik dan pelajari di kelasnya, hingga malam dia menelepon Anissa dan menjawab isi pesannya langsung pada gendang telinga Anissa.
Anissa semakin cinta pada imam yang ALLAH kirim untuk melengkapi harinya itu. Hampir dua tahun mereka berpacaran jarak jauh. Bertemu saja jarang, apa lagi membuat pertemuan dengan keluarganya langsung, rasanya itu satu dari mimpi besar Anissa saat ini, semoga saja ALLAH merealisasikannya.amien.
****
Akhir pekan minggu ini, Theo dan keluarganya akan datang ke Bandung untuk menjenguk saudara jauhnya yang sedang terbaring sakit. Ya! Ini kesempatan Anissa untuk bertemu dengan keluarganya. Akhirnya ALLAH menjawab doa Anissa, diapun bertemu dengan Ayah, Ibu, Nenek, dan adik laki-laki Theo yang seumuran dengannya. Mereka menyuruh Anissa untuk mengantarkan ke tempat makan yang unik dan bercita rasa lezat di daerah kota Bandung, Ibu Theo menyuruh Anissa untuk duduk didepan, karena yang membawa mobil kali itu adalah Theo. Sambil menikmati jalanan, mata Anissa refleks melihat benda yang menggantung di kaca spion yang berada di dalam mobil ayah Theo tersebut, (Salib) ya..dia melihat jelas itu bentuk salib. Kondisinya tiba-tiba sangat ambigu. Mencoba meyakinkan hati kalau benda yang dia lihat itu memang bukan salib. Berkali-kali matanya terpejam lalu membelalak, dan memang benda yang Anissa lihat itu adalah salib.
Ingin rasanya Anissa bertanya akan keambiguannya pada Theo ketika itu, tapi??nanti sajalah..Dia hanya takut merusak suasana yang sangat jarang itu dengan prediksi terburuk yang terus melayang-layang dalam otaknya. Pembicaraan ditutup. Sore hari Theo beserta keluarganya kembali pulang setelah sebelumnya Theo mengantarkan Anissa pulang terlebih dahulu.
****
Malam itu nyali Anissa cukup banyak untuk memberanikan diri bertanya masalah benda yang dia lihat di mobil Theo akhir pekan lalu. Jawaban Theopun malah membuat Anissa semakin ambigu.
" Oh..memang salib. Udahlah..aku aja gak mempermasalahkan atribut mobilku itu. Cuma assesoris doang kok, Niss. "
Baik. Jawabannya sangat tidak membuat Anissa puas, tapi Anissa lebih memilih diam daripada harus membangunkan amarah Theo yang mudah untuk mengerang tiba-tiba.
Semalaman hati Anissa bertanya-tanya. Ingin sekali lagi mencoba meyakinkan hatinya untuk menelepon Theo kembali kemudian bertanya hal yang sama dengan harapan bukan assesoris lagi yang Theo ucapkan, tapi? Anissa memilih untuk mengambil wudhu kemudian shalat tahajud untuk menenangkan hatinya yang sedang kalut malam itu.
**
Hari sabtu. Dalam taksi diperjalanan Anissa menuju Mall yang berada di kawasan Cihampelas Bandung, matanya melihat sosok pria yang sedang berjalan masuk menuju gereja. Stelan rapih berkemeja putih, berdasi hijau tua, celana bahan, dan sepatu pentofel mengkilat dengan rambut terkesan basah oleh gel. Lelaki itu nampak sangat dia kenal baik. Karena penasaran, Anissapun menghentikan lajuan taksi, lalu turun dan menghampiri lelaki tersebut.
" Theo?? lagi apa kamu disini?? "
" Eh..Nis????? euh...mmmmm...lagi....lagi....oh ia..selamat sabat. "
Anissa nampak kaget dengan apa yang baru saja dia lihat, ditambah dengan jawaban Theo yang terbata-bata, seakan meyakinkan kalau kekasihnya itu memang tidak seiman dengannya.
" Theo??kamu??Christian?? "
Theo hanya diam, dan mengalihkan pandangannya ke sekeliling tanpa menjawab pertanyaan Anissa. Terdengar suara Anissa dengan nada memaksa, hingga nyaris menangis dan......
taaaaappppppppp >>>>>
" Alhamdulillah.. cuma mimpi. "
Suara adzan subuh membangunkannya dari mimpi penuh teka teki itu, semoga saja sholat kali ini semakin memberikan celah jalan jawaban yang selama ini mendominasi otak Anissa.
****
" Theo.. aku mau bicara empat mata secepatnya. Kapan kamu ke Bandung?? kalau sempat, balas pesanku segera. i love you. "
Tak lama menunggu, Theopun membalas pesan Anissa. Ia janjikan akhir pekan ini ia akan ke Bandung untuk menemui Anissa seperti biasa.
Berhari-hari Anissa menunggu kedatangan akhir pekan, sabtupun tiba dan Theo menepati omongannya beberapa hari yang lalu.
Anissa dan Theo pamit pergi makan malam dan menghabiskan waktu mereka di luar pada kedua orang tua Anissa dirumah, dan disinilah Anissa menemukan apa yang dia inginkan.
" Fetucini Carbonara dan Lasagnanya, silakan..selamat menikmati. "
Makananpun tiba, dan pembicaraanpun dimulai. Dengan detak jantung yang dia rasa tidak beres, Anissa memberanikan diri bertanya secara langsung kepada Theo mengenai apa yang sudah sempat mereka bahas lewat telepon beberapa hari yang lalu.
" Ehm.. hampir dua tahun aku pacaran sama kamu, aku masih gak tahu percis agama kamu apa? Ehm.. jangankan agamamu, nama lengkap kamupun aku tidak tahu.. "
" Kamu ingin aku menjawabnya Anissa?? "
Mengangguk perlahan tanpa menjawab sambil memakan sesendok demi sendok Lasagnanya, Anissa merasakan detak jantungnya yang kian berlari dengan tambahan speed yang maksimal. Tidak berani sama sekali Anissa menatap wajah Theo saat itu, dia hanya takut Theo marah padanya ditempat umum seperti ini, namun.. Theo menjawab pertanyaan perlahan dengan nada tenangl.
(Baik Theo..demi ALLAH aku sudah siap mendengar apa yang ingin kamu sampaikan..demi ALLAH..)
" Nama asliku Thoedoron.. Theodoron Cornelius Pusomah. Agamaku... "
" Agamamu??? "
" Menurutmu?? "
" Christian. "
" Bagaimana bisa kamu mengira seperti itu, Anissa?? "
" Cornelius menguatkan perkiraanku. Nama itu seperti nama baptis seorang christian. benarkan? "
" Aku seorang advenist, Anissa.. maaf kalau kamu kecewa. Selama ini aku sembunyikan agamaku karena aku tidak mau kamu tinggalkan aku hanya demi perbedaan keyakinan kita. Perkataanmu mengenai kriteria laki-laki yang kamu inginkan menjadi alasan kuat mengapa aku sembunyikan jati diri agamaku. "
" Lalu?? Apa kamu tidak memikirkan cerita yang akan kita rangkai beberapa tahun ke depan?? "
" Sempat aku memikirkan sesuatu saat ulangtahunmu ke-19 tahun lalu. Saat aku tanya apa harapanmu menjelang tahun kepala dua, jawabanmu membuatku dilema berat. "
" Apa?? Jawaban aku ingin menikah diusia muda?? "
" Ya. Satu sisi aku ingin menikahimu segera, disatu sisi aku bingung menikahimu dengan cara apa? Pemberkatan atau Akad. Ayah Ibumu haji, sedangkan ayahku? dia seorang Pendeta, bukan pegawai pajak seperti pengakuanku dulu. Jujur, aku sempat menangis saat malam sabat beberapa hari setelah kamu berkata targetmu di usia kepala dua nanti, tapi Jesus Christ seakan memberi jalan pada mimpiku malam itu.. aku tidak akan berkata apa-apa sebelum kamu yang bertanya, dan aku akan menjalani hubungan ini seperti aliran air. "
Traaaanggggggggggg...
Sendok ditangan Anissa terjatuh ke lantai, matanya berubah menyayu, tubuhnya mendadak melemas, dan air matanya dengan sendirinya terjatuh.
" Yakinkan aku kalau ini hanya mimpiku, Theo.. "
" Sayangnya kamu sedang tidak bermimpi, Anissa. "
" Lebih baik, malam ini kita akhiri saja. Aku ingin mendapatkan kriteriaku yang sebenarnya, bukan karena unsur pura-pura. "
" Tapi Anissa.. rasa sayangku sudah tidak bisa aku berikan untuk orang lain lagi. Ulang tahunmu tahun ini aku berencana akan melamarmu, kalau kita akhiri semuanya, bagaimana dengan niatku? "
" Itu urusanmu. Aku hanya ingin menikah dengan imamku, yang menikahiku dengan cara akad, dan bukan pemberkatan. Aku capek, sekarang antarkan aku pulang. "
Theo menyerah dan mengikuti apa yang Anissa inginkan. Malam itupun setelah mengantar Anissa pulang, Theopun kembali pulang ke kotanya. Sepanjang jalan Theo menangis dan sesekali menyesali apa yang sudah Tuhan berikan padanya.
Kemudi mobilnya ia arahkan ke gereja. Disana ia menangis dan sesekali berteriak menyesali hidupnya.
" Tanya pada hatimu, nak.. semua tergantung prinsipmu. Kalau kamu yakin dia jodohmu, lakukan yang terbaik untuk kalian, tapi jika tidak Tuhan telah siapkan rusuk kirimu yang masih rahasia. "
Theo kemudian menangis dipelukan Ayahnya. Ayahnya mengajak Theo untuk pulang dan istirahat agar kondisinya membaik selepas matahari terbangun esok pagi.
****
(Theodoron..Cornelius..Pusomah.. atas nama ALLAH aku cinta kamu..tapi sayang kamu bukan imamku. Imamku muslim, bukan Christian. Selamat tinggal Theo.. semoga ALLAH mempertemukanmu dengan jodohmu).
Tiga bulan sudah Anissa merasa kehilangan semangat hidupnya. Setiap mentoring dia selalu mengeluh pada Kak Qibty mengenai apa yang sudah ia alami selama tiga bulan belakangan ini. Ya. Sudah tiga bulan berlalu cerita berakhirnya hubungan Anissa dengan Theo berakhir. Sudah tiga bulan pula Theo menghilang tanpa kabar sedikitpun.
Sempat ingin Anissa menghubungi Theo, tapi dia takut perasaan ketidakrelaannya harus terbuka kembali. Anissa hanya takut hatinya kembali tertarik oleh magnet pesona dan kesantunan Theo lagi. Itu saja, lantas Anissa memilih untuk melarikan diri daripada harus terjebak oleh tantangan prinsipnya.
****
Jum'at pukul empat sore sepulangnya dari kampus, Anissa mendapati mobil ayah Theo yang didalamnya terdapat salib itu memarkir tenang dipelataran rumahnya. Keningnya mengkerut dan semakin mengkerut ketika langkahnya mendekat ke rumahnya.
" Assalamualaikum. "
" Waalaikumsalam.. Anissa..kita kedatangan tamu. Coba lihat siapa yang datang.. "
Dalam bibir pintu menuju ruang tamu Anissa menatap tanpa ekspresi kedatangan keluarga Theo yang sedang dijamu hangat oleh Ayah dan Ibu Anissa.
" Sini, nak..duduk samping Ibu. "
" Ini ada apa, Bu? kok ada Theo sama keluarganya? "
" Selamat sore, Anissa.. maaf, kedatangan kami sekeluarga bermaksud ingin mempertemukan anak kami Ahmad Yusuf Pusomah dengan kamu. Dia bermaksud untuk melamar kamu segera. "
" Hah?? Ahmad Yusuf Pusomah ?? anak kami?? melamar kamu?? Maaf Om, saya kurang mengerti perkataan Om itu apa. "
" Theodoron Cornelius Pusomah yang kini telah menjadi Ahmad Yusuf Pusomah berniat ingin melamar kamu. "
Mata Anissa manganga, nafasnya tertahan saat mengeluarkan nafas pendek, mulutnya setengah terbuka dan tubuhnya mendadak kaku tak bergerak sama sekali ketika Ayah Theo berkata lancar seperti itu.
" Ayahku memang pendeta dan tatep menjadi pendeta. Keluargaku memang Christian Advenist. Tapi, aku..sebentar lagi akan menikahimu secara Akad. Aku muslim sekarang. Keluargaku telah izinkanku untuk menganut keyakinan yang sama denganmu, muslim. Anissa Nurul Ayu Binti Hj. Abdul Maftuhah hari ini saya Ahmad Yusuf Pusomah Bin Agustinus Felix Pusomah berniat untuk melamarmu atas izin kedua orangtuamu dihari ulangtahun ke-20 mu hari ini. Sudikah kamu jika aku menjadi imammu kelak?? "
Anissa yang sedari tadi masih kurang yakin dengan kejadian yang sedang dia alaminya itu, kini harus merasakan bagaimana rasanya tertembak mati oleh perkataan pemuda yang ia kenal dengan nama Theodoron Cornelius Pusomah bukan Ahmad Yusuf Pusomah tersebut.
Anissa angkat bicara, bukan menjawab pertanyaan Theo tapi menyuruh Theo yang kini Ahmad Yusuf untuk membaca kalimat syahadat sebanyak tiga kali secara lantang didepannya untuk bukti bahwa ia benar-benar sudah menjadi seorang Ahmad Yusuf, bukan Theodoron lagi. Theo pun menyanggupi, membaca syahadat dengan lantang dan lancar, membuat air mata Anissa terjatuh dan berkata...
" Aku bersedia menjadikanmu sebagai imamku, Ahmad Yusuf Bin Agustinus Felix Pusomah. "
" Anissa Nurul Ayu Binti Hj. Abdul Maftuhah.. saya Ahmad Yusuf Pusomah cinta kamu atas nama ALLAH, Tuhanku. "
****
Tuhan telah siapkan jodoh kita secara rahasia, tanpa kita tahu dan kira. Kalau kita mencintai seseorang karenaNya dengan keikhlasan, insyALLAH Tuhan mendengar apa yang kita inginkan perihal jodoh kita kelak. Semoga kita dipertemukan dengan jodoh yang dapat mencintai kita atas nama ALLAH.
THE END
Pantai Cinta
Menderu..
Bersemangat ombak mencoba mengejar kita ditepi pantai..
Kekuatan berlari kita masih lebih kuat untk selamatkan diri,rupanya..
Tak terbendungi hati dtaman bunga kala itu..
Ditemani lembayung halus dsenja hari bermata sayu..
Aku terpejam dlm pelukanmu..
Kita rasakan ombak berhasil mencumbui bibir baju yg kita kenai..
Apa itu?
Pantai cinta namanya..
Pantai berpenghuni hanya aku dan kamu, berdua saja..
Elok rupanya..
Biru sejukkan mata yg terpejam dalam pelukan asmaramu..
Tak ingin ku lepas tubuh dan lidahmu ketika itu..
pekat dan semakin dalam..
Kini..
Hanya awan tak beraturan menyambut senja menjelang malam dengan mendung..
Ombak seakan marah..
Melihat pesisir tak seindah ketika itu..
Apa itu?
Pantai cinta namanya..
Dia kering,usang,dan kelabu..
Awannya mendung, bergejolak..
Rindukan roman-roman yang sempat menyurgainya..
Tunggu aku,ombak..
Aku datang mengundangmu untuk bergemuruh mengejarku kembali..
Tunggu aku..
Laki-laki ku belum datang tuk menjemput..
rasakan panggilan hatiku..
dan kau kan datang tuk menjemputku, segera!
Aku tunggu,laki-laki..
posted by : Rianne Luna Moonfang
April 2010
Bersemangat ombak mencoba mengejar kita ditepi pantai..
Kekuatan berlari kita masih lebih kuat untk selamatkan diri,rupanya..
Tak terbendungi hati dtaman bunga kala itu..
Ditemani lembayung halus dsenja hari bermata sayu..
Aku terpejam dlm pelukanmu..
Kita rasakan ombak berhasil mencumbui bibir baju yg kita kenai..
Apa itu?
Pantai cinta namanya..
Pantai berpenghuni hanya aku dan kamu, berdua saja..
Elok rupanya..
Biru sejukkan mata yg terpejam dalam pelukan asmaramu..
Tak ingin ku lepas tubuh dan lidahmu ketika itu..
pekat dan semakin dalam..
Kini..
Hanya awan tak beraturan menyambut senja menjelang malam dengan mendung..
Ombak seakan marah..
Melihat pesisir tak seindah ketika itu..
Apa itu?
Pantai cinta namanya..
Dia kering,usang,dan kelabu..
Awannya mendung, bergejolak..
Rindukan roman-roman yang sempat menyurgainya..
Tunggu aku,ombak..
Aku datang mengundangmu untuk bergemuruh mengejarku kembali..
Tunggu aku..
Laki-laki ku belum datang tuk menjemput..
rasakan panggilan hatiku..
dan kau kan datang tuk menjemputku, segera!
Aku tunggu,laki-laki..
posted by : Rianne Luna Moonfang
April 2010
You Know That I Love You (dedicated for my beloved Daddy) part "kematian"
Cerita kedua ini membahas kematian.
semoga teman-teman bisa menjadi aku dalam cerita disini, agar lebih merasakan bagaimana perasaanku saat itu (T.T) slamat membaca.
***
Dengan sore yang berbeda, masih dalam perjalanan pulang seperti biasanya. Kali itu Papap benar-benar menegur hatiku, mengingatkanku akan sesuatu yang aku belum siap sama sekali karena ketipisan iman dan takwaku yang belum sampai klimaks garis aman untuk tiket masuk surga nanti.
" Kenapa, Pap?? "
" Lagi merasakan tanda-tanda. "
" Hah?? maksudnya?? "
" Mmmmmm...Papap pernah cerita gak sama kamu tentang sahabat Rasul?? "
" Sahabat Rasul, Pap?? siapa?? Abu Bakar Sidiq?? "
" Bukan Abu Bakar, tapi ada lagi sahabat Rasul yang sangat dekat sekali dengan malaikat Izrail si pencabut nyawa. Saking dekatnya dia sama malaikat Izrail, dia sampai meminta malaikat Izrail buat memberitahukan sahabat Rasul kalau ia akan mencabut nyawa beliau. "
" Waw! Aku jadi pengen tahu kapan kematian jemput aku, Pap. "
" Izrail pasti memberitahumu, nanti! Itu Pasti, Nak! "
" Pasti lewat mimpi, hmmmmmmm "
" Itu salah satunya. Tapi, tanpa kamu sadari sebetulnya Izrail memberitahu manusia kalau mereka sebentar lagi akan Izrail jemput. "
" Lewat apa, Pap?? "
" BERKACA, nak! "
" Hah?? oh..kerutan muka ya?? "
" Sahabat Rasul itu semasa hidupnya dia sering berkaca, apa lagi menjelang usianya kepala empat, lima, dan enam. Suatu waktu, saat Izrail datang menghampiri sahabat Rasul untuk menjemput nyawanya, Izrail melihat sahabat Rasul sedang bercermin memperhatikan uban-uban dirambutnya yang semakin banyak, dan ia berkata (rambutku memutih, dan semakin banyak.) Lalu Izrail pergi tanpa menyabut nyawanya. Beberapa waktu kemudian Izrail menghampiri sahabat Rasul lagi, kali itu dia mendapat sahabat Rasul yang sedang berkaca menggoyang-goyangkan giginya yang akan tanggal. Tanpa berkata apa-apa, Izrailpun pergi dan gagal untuk menjemput sahabat Rasul. "
" Kok gitu?? Izrail mau ngasih tahu ke sahabat Rasul kalau ia akan dicabut nyawanya ya?? tapi gagal terus ya, Pap?? "
" Izrail memberitahu tanda-tandanya, nak! Ketika Izrail datang kembali menghampiri sahabat Rasul, sahabat Rasul yang sedang tertidur sendiri di kamarnya melihat kedatangan Izrail dan ia heran dengan kedatangannya, oh mungkin untuk memberi tanda bahwa sebentar lagi ia akan dicabut nyawanya oleh Izrail, tapi Izrail malah berkata (aku akan mencabut nyawamu sekarang.) Sahabat Rasul kaget, ia berfikir bahwa Izrail tidak menepati janjinya untuk memberitahukan terlebih dahulu kalau ia akan dicabut nyawanya, tapi Izrail berhasil menyadarkan sahabat Rasul dengan perkataannya (aku telah memberitahumu lewat semua tanda-tanda yang kau lihat sendiri ketika kau berkaca, dan sekaranglah waktunya aku menjemputmu untuk menghadap ALLAH). "
" SubhanALLAH ! aku semakin mengerti teka teki ALLAH, Pap. "
" Ya..makanya, kamu harus pintar-pintar jalani hidup kamu secara mandiri dengan mencintai ALLAH. Karena Papap gak mungkin jagain kamu terus. Izrail sudah memberikan tanda-tanda "itu" sama Papap sekarang. Uban yang semakin banyak, kerutan yang semakin muncul, dan gigi yang udah mulai mau tanggal. "
" Tapi, aku mau Papap lihat aku sarjana dulu. Aku pengin Papap lihat aku nikah dulu, punya anak kayak teteh, Alco, sama Aldo dulu, Papap harus lihat aku sukses dulu, baru Papap boleh dijemput sama Izrail."
" Takdir siapa yang tahu, neng? Papap cuma ingin mengingatkan kamu tentang kematian. Siap tidak siap kalau ALLAH sudah bicara "itu", kita harus siap dengan amalan seadanya. Makanya jangan tinggalin ibadah. Jangan nunggu uban, kerutan sama gigi kamu mulai berubah dulu, siapkan amalan kamu dari sekarang. Bersyukur kalau ada yang membenci kamu, mereka bisa bantu hapus dosa-dosa kecil kamu, selebihnya dosa besar kamu harus giat-giat untuk menghapusnya. Kelak Papap akan melihatmu seperti Izrail melihat sahabat Rasul yang sedang bercermin. Jadilah anak yang sholeh, nak! Jangan mau dibelenggu sama dunia. "
>>>>>>>
6 April 2010 00:15
Dalam sujud di awal usiaku, aku meminta panjangkan usiaku, keluargaku, terutama Papap. Dia alasanku untuk bersyukur juga..bersyukur karena mempunyai ayah yang hebat seperti dia, yang dapat menyadarkanku banyak hal tentang dunia dan akhirat dan ayah yang selalu ingin melihat anaknya bahagia dengan kerja kerasnya sendiri.
(ayah dengarlah..betapa sesungguhnya ku mencintaimu..kan kubuktikan..ku mampu penuhi maumu -ADA band&Gita Gutawa-)
aku sayang Papap karena ALLAH
T.T
***
THE END
semoga teman-teman bisa menjadi aku dalam cerita disini, agar lebih merasakan bagaimana perasaanku saat itu (T.T) slamat membaca.
***
Dengan sore yang berbeda, masih dalam perjalanan pulang seperti biasanya. Kali itu Papap benar-benar menegur hatiku, mengingatkanku akan sesuatu yang aku belum siap sama sekali karena ketipisan iman dan takwaku yang belum sampai klimaks garis aman untuk tiket masuk surga nanti.
" Kenapa, Pap?? "
" Lagi merasakan tanda-tanda. "
" Hah?? maksudnya?? "
" Mmmmmm...Papap pernah cerita gak sama kamu tentang sahabat Rasul?? "
" Sahabat Rasul, Pap?? siapa?? Abu Bakar Sidiq?? "
" Bukan Abu Bakar, tapi ada lagi sahabat Rasul yang sangat dekat sekali dengan malaikat Izrail si pencabut nyawa. Saking dekatnya dia sama malaikat Izrail, dia sampai meminta malaikat Izrail buat memberitahukan sahabat Rasul kalau ia akan mencabut nyawa beliau. "
" Waw! Aku jadi pengen tahu kapan kematian jemput aku, Pap. "
" Izrail pasti memberitahumu, nanti! Itu Pasti, Nak! "
" Pasti lewat mimpi, hmmmmmmm "
" Itu salah satunya. Tapi, tanpa kamu sadari sebetulnya Izrail memberitahu manusia kalau mereka sebentar lagi akan Izrail jemput. "
" Lewat apa, Pap?? "
" BERKACA, nak! "
" Hah?? oh..kerutan muka ya?? "
" Sahabat Rasul itu semasa hidupnya dia sering berkaca, apa lagi menjelang usianya kepala empat, lima, dan enam. Suatu waktu, saat Izrail datang menghampiri sahabat Rasul untuk menjemput nyawanya, Izrail melihat sahabat Rasul sedang bercermin memperhatikan uban-uban dirambutnya yang semakin banyak, dan ia berkata (rambutku memutih, dan semakin banyak.) Lalu Izrail pergi tanpa menyabut nyawanya. Beberapa waktu kemudian Izrail menghampiri sahabat Rasul lagi, kali itu dia mendapat sahabat Rasul yang sedang berkaca menggoyang-goyangkan giginya yang akan tanggal. Tanpa berkata apa-apa, Izrailpun pergi dan gagal untuk menjemput sahabat Rasul. "
" Kok gitu?? Izrail mau ngasih tahu ke sahabat Rasul kalau ia akan dicabut nyawanya ya?? tapi gagal terus ya, Pap?? "
" Izrail memberitahu tanda-tandanya, nak! Ketika Izrail datang kembali menghampiri sahabat Rasul, sahabat Rasul yang sedang tertidur sendiri di kamarnya melihat kedatangan Izrail dan ia heran dengan kedatangannya, oh mungkin untuk memberi tanda bahwa sebentar lagi ia akan dicabut nyawanya oleh Izrail, tapi Izrail malah berkata (aku akan mencabut nyawamu sekarang.) Sahabat Rasul kaget, ia berfikir bahwa Izrail tidak menepati janjinya untuk memberitahukan terlebih dahulu kalau ia akan dicabut nyawanya, tapi Izrail berhasil menyadarkan sahabat Rasul dengan perkataannya (aku telah memberitahumu lewat semua tanda-tanda yang kau lihat sendiri ketika kau berkaca, dan sekaranglah waktunya aku menjemputmu untuk menghadap ALLAH). "
" SubhanALLAH ! aku semakin mengerti teka teki ALLAH, Pap. "
" Ya..makanya, kamu harus pintar-pintar jalani hidup kamu secara mandiri dengan mencintai ALLAH. Karena Papap gak mungkin jagain kamu terus. Izrail sudah memberikan tanda-tanda "itu" sama Papap sekarang. Uban yang semakin banyak, kerutan yang semakin muncul, dan gigi yang udah mulai mau tanggal. "
" Tapi, aku mau Papap lihat aku sarjana dulu. Aku pengin Papap lihat aku nikah dulu, punya anak kayak teteh, Alco, sama Aldo dulu, Papap harus lihat aku sukses dulu, baru Papap boleh dijemput sama Izrail."
" Takdir siapa yang tahu, neng? Papap cuma ingin mengingatkan kamu tentang kematian. Siap tidak siap kalau ALLAH sudah bicara "itu", kita harus siap dengan amalan seadanya. Makanya jangan tinggalin ibadah. Jangan nunggu uban, kerutan sama gigi kamu mulai berubah dulu, siapkan amalan kamu dari sekarang. Bersyukur kalau ada yang membenci kamu, mereka bisa bantu hapus dosa-dosa kecil kamu, selebihnya dosa besar kamu harus giat-giat untuk menghapusnya. Kelak Papap akan melihatmu seperti Izrail melihat sahabat Rasul yang sedang bercermin. Jadilah anak yang sholeh, nak! Jangan mau dibelenggu sama dunia. "
>>>>>>>
6 April 2010 00:15
Dalam sujud di awal usiaku, aku meminta panjangkan usiaku, keluargaku, terutama Papap. Dia alasanku untuk bersyukur juga..bersyukur karena mempunyai ayah yang hebat seperti dia, yang dapat menyadarkanku banyak hal tentang dunia dan akhirat dan ayah yang selalu ingin melihat anaknya bahagia dengan kerja kerasnya sendiri.
(ayah dengarlah..betapa sesungguhnya ku mencintaimu..kan kubuktikan..ku mampu penuhi maumu -ADA band&Gita Gutawa-)
aku sayang Papap karena ALLAH
T.T
***
THE END
You Know That I Love You (dedicated for my beloved Daddy) part "awan mendung"
Didedikasikan untuk Papapku tersayang (Doddy Rasyidi).
Ini obrolan singkat kami berdua selama perjalanan dari rumah menuju kantor-dari kantor menuju rumah.
Slamat membaca! Semoga dapat memetik hal positive didalamnya. ALLAH bless us. :)
Siang itu, aku kuliah sampai jam dua belas saja. Itu artinya masih ada empat jam lagi menuju pukul empat. Waktu yang menunjukkan jam pulang kantor papap. Akupun memutuskan untuk mencari kegiatan di kampus, entah itu hanya makan dan nongkrong-nongkrong dengan teman dekatku sampai tiga puluh menit menuju pukul empat sore.
Waktu berputar cepat, bahkan sangat cepat. Larut dalam obrolan curahan hati tentang BAB introspeksiku dengan teman dekatku itu. Kami saling berpamit pulang dengan arah yang berbeda. Hingga kakiku melangkah menuju kantor perkebunan di kawasan Sindang Sirna Bandung. Ya! Itu kantor Papap. Tak lama berpapasan dan bertukar senyum dengan satpam kantor, akupun langsung menghampiri ruangan Papap yang ku intip sedang mengadakan meeting kecil dengan atasan barunya. Kunci mobilnya aku ambil, dan aku titipkan pesan kepada rekan kerja Papap, bahwa aku sudah menunggu di dalam mobil untuk pulang.
Lima belas menit aku menghabiskan waktu untuk membuka Twitter dengan headset ditelinga..sesekali melihat kondisi facebook kalau-kalau ada pemberitahuan sesuatu. Papappun datang mendekat membawa tas kerjanya untuk pulang bersamaku saat itu, dan pembicaraanpun dimulai..
*pembicaraan pertama*
" Kamu lihat awan itu, neng?? "
Papap menunjuk keatas arah jam dua belas, membuatku sedikit bangkit dari senderan kursiku dan menengadah bingung dengan awan yang sedang kulihat.
" Kenapa, Pap?? "
" Kamu tahu..dari awan itu, kamu bisa sadar akan satu hal??? "
" Apa?? "
" BERSYUKUR ! "
" Hah?? apa hubungannyaa, Pap?? "
" Coba lihat sekali lagi awan mendung itu?? Kalau kamu bisa sadar sama apa yang Papap bilang, berarti kamu memang pantas mendapatkan point 20 di usia kamu tahun ini.."
Aku memang bukan anak pintar yang seperti kamu mau, Pap. Keterbatasan berfikirku sangat rendah. Tidak terlalu tepat dalam mendeskripsikan sesuatu, apa lagi disuruh menebak dari hal yang menurut aku itu sulit.
" Pap, aku gak ngerti.. apa hubungannya awan dengan bersyukur yang Papap maksud. Jelasin! Aku pengin tahu. "
Sambil santai menyetir, dan muka yang sangat lusuh Papap menjawab dengan nada pelan dan jelas..
" SubhanALLAH, nak.. ALLAH bisa buat awan mendung jadi pindah-pindah.. tadi kamu bilang, di kampus kamu sudah mulai hujan, tapi di kantor Papap?? jarak yang terbilang dekat dengan kampus kamu, kondisinya masih kering tanpa hujan.. "
" Yah..terus hubungannya apa, Pap?? Masih kurang mudeng akunya.. "
" Kamu tahu kan.. ALLAH gak cuma bisa bikin awan mendung jadi pindah-pindah posisi, tapi ALLAH bisa lakukan apa saja untuk semua ciptaannya.. Kamu tahu cerita hujan membawa berkah?? Kalau ia hujan bisa membawa berkah, kenapa saat kiriman hujan datang lebih, manusia malah protes bukannya bersyukur?? "
" Karena hujan membuat bencana alam, Pap. Siapa juga yang mau rumahnya kebanjiran?? "
" Kamu yakin semua orang punya rumah?? " (Aku menggeleng perlahan dan tersenyum malu) Itu maksud dari omongan Papap tadi. Kamu harus selalu bersyukur dengan apa yang kamu dapat sekarang. Tinggal di rumah, makan enak, pendidikan bisa tembus perguruan tinggi, dan punya fisik yang sempurna layaknya kamu jadi perempuan. "
" Alhamdulillah..makasih Pap. Oya, apa kalo kita dibenci orang kita juga patut buat bersyukur??kan gak adil ! Kita dapat kebencian orang, tapi kita masa harus terus bersyukur?? "
" Alhamdulillah.. ALLAH sayang sama kamu, Nak! Biar orang yang membencimu menghapus dosa-dosa kecilmu. Jangan pernah membenci mereka, meski mereka sangat benci sama kamu. Hati kamu boleh mendung seperti awan, tapi kamu harus tetap cerah di hadapan Papap, karena itu salah satu alasan kenapa Papap wajib untuk bersyukur. "
" Daddy I Love You So Much.. ALLAH bless u.. :) "
***
CERITA 1 SELESAI.
CERITA 2 (Tentang Pembicaraan Kematian
Ini obrolan singkat kami berdua selama perjalanan dari rumah menuju kantor-dari kantor menuju rumah.
Slamat membaca! Semoga dapat memetik hal positive didalamnya. ALLAH bless us. :)
Siang itu, aku kuliah sampai jam dua belas saja. Itu artinya masih ada empat jam lagi menuju pukul empat. Waktu yang menunjukkan jam pulang kantor papap. Akupun memutuskan untuk mencari kegiatan di kampus, entah itu hanya makan dan nongkrong-nongkrong dengan teman dekatku sampai tiga puluh menit menuju pukul empat sore.
Waktu berputar cepat, bahkan sangat cepat. Larut dalam obrolan curahan hati tentang BAB introspeksiku dengan teman dekatku itu. Kami saling berpamit pulang dengan arah yang berbeda. Hingga kakiku melangkah menuju kantor perkebunan di kawasan Sindang Sirna Bandung. Ya! Itu kantor Papap. Tak lama berpapasan dan bertukar senyum dengan satpam kantor, akupun langsung menghampiri ruangan Papap yang ku intip sedang mengadakan meeting kecil dengan atasan barunya. Kunci mobilnya aku ambil, dan aku titipkan pesan kepada rekan kerja Papap, bahwa aku sudah menunggu di dalam mobil untuk pulang.
Lima belas menit aku menghabiskan waktu untuk membuka Twitter dengan headset ditelinga..sesekali melihat kondisi facebook kalau-kalau ada pemberitahuan sesuatu. Papappun datang mendekat membawa tas kerjanya untuk pulang bersamaku saat itu, dan pembicaraanpun dimulai..
*pembicaraan pertama*
" Kamu lihat awan itu, neng?? "
Papap menunjuk keatas arah jam dua belas, membuatku sedikit bangkit dari senderan kursiku dan menengadah bingung dengan awan yang sedang kulihat.
" Kenapa, Pap?? "
" Kamu tahu..dari awan itu, kamu bisa sadar akan satu hal??? "
" Apa?? "
" BERSYUKUR ! "
" Hah?? apa hubungannyaa, Pap?? "
" Coba lihat sekali lagi awan mendung itu?? Kalau kamu bisa sadar sama apa yang Papap bilang, berarti kamu memang pantas mendapatkan point 20 di usia kamu tahun ini.."
Aku memang bukan anak pintar yang seperti kamu mau, Pap. Keterbatasan berfikirku sangat rendah. Tidak terlalu tepat dalam mendeskripsikan sesuatu, apa lagi disuruh menebak dari hal yang menurut aku itu sulit.
" Pap, aku gak ngerti.. apa hubungannya awan dengan bersyukur yang Papap maksud. Jelasin! Aku pengin tahu. "
Sambil santai menyetir, dan muka yang sangat lusuh Papap menjawab dengan nada pelan dan jelas..
" SubhanALLAH, nak.. ALLAH bisa buat awan mendung jadi pindah-pindah.. tadi kamu bilang, di kampus kamu sudah mulai hujan, tapi di kantor Papap?? jarak yang terbilang dekat dengan kampus kamu, kondisinya masih kering tanpa hujan.. "
" Yah..terus hubungannya apa, Pap?? Masih kurang mudeng akunya.. "
" Kamu tahu kan.. ALLAH gak cuma bisa bikin awan mendung jadi pindah-pindah posisi, tapi ALLAH bisa lakukan apa saja untuk semua ciptaannya.. Kamu tahu cerita hujan membawa berkah?? Kalau ia hujan bisa membawa berkah, kenapa saat kiriman hujan datang lebih, manusia malah protes bukannya bersyukur?? "
" Karena hujan membuat bencana alam, Pap. Siapa juga yang mau rumahnya kebanjiran?? "
" Kamu yakin semua orang punya rumah?? " (Aku menggeleng perlahan dan tersenyum malu) Itu maksud dari omongan Papap tadi. Kamu harus selalu bersyukur dengan apa yang kamu dapat sekarang. Tinggal di rumah, makan enak, pendidikan bisa tembus perguruan tinggi, dan punya fisik yang sempurna layaknya kamu jadi perempuan. "
" Alhamdulillah..makasih Pap. Oya, apa kalo kita dibenci orang kita juga patut buat bersyukur??kan gak adil ! Kita dapat kebencian orang, tapi kita masa harus terus bersyukur?? "
" Alhamdulillah.. ALLAH sayang sama kamu, Nak! Biar orang yang membencimu menghapus dosa-dosa kecilmu. Jangan pernah membenci mereka, meski mereka sangat benci sama kamu. Hati kamu boleh mendung seperti awan, tapi kamu harus tetap cerah di hadapan Papap, karena itu salah satu alasan kenapa Papap wajib untuk bersyukur. "
" Daddy I Love You So Much.. ALLAH bless u.. :) "
***
CERITA 1 SELESAI.
CERITA 2 (Tentang Pembicaraan Kematian
5x4 = 20 (Kejadian tanggal 5 - bulan 4 - pukul 20.20)
( BASED ON TRUE STORY )
Pulang menunaikan kewajiban sebagai mahasiswa, kondisi badan menunjukkan kondisi yang kurang mendukung untuk tetap semangat. Akupun memilih untuk tertidur, karena merasa kurang tidur sejak long weekend kemarin. Setelah sebelumnya aku menulis 20 resolusi untuk usiaku yang masuk kepala 2 esok hari. Titik. Aku simpan balpoint dan kertas di meja belajar, lalu bergegas tidur tanpa melepas seragam bawah saya.
Terlihat Papa menggunakan jubah putih dan kopiahnya membangunkan tidur dengan suara pelan disudut pintu kamarku.
"Sholat!"
Akupun terbangun lantas mengambil air wudhu dan mengenakan mukena. Aku melihat jam dinding kamarku menunjukkan pukul tiga sore.
"Aku harus sholat apa??keduanya empat rakaat. Dzuhur sudah. Asharpun belum masuk."
Kebingungan aku terdiam diatas sajadah merahku, sesekali melihat kembali ke arah jam dinding, dan *beep2x* ponselku berbunyi.
"Anne.. kamu bisa ke kantor? kita lagi casting buat program baru, tapi gak ada yang cocok. Kayaknya kamu cocok bawain acaranya. Besok kita taping. Ditunggu jam 1siang di studio tiga ya. (Idan)"
Aku tersenyum membaca pesan singkat yang datang dari produser tempat kerjaku dulu. Wow! Akhirnya, tawaran presenter itu datang lagi. terima kasih Tuhan. Belum kesenangan itu selesai, datang satu pesan lagi dari Dadan (teman kampusku sekaligus owner travel tempat kerja freelanceku sekarang)
"Neu..bantu saya sekarang di kantor. Saya diserang orang yang butuh jasa travel kita. Bulan sekarang kita kebanjiran order paket tour sampai tiga bulan ke depan. Tolong datang secepatnya. Saya butuh bantuan kamu sekarang. Thx."
Subhanallah..hatiku bertasbih, bibirku kembali tersenyum. Akhirnya travel baru aku dan teman-temanku kebanjiran orderan. Terima kasih ALLAH.
>>>>>
Dalam perjalanan menuju kantor travel, aku hampir tertabrak Camry saat hendak menyebrang untuk menunggu angkot kearah kantor travel.
Aku melihat Camry itu merapat, pintu kemudi terbuka, dan tuannya menghampiriku dengan stelan kemeja salur biru muda dan dasi biru tua, rambut mohawk, dan tinggi sekitar 170cm. Kelihatannya usianya lima tahun lebih tua dariku.
"Maaf, kamu tidak apa-apa?"
Wah! Lelaki tampan itu mengkhawatirkanku. Mungkin dia fikir, aku telah tertabrak olehnya, padahal???
"Gak apa-apa kok, mas."
Aku tersenyum malu, tak berani melihat matanya yang sedari tadi melihat kearahku.
Tetap merasa berdosa, lelaki yang ternyata bernama Osvaldo itu mengantarkan kemana aku akan pergi. Disitulah aku mengenalnya. Ternyata dia anak komisaris kantor papaku yang bekerja sebagai Marketing Manajer di salah satu hotel bintang lima di daerah Bandung.
WAW ! ! ! Camry hitamnya sudah sampai didepan kantor travelku, pembicaraan terhenti, dan tuan tampanpun tersenyum kembali, lalu pergi.
>>>>>>
Di dalam kantor, aku sudah diseret oleh Dadan untuk segera masuk dan membantu menangani klien yang masih menunggu pelayanan travel kami, sementara teman-teman kantor lainnya sibuk dengan layanan by:phone mereka.
Dalam hati, aku berkata "aku akan segera membeli macbook dengan uangku sendiri, kalau begini caranya. Thanks GOD! Kali ini kita untung besar!"
>>>>>>>
Stasiun TV Lokal Bandung dipenuhi banyak orang dengan berbagai macam dandanan dan style mereka masing-masing. Tidak aneh, dari kemarin kata Om Idan kan disini sedang ada casting untuk presenter beberapa program baru mereka. Tanpa fikir panjang, akupun langsung menaiki anak demi anak tangga menuju studio tiga untuk taping program baru. Semua berjalan lancar meski harus mengalami beberapa re-take untuk hasil yang memuaskan dalam tayangan perdananya.
Seusai taping, saya melihat Ki Daus sedang duduk di kursi ruang editing bersama seorang laki-laki seumuran Om Idan. Karena lama tidak bertemu, sayapun menghampiri Ki Daus dan menyapanya. Oh! ternyata laki-laki itu adalah Joko Anwar (seorang sutradara kawakan nasional). Yang membuat aku heran, ternyata Joko Anwar telah mengetahui siapa aku. Hmmmmm.. Ki Daus rupanya banyak cerita tentangku kepada dia.
"Beruntung sekali saya bertemu dengan kamu. Kapan kita bisa bicara??"
Aku heran dengan apa yang sedang Joko Anwar bicarakan.
"Maaf, bicara apa ya??"
Panjang lebar dia menjelaskan sesuatu yang membuat mataku terus melotot menganga tak percaya. Ya Tuhan ! tampar pipiku ! ! ! ! Apa benar apa yang aku dengar?? Dia menarawiku peran dalam proyek film barunya yang melibatkan Dian Sastrowardoyo juga??? Unbelievable !
Saking senangnya, aku sampai jingkrak-jingkrak dan berteriak hingga Papa membuka pintu kamarku dengan panik dan...mataku terbuka...
"Bangun! Beliin Listerin ke mini market ya!"
Dengan malas kerana merasa belum menemukan nyawa, akupun terbangun. Masih berharap yang baru aku alami semua itu BUKAN hanya mimpi. Hingga ku nyalakan matic untuk aku keluarkan dari gerasi dalam rumah.
Subhanallah ! ! ! Tidak menyesal aku tengadah melihat langit. Panggung teaternya sudah ramai oleh bintang sisa hujan besar tadi. Berharap dapat memetiknya untuk mewujudkan satu mimpi utamaku yang belum sempat aku lihat adegannya dalam tidur tadi.
"YA ALLAH.. jika ke lima mimpi itu hanya hidup dalam mimpi siang bolong yang membuatku empat kali lipat lebih "excited" dari teriakanku tadi. Tolong wujudkan satu mimpi utamaku yang belum sempat terrekam dalam mimpiku tadi, esok ketika tepat usiaku berkurang menjadi kepala dua. Amien."
THE END
***
05 April 2010 pukul 20.20.
Fadjar Raya-Cimahi
Pulang menunaikan kewajiban sebagai mahasiswa, kondisi badan menunjukkan kondisi yang kurang mendukung untuk tetap semangat. Akupun memilih untuk tertidur, karena merasa kurang tidur sejak long weekend kemarin. Setelah sebelumnya aku menulis 20 resolusi untuk usiaku yang masuk kepala 2 esok hari. Titik. Aku simpan balpoint dan kertas di meja belajar, lalu bergegas tidur tanpa melepas seragam bawah saya.
Terlihat Papa menggunakan jubah putih dan kopiahnya membangunkan tidur dengan suara pelan disudut pintu kamarku.
"Sholat!"
Akupun terbangun lantas mengambil air wudhu dan mengenakan mukena. Aku melihat jam dinding kamarku menunjukkan pukul tiga sore.
"Aku harus sholat apa??keduanya empat rakaat. Dzuhur sudah. Asharpun belum masuk."
Kebingungan aku terdiam diatas sajadah merahku, sesekali melihat kembali ke arah jam dinding, dan *beep2x* ponselku berbunyi.
"Anne.. kamu bisa ke kantor? kita lagi casting buat program baru, tapi gak ada yang cocok. Kayaknya kamu cocok bawain acaranya. Besok kita taping. Ditunggu jam 1siang di studio tiga ya. (Idan)"
Aku tersenyum membaca pesan singkat yang datang dari produser tempat kerjaku dulu. Wow! Akhirnya, tawaran presenter itu datang lagi. terima kasih Tuhan. Belum kesenangan itu selesai, datang satu pesan lagi dari Dadan (teman kampusku sekaligus owner travel tempat kerja freelanceku sekarang)
"Neu..bantu saya sekarang di kantor. Saya diserang orang yang butuh jasa travel kita. Bulan sekarang kita kebanjiran order paket tour sampai tiga bulan ke depan. Tolong datang secepatnya. Saya butuh bantuan kamu sekarang. Thx."
Subhanallah..hatiku bertasbih, bibirku kembali tersenyum. Akhirnya travel baru aku dan teman-temanku kebanjiran orderan. Terima kasih ALLAH.
>>>>>
Dalam perjalanan menuju kantor travel, aku hampir tertabrak Camry saat hendak menyebrang untuk menunggu angkot kearah kantor travel.
Aku melihat Camry itu merapat, pintu kemudi terbuka, dan tuannya menghampiriku dengan stelan kemeja salur biru muda dan dasi biru tua, rambut mohawk, dan tinggi sekitar 170cm. Kelihatannya usianya lima tahun lebih tua dariku.
"Maaf, kamu tidak apa-apa?"
Wah! Lelaki tampan itu mengkhawatirkanku. Mungkin dia fikir, aku telah tertabrak olehnya, padahal???
"Gak apa-apa kok, mas."
Aku tersenyum malu, tak berani melihat matanya yang sedari tadi melihat kearahku.
Tetap merasa berdosa, lelaki yang ternyata bernama Osvaldo itu mengantarkan kemana aku akan pergi. Disitulah aku mengenalnya. Ternyata dia anak komisaris kantor papaku yang bekerja sebagai Marketing Manajer di salah satu hotel bintang lima di daerah Bandung.
WAW ! ! ! Camry hitamnya sudah sampai didepan kantor travelku, pembicaraan terhenti, dan tuan tampanpun tersenyum kembali, lalu pergi.
>>>>>>
Di dalam kantor, aku sudah diseret oleh Dadan untuk segera masuk dan membantu menangani klien yang masih menunggu pelayanan travel kami, sementara teman-teman kantor lainnya sibuk dengan layanan by:phone mereka.
Dalam hati, aku berkata "aku akan segera membeli macbook dengan uangku sendiri, kalau begini caranya. Thanks GOD! Kali ini kita untung besar!"
>>>>>>>
Stasiun TV Lokal Bandung dipenuhi banyak orang dengan berbagai macam dandanan dan style mereka masing-masing. Tidak aneh, dari kemarin kata Om Idan kan disini sedang ada casting untuk presenter beberapa program baru mereka. Tanpa fikir panjang, akupun langsung menaiki anak demi anak tangga menuju studio tiga untuk taping program baru. Semua berjalan lancar meski harus mengalami beberapa re-take untuk hasil yang memuaskan dalam tayangan perdananya.
Seusai taping, saya melihat Ki Daus sedang duduk di kursi ruang editing bersama seorang laki-laki seumuran Om Idan. Karena lama tidak bertemu, sayapun menghampiri Ki Daus dan menyapanya. Oh! ternyata laki-laki itu adalah Joko Anwar (seorang sutradara kawakan nasional). Yang membuat aku heran, ternyata Joko Anwar telah mengetahui siapa aku. Hmmmmm.. Ki Daus rupanya banyak cerita tentangku kepada dia.
"Beruntung sekali saya bertemu dengan kamu. Kapan kita bisa bicara??"
Aku heran dengan apa yang sedang Joko Anwar bicarakan.
"Maaf, bicara apa ya??"
Panjang lebar dia menjelaskan sesuatu yang membuat mataku terus melotot menganga tak percaya. Ya Tuhan ! tampar pipiku ! ! ! ! Apa benar apa yang aku dengar?? Dia menarawiku peran dalam proyek film barunya yang melibatkan Dian Sastrowardoyo juga??? Unbelievable !
Saking senangnya, aku sampai jingkrak-jingkrak dan berteriak hingga Papa membuka pintu kamarku dengan panik dan...mataku terbuka...
"Bangun! Beliin Listerin ke mini market ya!"
Dengan malas kerana merasa belum menemukan nyawa, akupun terbangun. Masih berharap yang baru aku alami semua itu BUKAN hanya mimpi. Hingga ku nyalakan matic untuk aku keluarkan dari gerasi dalam rumah.
Subhanallah ! ! ! Tidak menyesal aku tengadah melihat langit. Panggung teaternya sudah ramai oleh bintang sisa hujan besar tadi. Berharap dapat memetiknya untuk mewujudkan satu mimpi utamaku yang belum sempat aku lihat adegannya dalam tidur tadi.
"YA ALLAH.. jika ke lima mimpi itu hanya hidup dalam mimpi siang bolong yang membuatku empat kali lipat lebih "excited" dari teriakanku tadi. Tolong wujudkan satu mimpi utamaku yang belum sempat terrekam dalam mimpiku tadi, esok ketika tepat usiaku berkurang menjadi kepala dua. Amien."
THE END
***
05 April 2010 pukul 20.20.
Fadjar Raya-Cimahi
FORBIDDEN VIRUS part akhir ( THE REAL STORY )
FORBIDDEN VIRUS part akhir
( THE REAL STORY )
By : Rianne
Cerita 2 ini saya untuk kembali menegur hati siapa saja yang merasa mempunyai kisah serupa atau hampir serupa dengan ini. Semoga kalian mendapat pesan moral yang saya sampaikan lewat tulisan ini.
Buat yang kurang mengerti dengan tokoh-tokoh yang ada di dalamnya, baca dulu yang part awalnya ya.
Selamat membaca. :)
Kisah ini saya dengar langsung dari "Jemima" saat kita dalam perjalanan pulang dari kampus. Siang itu, saat Jemima selesai menceritakan Putria yang diam-diam menyimpan hati pada Jemima, tak sadar Jemima menyinggung "Bella" teman SMA kami juga yang sudah ditularkan virus "ini" sejak kami kelas satu SMA kemarin.
Bella yang saya kenal sebagai wanita yang mendominasi feminim ini, mulanya baik-baik saja. Kecintaannya pada kaum pria, ia tunjukkan dengan jalinan kasihnya dengan seorang pria sepantar, namun berbeda sekolah dengan kami. Ya! Dia normal (dulu), hingga suatu ketika Jemima merasa tertarik pada Bella, dan mengungkapkan isi hatinya secara frontal dan pribadi. Secara langsung dan tak Bella sadar, Jemima telah menularkan "forbidden virus" pada Bella kala itu. Entah bagaimana percis ceritanya, yang saya tahu sekarang bahwa kala itu mereka membuat status "sepasang kekasih".
Ini kali pertama Bella mempunyai kekasih sesama jenis. Perasaannya terhadap lawan jenispun, kelamaan meluntur seiring dengan perasaannya yang mendominasi pada Jem. Ini terbukti ketika Jem tidak sengaja menitip salam kepada "Dinda" teman sekelas Bella. Bella terbakar api cemburu, namun masih dalam batas yang sangat wajar sebagai kekasih yang tak wajar itu.
Saat itu, Bella mulai merubah penampilannya menjadi wanita yang tomboy..
ya.. perlahan hingga melebihi gaya Jem, saat saya iseng memperhatikan.
Saat kelas tiga SMA dulu, saya sempat mampir ke tempat kost dia yang tak jauh dari tempat tinggal saya. Sekolahnya berantakan, hidupnya semraut, dan teman-temannya?? sudah bisa ditebak seperti apa.
Dia pernah bilang pada saya, kalau dia sekarang bergaul dengan orang-orang baru dalam hidupnya. Tempat nongkrongnya di mini market yang buka 24 jam di daerah kawasan pusat kota Bandung, sesekali nongkrong di salah satu Jang Food di mall setempat. Katanya sih, kalau malam disitulah "mereka" bersarang menebar "virus".
Suat hari, Bella datang ke rumah saya bersama teman "serupa" gaya dengannya untuk menawarkan DVD yang mereka jual. Sempat sayapun keliru, saya kira itu laki-laki, eh..gak tahunya "wanita jadi-jadian". Di rumah "wanita jadi-jadian" itulah saat itu, Bella tinggal.
Tempat tinggalnya dipenuhi banyak kekeliruan. Membuat saya beberapa kali harus tertipu dengan "kelamin mereka" yang tak lain serupa dengan saya.
Beberapa diantaranya memajang foto mesra mereka di dinding kamar 3mx5m itu. Saya hanya bisa geleng-geleng kepala dan beristigfar dalam hati berkali-kali dengan penglihatan saya kala itu.
Sejak saat itu, tidak pernah saya dengar kabar lagi mengenai Bella hingga akhirnya Facebook mempertemukan kami lagi.
Lagi-lagi saya keliru dan semakin keliru. Ya ALLAH ! ! ! itu laki-laki atau perempuan?? Saya perhatikan baik-baik ternyata itu Bella teman SMAku dulu yang pertama kali saya kenal sebagai orang layaknya kodrat yang ALLAH berikan untuk dia, tidak menyerupai "siluman jadi-jadian" seperti ini.
Karena penasaran, sayapun iseng melihat foto yang ada di album Facebook dia, dan WOW ! ! ! ! banyak sekali foto mesra dia bersama seorang wanita yang terpampang lepas dan bebas di jejaring sosial ini.. (unbelievable!), memang setelahnya saya bisa simpulkan bahwa virus yang dulu Jemima tularkan ke dia sudah menyandang predikat "AKUT" atau mungkin "stadium akhir".
Kabar terakhir saya dengar dari Jemima saat kami pulang kuliah beberapa hari yang lalu, ternyata wanita yang berfoto mesra itu adalah kekasih Bey yang sudah dia pacari dari tahun lalu. Sebut saja "Tante Jenifer", yang tak lain adalah atasan Bey di restoran tempat kerjanya di pulau Nyepi tersebut. Bey bercerita pada Jem saat Jem mampir ke kostannya yang di Bandung bersama Putria beberapa pekan yang lalu. Disitu Bey membuka identitas "sang pacar" kepada Jem secara pribadi, berdua saja.
Tante Jenifer yang merupakan owner yang merangkap sebagai manajer Bey itu, ternyata tertarik pada Bey yang saat itu berstatus LAJANG, karena sama-sama butuh (butuh kebutuhan biologis dan butuh kebutuhan material) akhirnya Bey menerima cinta Tante Jenifer yang membantu segala kebutuhan yang Bey butuhkan selama mereka pacaran hingga SEKARANG!
Dengar-dengar sih, Tente Jenifer mempunyai tiga orang anak. Ketiganya masih sangat kecil-kecil dan diurus oleh Ibu Tante Jenifer hingga sekarang. Sedang ibu dari anak-anaknya??hmmmmmm sedang menikmati indahnya duniawi bersama "rekan biologisnya" yang jauh lebih muda dan "sama" bentuknya.
Sejauh ini, menurut Jem mereka sudah hidup layaknya pasangan suami istri pada hakekatnya. Mengatur hidup berdua dalam satu atap, melakukan "hubungan suami istri" sesuai undangan nafsu birahi hingga tak kenal malu berbagi jepretan demi jepretan gambar dalam situs jejaring sosial Facebook. Ya..Namun saya sedikit bingung saja..mana istri??mana suami??mana yang memberi nafkah?? mana yang melayani??Itu urusan mereka.
Dariku, satu saja.. semoga mereka disadarkan Tuhan mereka, betapa dekatnya kiamat akan datang. Semoga yang merasa dapat merubah haluan jalannya kembali lurus sesuai kodrat mereka masing-masing.
*pesan moral yang saya ambil disini adalah*
selama masih ada lawan jenis yang mau dengan kita, kenapa harus dengan yang sesama jenis??,
selama kita sadar "itu" salah, apa salahnya kita mengingatkan pada "mereka'meraka" kalau itu salah dan menyalahi kodrat mereka.
kita doakan saja, semoga "mereka-mereka" siapapun itu yang mempunyai cerita serupa, dapat diluruskan kembali jalannya, disadarkan dan diampuni dosa-dosanya.Amien.
(sebetulnya, setelah saya posting yang part awal..cerita2 serupa datang lagi pada saya, tapi saya tidak akan mempublish lebih banyak lagi untuk menjaga ke-privacy-an orang-orang tersebut).
thx udah baca :)
cerita ini, selesai.
( THE REAL STORY )
By : Rianne
Cerita 2 ini saya untuk kembali menegur hati siapa saja yang merasa mempunyai kisah serupa atau hampir serupa dengan ini. Semoga kalian mendapat pesan moral yang saya sampaikan lewat tulisan ini.
Buat yang kurang mengerti dengan tokoh-tokoh yang ada di dalamnya, baca dulu yang part awalnya ya.
Selamat membaca. :)
Kisah ini saya dengar langsung dari "Jemima" saat kita dalam perjalanan pulang dari kampus. Siang itu, saat Jemima selesai menceritakan Putria yang diam-diam menyimpan hati pada Jemima, tak sadar Jemima menyinggung "Bella" teman SMA kami juga yang sudah ditularkan virus "ini" sejak kami kelas satu SMA kemarin.
Bella yang saya kenal sebagai wanita yang mendominasi feminim ini, mulanya baik-baik saja. Kecintaannya pada kaum pria, ia tunjukkan dengan jalinan kasihnya dengan seorang pria sepantar, namun berbeda sekolah dengan kami. Ya! Dia normal (dulu), hingga suatu ketika Jemima merasa tertarik pada Bella, dan mengungkapkan isi hatinya secara frontal dan pribadi. Secara langsung dan tak Bella sadar, Jemima telah menularkan "forbidden virus" pada Bella kala itu. Entah bagaimana percis ceritanya, yang saya tahu sekarang bahwa kala itu mereka membuat status "sepasang kekasih".
Ini kali pertama Bella mempunyai kekasih sesama jenis. Perasaannya terhadap lawan jenispun, kelamaan meluntur seiring dengan perasaannya yang mendominasi pada Jem. Ini terbukti ketika Jem tidak sengaja menitip salam kepada "Dinda" teman sekelas Bella. Bella terbakar api cemburu, namun masih dalam batas yang sangat wajar sebagai kekasih yang tak wajar itu.
Saat itu, Bella mulai merubah penampilannya menjadi wanita yang tomboy..
ya.. perlahan hingga melebihi gaya Jem, saat saya iseng memperhatikan.
Saat kelas tiga SMA dulu, saya sempat mampir ke tempat kost dia yang tak jauh dari tempat tinggal saya. Sekolahnya berantakan, hidupnya semraut, dan teman-temannya?? sudah bisa ditebak seperti apa.
Dia pernah bilang pada saya, kalau dia sekarang bergaul dengan orang-orang baru dalam hidupnya. Tempat nongkrongnya di mini market yang buka 24 jam di daerah kawasan pusat kota Bandung, sesekali nongkrong di salah satu Jang Food di mall setempat. Katanya sih, kalau malam disitulah "mereka" bersarang menebar "virus".
Suat hari, Bella datang ke rumah saya bersama teman "serupa" gaya dengannya untuk menawarkan DVD yang mereka jual. Sempat sayapun keliru, saya kira itu laki-laki, eh..gak tahunya "wanita jadi-jadian". Di rumah "wanita jadi-jadian" itulah saat itu, Bella tinggal.
Tempat tinggalnya dipenuhi banyak kekeliruan. Membuat saya beberapa kali harus tertipu dengan "kelamin mereka" yang tak lain serupa dengan saya.
Beberapa diantaranya memajang foto mesra mereka di dinding kamar 3mx5m itu. Saya hanya bisa geleng-geleng kepala dan beristigfar dalam hati berkali-kali dengan penglihatan saya kala itu.
Sejak saat itu, tidak pernah saya dengar kabar lagi mengenai Bella hingga akhirnya Facebook mempertemukan kami lagi.
Lagi-lagi saya keliru dan semakin keliru. Ya ALLAH ! ! ! itu laki-laki atau perempuan?? Saya perhatikan baik-baik ternyata itu Bella teman SMAku dulu yang pertama kali saya kenal sebagai orang layaknya kodrat yang ALLAH berikan untuk dia, tidak menyerupai "siluman jadi-jadian" seperti ini.
Karena penasaran, sayapun iseng melihat foto yang ada di album Facebook dia, dan WOW ! ! ! ! banyak sekali foto mesra dia bersama seorang wanita yang terpampang lepas dan bebas di jejaring sosial ini.. (unbelievable!), memang setelahnya saya bisa simpulkan bahwa virus yang dulu Jemima tularkan ke dia sudah menyandang predikat "AKUT" atau mungkin "stadium akhir".
Kabar terakhir saya dengar dari Jemima saat kami pulang kuliah beberapa hari yang lalu, ternyata wanita yang berfoto mesra itu adalah kekasih Bey yang sudah dia pacari dari tahun lalu. Sebut saja "Tante Jenifer", yang tak lain adalah atasan Bey di restoran tempat kerjanya di pulau Nyepi tersebut. Bey bercerita pada Jem saat Jem mampir ke kostannya yang di Bandung bersama Putria beberapa pekan yang lalu. Disitu Bey membuka identitas "sang pacar" kepada Jem secara pribadi, berdua saja.
Tante Jenifer yang merupakan owner yang merangkap sebagai manajer Bey itu, ternyata tertarik pada Bey yang saat itu berstatus LAJANG, karena sama-sama butuh (butuh kebutuhan biologis dan butuh kebutuhan material) akhirnya Bey menerima cinta Tante Jenifer yang membantu segala kebutuhan yang Bey butuhkan selama mereka pacaran hingga SEKARANG!
Dengar-dengar sih, Tente Jenifer mempunyai tiga orang anak. Ketiganya masih sangat kecil-kecil dan diurus oleh Ibu Tante Jenifer hingga sekarang. Sedang ibu dari anak-anaknya??hmmmmmm sedang menikmati indahnya duniawi bersama "rekan biologisnya" yang jauh lebih muda dan "sama" bentuknya.
Sejauh ini, menurut Jem mereka sudah hidup layaknya pasangan suami istri pada hakekatnya. Mengatur hidup berdua dalam satu atap, melakukan "hubungan suami istri" sesuai undangan nafsu birahi hingga tak kenal malu berbagi jepretan demi jepretan gambar dalam situs jejaring sosial Facebook. Ya..Namun saya sedikit bingung saja..mana istri??mana suami??mana yang memberi nafkah?? mana yang melayani??Itu urusan mereka.
Dariku, satu saja.. semoga mereka disadarkan Tuhan mereka, betapa dekatnya kiamat akan datang. Semoga yang merasa dapat merubah haluan jalannya kembali lurus sesuai kodrat mereka masing-masing.
*pesan moral yang saya ambil disini adalah*
selama masih ada lawan jenis yang mau dengan kita, kenapa harus dengan yang sesama jenis??,
selama kita sadar "itu" salah, apa salahnya kita mengingatkan pada "mereka'meraka" kalau itu salah dan menyalahi kodrat mereka.
kita doakan saja, semoga "mereka-mereka" siapapun itu yang mempunyai cerita serupa, dapat diluruskan kembali jalannya, disadarkan dan diampuni dosa-dosanya.Amien.
(sebetulnya, setelah saya posting yang part awal..cerita2 serupa datang lagi pada saya, tapi saya tidak akan mempublish lebih banyak lagi untuk menjaga ke-privacy-an orang-orang tersebut).
thx udah baca :)
cerita ini, selesai.
FORBIDDEN VIRUS ( THE REAL STORY )
FORBIDDEN VIRUS
( THE REAL STORY )
By : Rianne
Ini cerita teman saya yang sempat terkena virus mencintai "sesama jenis" yang tidak sengaja ditularkan teman mereka dulu. Sejauh ini sudah ada dua orang yang mengaku sudah tertular virus "ini" sejak mereka duduk dibangku sekolah menengah dulu. Sebut saja Jemima, dan Bella. Keduanya akan saya ceritakan satu persatu dari masing-masing kisah yang mereka ceritakan beberapa waktu lalu pada saya secara pribadi.
***
Cerita 1 (Jemima)
Jem ! Begitu teman-teman sering memanggil dia sejak sekolah menengah pertama dulu. Kami berkawan sudah sejak kami SMA dulu. Kami berbeda kelas hingga kami lulus menengah atas kemarin, namun kami menjadi teman dekat hingga sekarang. Jemima memiliki ciri fisik sebagai wanita cuek, tomboy, namun cantik juga jika sudah didandani, rambutnya gaya harajuku seperti Kevin Aprilio.
Beberapa hari yang lalu, kami bertemu karena ada urusan yang perlu bicarakan mengenai masalah dia akhir-akhir ini, hingga akhirnya dia menceritakan sesuatu pada saya saat dalam perjalanan pulang dari kampus kami, menggunakan sepeda motor miliknya.
Jem bercerita bahwa dia memiliki teman baru di kampusnya, sebut saja Putria. Jem merasa hanya Putria yang bisa menerimanya dilingkungan yang bertolak belakang dengan inginnya itu. Jem mengenal Putria merupakan gadis yang sangat baik dalam memperlakukan Jem selama mereka berteman di kampus. Mulai dari tugas kuliah sampai segala sesuatu yang Jem butuhkan, selalu Putria kerjakan dan berikan tanpa pamrih sedikitpun (padahal Jem tidak pernah memintanya sama sekali).
Suatu ketika Jem membawa Putria ke rumahnya, mengenalkan Putria pada teman dekat di rumahnya yang mayoritas laki-laki.
Hingga suatu hari, ketika salah satu teman rumah Jem menitip salam pada Putria, Jem melihat Putria sangat tidak respect menanggapi salam yang teman Jem titipkan untuknya itu, keanehan satu muncul (mungkin dia sudah punya pacar, atau memang tidak suka kepada teman rumah Jem yang menitip salam itu).
Keanehan lainnya semakin muncul ketika Jem mencoba bercerita mengenai pacarnya, sebut saja ( Ari ) pada Putria. Jem bercerita semua masalah yang sedang menimpanya dengan Ari, Jem juga menceritakan betapa dia sangat sayang pada Ari yang sudah ia pacari sejak oktober tahun lalu itu, namun Jem melihat Putria malas-malasan menanggapi semua cerita yang Jem lontarkan. Jem tidak berani bertanya "kenapa??" pada Putria, karena takut dia tersinggung dengan pertanyaan singkatnya itu.
Beberapa waktu lalu, Jem berinisiatif untuk mencari tahu tentang suatu kebenaran yang salah mengenai Putria melalui teman rumahnya yang sempat menitip salam untuk Putria. Dengan wajah tanpa dosa dan malu sedikitpun, Putria mengakui kalau selama ini dia menyimpan perasaan pada Jem. Bukan sebagai teman dekat, namun lebih dari itu.
Setelah mengetahui hal itu dari teman rumahnya, akhirnya Jem mencoba berbicara mengenai "ini" dengan Putria empat mata. Putria menjawab kalau dia akan menunggu hubungan normal Jem dengan Ari putus suatu saat nanti, dan menjemput Putria sebagai pengganti kekasihnya. (WOW??!!)
Awalnya, Putria tidak tahu kalau Jem dulunya sempat "belok" seperti dia, memacari teman satu sekolah yang kini telah mengidap virus tertular "itu" hingga akut dan sulit untuk sembuh. Namun mengetahui dahulu Jem seperti apa ceritanya, Putria menjadi semakin bersemangat untuk terus menunggu hubungan Jem berakhir dengan kekasihnya suatu saat nanti. Sedangkan, Jem?? dia mengakui satu hal kepada saya kemarin, bahwa dia sudah merasa sembuh dari virus yang sempat ditularkan teman SMPnya dulu melalui ciuman yang hinggap di pipi Jem saat itu. (Wow?? hanya karena ciuman di pipi saja, virusnya menyebar hingga beberapa tahun ke depan).
Kini, Jem memberi jarak pada Putria agar ia dapat membatasi perasaannya terhadap Jem selama kurun waktu tiga tahun ke depan selama mereka masih bersama-sama dalam satu kampus.
Lalu?? apa kabar teman SMA kami Bella yang sudah tertular "virus" oleh Jem hingga akut saat ini?? dengar-dengar "virus" yang dia idap sudah memasuki stadium empat akhir. Kisahnya JAUH lebih ekstrim dari Jem, hingga melibatkan "hubungan intim" dengan kekasihnya yang sekarang.
( THE REAL STORY )
By : Rianne
Ini cerita teman saya yang sempat terkena virus mencintai "sesama jenis" yang tidak sengaja ditularkan teman mereka dulu. Sejauh ini sudah ada dua orang yang mengaku sudah tertular virus "ini" sejak mereka duduk dibangku sekolah menengah dulu. Sebut saja Jemima, dan Bella. Keduanya akan saya ceritakan satu persatu dari masing-masing kisah yang mereka ceritakan beberapa waktu lalu pada saya secara pribadi.
***
Cerita 1 (Jemima)
Jem ! Begitu teman-teman sering memanggil dia sejak sekolah menengah pertama dulu. Kami berkawan sudah sejak kami SMA dulu. Kami berbeda kelas hingga kami lulus menengah atas kemarin, namun kami menjadi teman dekat hingga sekarang. Jemima memiliki ciri fisik sebagai wanita cuek, tomboy, namun cantik juga jika sudah didandani, rambutnya gaya harajuku seperti Kevin Aprilio.
Beberapa hari yang lalu, kami bertemu karena ada urusan yang perlu bicarakan mengenai masalah dia akhir-akhir ini, hingga akhirnya dia menceritakan sesuatu pada saya saat dalam perjalanan pulang dari kampus kami, menggunakan sepeda motor miliknya.
Jem bercerita bahwa dia memiliki teman baru di kampusnya, sebut saja Putria. Jem merasa hanya Putria yang bisa menerimanya dilingkungan yang bertolak belakang dengan inginnya itu. Jem mengenal Putria merupakan gadis yang sangat baik dalam memperlakukan Jem selama mereka berteman di kampus. Mulai dari tugas kuliah sampai segala sesuatu yang Jem butuhkan, selalu Putria kerjakan dan berikan tanpa pamrih sedikitpun (padahal Jem tidak pernah memintanya sama sekali).
Suatu ketika Jem membawa Putria ke rumahnya, mengenalkan Putria pada teman dekat di rumahnya yang mayoritas laki-laki.
Hingga suatu hari, ketika salah satu teman rumah Jem menitip salam pada Putria, Jem melihat Putria sangat tidak respect menanggapi salam yang teman Jem titipkan untuknya itu, keanehan satu muncul (mungkin dia sudah punya pacar, atau memang tidak suka kepada teman rumah Jem yang menitip salam itu).
Keanehan lainnya semakin muncul ketika Jem mencoba bercerita mengenai pacarnya, sebut saja ( Ari ) pada Putria. Jem bercerita semua masalah yang sedang menimpanya dengan Ari, Jem juga menceritakan betapa dia sangat sayang pada Ari yang sudah ia pacari sejak oktober tahun lalu itu, namun Jem melihat Putria malas-malasan menanggapi semua cerita yang Jem lontarkan. Jem tidak berani bertanya "kenapa??" pada Putria, karena takut dia tersinggung dengan pertanyaan singkatnya itu.
Beberapa waktu lalu, Jem berinisiatif untuk mencari tahu tentang suatu kebenaran yang salah mengenai Putria melalui teman rumahnya yang sempat menitip salam untuk Putria. Dengan wajah tanpa dosa dan malu sedikitpun, Putria mengakui kalau selama ini dia menyimpan perasaan pada Jem. Bukan sebagai teman dekat, namun lebih dari itu.
Setelah mengetahui hal itu dari teman rumahnya, akhirnya Jem mencoba berbicara mengenai "ini" dengan Putria empat mata. Putria menjawab kalau dia akan menunggu hubungan normal Jem dengan Ari putus suatu saat nanti, dan menjemput Putria sebagai pengganti kekasihnya. (WOW??!!)
Awalnya, Putria tidak tahu kalau Jem dulunya sempat "belok" seperti dia, memacari teman satu sekolah yang kini telah mengidap virus tertular "itu" hingga akut dan sulit untuk sembuh. Namun mengetahui dahulu Jem seperti apa ceritanya, Putria menjadi semakin bersemangat untuk terus menunggu hubungan Jem berakhir dengan kekasihnya suatu saat nanti. Sedangkan, Jem?? dia mengakui satu hal kepada saya kemarin, bahwa dia sudah merasa sembuh dari virus yang sempat ditularkan teman SMPnya dulu melalui ciuman yang hinggap di pipi Jem saat itu. (Wow?? hanya karena ciuman di pipi saja, virusnya menyebar hingga beberapa tahun ke depan).
Kini, Jem memberi jarak pada Putria agar ia dapat membatasi perasaannya terhadap Jem selama kurun waktu tiga tahun ke depan selama mereka masih bersama-sama dalam satu kampus.
Lalu?? apa kabar teman SMA kami Bella yang sudah tertular "virus" oleh Jem hingga akut saat ini?? dengar-dengar "virus" yang dia idap sudah memasuki stadium empat akhir. Kisahnya JAUH lebih ekstrim dari Jem, hingga melibatkan "hubungan intim" dengan kekasihnya yang sekarang.
MY LOVE IS NOT MY TRUE LOVE [part IV] PART AKHIR
MY LOVE IS NOT MY TRUE LOVE [part IV] PART AKHIR
By : Rianne
Part terakhir. Akhirnya beres juga. Thx buat semua inspirasi yang udah terlibat dalam cerita ini (Aurel, Justin, Jonathan, Abigail, Jana, Stela, Bunda, Ayah, dll). Thx buat yang udah baca dari part 1-4(terakhir ini).Thx untuk Dian Paramita yang telah memotivasi secara tidak langsung buat gue jadi terus menulis. Thx smuanya, dan slamat membaca. :)
>>>>>>>>
Paaakkkkk ! ! ! !
" Awwww ! ! Sakittt, Gail ! Sakit ! "
Aurel mengerang, mengeluh kesakitan saat Abigail menampar pipi kiri Aurel. Abigail mendapati Aurel melamun lagi, dan lagi.
" Lo kenapa lagi, Rel?? udah setengah sinting sering ngelamun sendiri.. kadang ketawa, uda gitu cemberut bahkan nangis lalu menjerit ! Lo kenapa?? cerita sama gue.. ceritaa ! ! ! "
Abigail memaksa Aurel buka suara, untuk menceritakan kondisinya akhir-akhir ini. Aurel marah! ia lantas pergi meninggalkan Abigail sambil memegang pipi kiri yang tadi ditampar Abigail.
" GUE SINTING, BUKAN URUSAN LO, TAI ! ! ! "
***
15 maret 2010
" apa kabar?? "
Aurel yang sedang berkutat dengan cerpen bersambungnya, dikagetkan dengan isi pesan yang berasal dari... JUSTIN !
"wuaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa ! ! ! ! !"
Seisi rumah kini dikagetkan oleh teriakan Aurel. Bunda Aurel yang sedang menerima telepon dari tantenya, sigap langsung pergi menuju kamar Aurel untuk melihat takut-takut terjadi sesuatu pada Aurel.
" Kenapa sih?? teriak-teriak ?? "
" Maaf Bunda.. Aurel cuma lagi seneng aja, karena dapet arisan di kampus..ni di sms temen..hehe. "
Terpaksa Aurel membohongi Bundanya, karena takut beliau marah kalau ternyata dia masih berhubungan dengan Justin.. ya.. maklum saja..Jonathan kan anak kesayangannya. -.-''''
Pintu kamar sengaja Aurel kunci karena takut seseorang masuk tanpa permisi lagi seperti Bundanya barusan.
Hati Aurel sulit ditebak. Terlalu banyak perasaan yang bercampur aduk saat ini. Senang, campur tak percaya, dengan dibumbui setengah "gila". STRES ! ! jingkrak-jingkrak di tempat tidur seperti bocah sekolah dasar yang baru menemukan kasur spring bed.
(Backsound- Love Love Love-Bibus)
Hey baby, whatcha doin’
I wanna know everything that you do
Coz baby I’m here thinkin’ of you
Wherever I go, it seems so lonely
I think about you the whole day thru
Coz baby I’m in love with you
Every time I see your smile
It makes me feel so peaceful
When I hear your earthy voice
I want u next to me
Maybe this is love, true true love
I’ve never been in love like this before
Now I’m sure that I’m in love with u>
"Balas..Jangan..Balas..Jangan..Balas..??
Apakah dia kangen aku?? Atau mungkin kontak batin itu memang ada?? Justin?? True Loveku?? Apa mungkin??"
Hati Aurel terus menebak-nebak dan bertanya. Terlalu banyak menimbang, hingga akhirnya bingung sendiri saat akan membalas pesan dari Justin.
Berkali-kali pesan balasan yang akan ia kirim, ia hapus kembali dan mengetiknya dengan kata lain, lalu menghapusnya, menggantinya dengan yang baru, menghapusnya, dan meng... Aaakkkkkkkkrrrrrrrggghhhh ! ! ! ! ! Bagaimana kata yang pas untuk membalas pesan Justin??
" Baik. Apa kabar kamu?? ”
Kelamaan, Aurelpun geram dan membalas sesuai dengan isi hati dia, seadanya. Namun ber jam-jam lamanya Aurel menunggu balasan, Justin tidak membalas lagi pesan Aurel.
Perasaannya semakin tidak karuan. Sempat terfikir dalam otaknya untuk menghubunginya, tapi??
sudahlah..mungkin dia salah mengirim pesan. Hatinya kembali tidak bergairah sama sekali.
***
Malam hari, seperti rutinitas Aurel meneruskan menulis cerpen bersambungnya agar cepat-cepat publish part endingnya. Sesekali ia melihat facebook untuk menunggu detik-detik pergantian tanggal menuju ulang tahun Dian Sastro.
<<<<<<<<
" Beib..kamu gak ke Jakarta?? rayain ulang tahunnya idola kamu?? besok kan dia ulang tahun tuh.."
Justin mengingatkanku malam itu. Dia tahu idolaku ulang tahun tanggal 16 Maret. (Terang saja dia tahu, sehari setelah Dian Sastro ulang tahun kan, ulang tahun dia,haha). Tapi, aku hanya menjawab "tidak tahun ini, mungkin suatu saat kalau 'dia' berkenan merayakannya bersamaku dan teman-teman yang lain.amien."
>>>>>>>>
" Malam ini, aku harus mengingatnya sendiri.. tanpa pesan kamu yang mengingatkannya. Selamat Ulang tahun Dian Sastro.. terima kasih True Love ku..tunggu aku esok di kotamu. "
***
16 Maret 2010
Perkuliahan boleh saja ikut merayakan nyepi, tapi kantor jasa seperti travel tidak ikut-ikutan meliburkan diri, apa lagi sedang tertimpa durian runtuh karena banyak pesanan paket sini situ akhir-akhir ini, masa saja harus ditolak mentah-mentah??
" Besok jam tujuh berangkat dari gerbang satu. Rombongan sudah saya beritahu untuk kumpul tiga puluh menit sebelum keberangkatan di tempat yang sudah ditentukan. Kamu bawa rombongan dengan saya berdua, Rel. Siap ya..? "
Aurel menganggukan kepala tanda setuju pada rekan kerjanya, lalu pergi ke ruangannya untuk kembali bekerja, agar cepat selesai lalu pulang untuk membeli sesuatu.
***
" Saya pesan molen yang largenya dua bungkus, sama brownies bakarnya satu bungkus, ya mba. "
Tak lama Aurel membayar di kasir, ia pun pulang membawa molen dan brownies Kartika Sari yang sempat ia pesan tadi untuk ia bawa esok saat ke "megapolitan".
<<<<<<<<<
" Molennya udah aku terima. Thanks banget ya, beib.. aku sayang kamu. "
***
17 Maret 2010
Pagi hari, ayah Aurel dalam mobil sudah mengklaksoninya agar ia bergegas menuju mobil untuk kemudian berangkat bersamanya. Ayahnya hendak pergi seperti biasa ke kantor yang searah dengan kampus Aurel, sementara Aurel melanjutkan perjalanan menggunakan angkutan umum. Hari itu ia tidak kuliah, namun membawa rombongan menuju “megapolitan”.
“ Bawa apa, Rel??buat siapa?? ”
“ Oh..molen,yah ! Buat teman yang pesan kemarin. Pergi ya, yah. “
<<<<<<<<
“ Slamat pagi, beib.. makasih ya ucapannya. Aku selalu berharap Doraemon membantu meminjamkan pintu ajaibnya ke kamu buat antar kamu ke sini..tapi sayang gak bisa.”
>>>>>>>>
“ Pintu bis akan mengantarkanku kesana untukmu, Justin. Tunggu saja ! Hari ini pasti kita bertemu !”. Gumamnya dalam hati dan..
“KIRI !”
Hampir saja gerbang kampusnya terlewat.
Dalam perjalanan, ia mencoba memberanikan diri untuk menghubungi Justin untuk memastikan bahwa hari itu mereka dapat bertemu di “megapolitan”. Justin menjawab telepon Aurel dengan ramah. Tidak membahas pesan yang kemarin dia kirim ke ponselnya, hanya membahas kedatangannya hari ini ke “megapolitan”, itu saja.
“ Baik, sampai ketemu nanti ya..”
***
Siang hari, “megapolitan” diguyur hujan sangat deras. Aurel bekerja dahulu sebelum sore mengantarkannya ke ‘Foodism’ untuk bertemu sapa dengan Justin.
“ Aku ke tempat temanku dulu, malam aku balik lagi kesini. Tunggu saja. “
Aurel meyakinkan temannya untuk menunggu dia malam sebelum mereka kembali ke Bandung.
Rasa campur aduk Aurel rasakan saat hendak mendekat menuju ‘Foodism’ yang sudah menanti pertemuan dia dengan Justin. Hatinya bergetar kencang sekali. Ia takut tak dapat mengeluarkan sepetah katapun saat berhadapan dengan Justin nanti. Seperti apa dia sekarang?? Hampir setahun tidak bertemu, dan…
“ A..a…apa kabar?? “. Aurel terbata-bata menyapa Justin yang sedang berdiri di meja yang sudah ia tempati sepuluh menit yang lalu.
“ Baik. Kamu?? “
“ Baik juga. Selamat ulang tahun. Ini kado untukmu. “
Aurel memberikan bungkusan kantong kresek putih “Kartika Sari” kepada Justin. Justin tersenyum menerimanya. Baginya hari ini merupakan pesta makanan favorite. Dua bungkus molen ukuran large yang masing-masing kotak berisi dua belas molen, dan satu bungkus brownies bakar yang cantik dengan taburan kenari dimana-mana.
Baru Aurel lihat senyuman Justin melebar sebentar, pandangannya kini tertuju kearah belakang badan Aurel, senyumnya tiba-tiba mengecil dan keningnya tiba-tiba mengkerut perlahan.
“ Ngapain kamu disini?? Sama… Justin. ”
Mata Aurel menganga, keningnyapun mengkerut melihat seorang laki-laki memegang pundak kirinya dari belakang dan berkata demikian.
“ Jo..Jonathan??!! Kamu ngapain disini?? “
Aurel nampak terbata-bata membalikkan pertanyaan kepada orang yang memegang pundak kirinya tadi yang ternyata adalah.. Jonathan.
“ Aku sedang bertemu dengan investor yang akan bekerjasama untuk pengembangan usahaku disini. Lalu kamu?? Mengapa ada Justin??! “
Kali ini Aurel melihat ada sedikit kekesalan dalam raut muka keduanya. Wajah mereka saling memandang sangar seperti bocah menengah atas yang akan siap sedia untuk tawuran.
“ Aku sedang membawa rombongan yang berwisata di kota ini, lalu aku mampir kesini untuk memberi dia kado ulang tahun yang jatuh hari ini, tidak ada maksud lain, Joe! “
Merasa salah tingkah, Aurel pergi begitu saja meninggalkan keduanya tanpa dosa sedikitpun, sampai kaki akhirnya mengantarkan dia keluar dengan lebatnya hujan yang saling keroyokan.
“ Aurel ! ! ! Tunggu ! ! ! Aku belum bicara ! ! ! Aureeel berhenti ! ! ! “
Terdengar teriakan lelaki yang sedari tadi mengejar Aurel hingga kini sampai semeter dibelakang dia. Aurel berhenti dan menuruti semua perkataan lelaki yang mengejarnya itu, tanpa membalikkan badannya sedikitpun.
“ Turunnya hujan akan menjadi saksi pembayaran hutangku, Aurel.. “
“ Hutang apa maksudmu?? “
Lelaki itu kini memegang pergelangan tangan kanan Aurel hingga ia berbalik badan dan berdiri berhadapan dengannya.
“ Aku belum ucapkan terima kasih kepadamu, Aurel. Terima kasih untuk kadonya. Terima kasih untuk kedatangannya. Terima kasih untuk semuanya. Aku terkesan oleh semuanya. Aku sungguh menunggu moment ini terjadi. Ini hutangku sedari dulu. Hutang ucapan terima kasih untuk kamu, dan kini aku telah membayarnya, dan kini juga hatiku sudah tenang akan hutangku dari beberapa bulan yang lalu. Aku belum sempat membalas syair Pramoedya Ananta Toer yang kamu baca untukku dirumahmu dulu, aku belum sempat menjelaskan mengapa aku marah ketika kamu khawatir yang akhirnya kamu memutuskan hubungan denganku. Aku belum cerita banyak tentang bathinku yang selalu menjerit memanggil namamu setiap detik aku hidup tanpamu. “
“ Aku mainkan jemariku, kaupun diam. Aku gusar, kaupun diam. Aku menjerit, kaupun diam. Aku meraung, kaupun diam. Aku tertawa, kaupun diam. Aku sendiri, karena kau diam. Akulah sepi, kaulah diam.(penggalan ‘Aku Datang Padamu’ dari Sutardji Calzoum Bachri). Mengapa dulu kau diam, Justin?? Mengapa kau pintar membuat aku menulis BAB kesimpulan yang begitu menyakitkan seperti sekarang?? Mengapa juga kau berfikir untuk membalas syair Pramoedya Ananta Toer itu?? Sekarang, jangan kau diam, Justin. Buat aku mengerti untuk akhir kesimpulan perasaanku nantinya. Katakan, Justin, katakan ! Ini berhubungan juga dengan ending cerpen yang sedang aku tulis sekarang. Jadi tolong katakan, sekarang ! “
“ Cinta itu kemunafikan akan hasrat. Tapi, cinta juga merupakan pengakuan sebuah nurani, dan nuraniku mengatakan.. Demi ALLAH Tuhanku, aku cinta kamu. (Kutipan puisi dariku sendiri). Itu yang ingin aku katakan saat batinku berkali-kali merasa terpanggil oleh hatimu. Aku diam bukan takut, aku diam bukan hanya ingin menjaga perasaanmu. Leukimiaku sudah memasuki stadium tiga akhir sekarang. Aku tidak mau kamu tahu kala itu. Demi Tuhan aku cinta kamu. “
Duaaaaarrrrrrr ! ! ! ! !
Petir menyambar begitu besar menemani dua insan yang sedang beradu cinta dalam lembutnya ciuman yang mereka padu sore itu. Sementara dari jauh, terlihat Jonathan bersama seorang wanita berambut panjang bergelombang menatap kecewa kearah mereka.
“ Aku selalu suka hujan. Dia bisa menyamarkan tangisanku, meski kamu masih bisa melihatnya. Sekarang aku yakin kamulah True Love ku. Panggilan batinku masih terasa olehmu. Aku cinta kamu, Justin. Tak peduli kamu akan mati cepat atau tidak. Aku tidak peduli.”
“ Aku selalu menangis kala batin sakit merasa dipanggil oleh hatimu, tapi Jonathan adalah cintamu. Jaga dia untukku karena aku sudah menjaga hati cinta orang lain dihatiku untuk terakhir kali di sisa hidupku. (Justin membuka makanan yang Aurel berikan, dan memakannya satu dengan basahnya air hujan yang ikut masuk ke dalam kerongkongannya). Tulis BAB kesimpulanmu semanis makanan ini, meski yang kau lihat sangat pahit. Terima kasih untuk cinta sejatimu. Biar batin tetap hidup hingga aku mati sekalipun. Aku akan tulis sebuah janji ini dengan Tuhan nanti.”
( Backsound-When You Love Someone—Endah&Rhesa )
< I love you but it’s not so easy to make you here with me
I wanna touch and hold you forever
But you’re still in my dream
And I can't stand to wait ‘till nite is coming to my life
But I still have a time to break a silence
When you love someone
just be brave to say that you want him to be with you
when you hold your love
don’t ever let it go
or you will loose your chance
to make your dreams come true...
I used to hide and watch you from a distance and i knew you realized
I was looking for a time to get closer at least to say... “hello”
And I can’t stand to wait your love is coming to my life
When you love someone
just be brave to say that you want him to be with you
when you hold your love
don’t ever let it go
or you will loose your chance
to make your dreams come true...
And I never thought that I’m so strong
I stuck on you and wait so long
but when love comes it can’t be wrong
Don’t ever give up just try and try to get what you want
Cause love will find the way....
When you love someone
just be brave to say that you want him to be with you
when you hold your love
don’t ever let it go
or you will loose your chance
to make your dreams come true...>
“ Peluk aku sekali lagi, setelah itu aku baru dapat pergi menghampiri cintaku.”
Duaaaaaaaarrrrrrrrrrrr ! ! ! ! !
Kini petir besar kedua mengiringi hangatnya pelukan yang mereka pekatkan. Hingga waktu memisahkan mereka menghampiri cintanya masing-masing.
“ Pergi.. jaga cintamu untukku. Aku pergi membawa batinku hingga mati membawaku untuk berjanji satu hal dengan Tuhan. “
Justin pergi bersama wanita yang ia sebut “cinta” nya itu, Aurelpun pergi bersama Jonathan kearah berlawanan. Hatinya berkata sesuatu ketika matanya menatap Jonathan sembari jalan..
“ Jonathan..you’re my love, but isn’t my true love..”
<<<<<<<<<
‘Foodism’ meja 2. Justin seorang diri menghampiri Aurel yang sedang duduk menikmati Coffee Late pesanannya. Dengan hangat Aurel menyambut kehadiran Justin yang menawarkan diri untuk bergabung bersamanya.
“ Hai.. gue Justin. Boleh gabung?? “
“ Hallo, Justin..gue Aurel. Oh..silakan dengan senang hati. “
( Backsound-Aku Sayang Kamu—Cola Float )
< Pertama kali.. ku berjumpa denganmu..
Mataku terpaku melihat sosok dirimu..
Sejak saat itu..ku tak bisa lupakanmu..
Kau yang pertama yang tlah menarik hatiku..
Tapi bayang-bayang lain..tlah merebut kau dariku..
Ku tak mengerti.. Mengapa semua ini terjadi..
Ku Kan slalu..menunggumu..tuk kembali pada diriku..
Setiap kata yang terucap ku hanya dapat bilang..
Aku sayang kamuuu…>
“megapolitan” 1 Oktober 2007
*THE END*
By : Rianne
Part terakhir. Akhirnya beres juga. Thx buat semua inspirasi yang udah terlibat dalam cerita ini (Aurel, Justin, Jonathan, Abigail, Jana, Stela, Bunda, Ayah, dll). Thx buat yang udah baca dari part 1-4(terakhir ini).Thx untuk Dian Paramita yang telah memotivasi secara tidak langsung buat gue jadi terus menulis. Thx smuanya, dan slamat membaca. :)
>>>>>>>>
Paaakkkkk ! ! ! !
" Awwww ! ! Sakittt, Gail ! Sakit ! "
Aurel mengerang, mengeluh kesakitan saat Abigail menampar pipi kiri Aurel. Abigail mendapati Aurel melamun lagi, dan lagi.
" Lo kenapa lagi, Rel?? udah setengah sinting sering ngelamun sendiri.. kadang ketawa, uda gitu cemberut bahkan nangis lalu menjerit ! Lo kenapa?? cerita sama gue.. ceritaa ! ! ! "
Abigail memaksa Aurel buka suara, untuk menceritakan kondisinya akhir-akhir ini. Aurel marah! ia lantas pergi meninggalkan Abigail sambil memegang pipi kiri yang tadi ditampar Abigail.
" GUE SINTING, BUKAN URUSAN LO, TAI ! ! ! "
***
15 maret 2010
" apa kabar?? "
Aurel yang sedang berkutat dengan cerpen bersambungnya, dikagetkan dengan isi pesan yang berasal dari... JUSTIN !
"wuaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa ! ! ! ! !"
Seisi rumah kini dikagetkan oleh teriakan Aurel. Bunda Aurel yang sedang menerima telepon dari tantenya, sigap langsung pergi menuju kamar Aurel untuk melihat takut-takut terjadi sesuatu pada Aurel.
" Kenapa sih?? teriak-teriak ?? "
" Maaf Bunda.. Aurel cuma lagi seneng aja, karena dapet arisan di kampus..ni di sms temen..hehe. "
Terpaksa Aurel membohongi Bundanya, karena takut beliau marah kalau ternyata dia masih berhubungan dengan Justin.. ya.. maklum saja..Jonathan kan anak kesayangannya. -.-''''
Pintu kamar sengaja Aurel kunci karena takut seseorang masuk tanpa permisi lagi seperti Bundanya barusan.
Hati Aurel sulit ditebak. Terlalu banyak perasaan yang bercampur aduk saat ini. Senang, campur tak percaya, dengan dibumbui setengah "gila". STRES ! ! jingkrak-jingkrak di tempat tidur seperti bocah sekolah dasar yang baru menemukan kasur spring bed.
(Backsound- Love Love Love-Bibus)
Hey baby, whatcha doin’
I wanna know everything that you do
Coz baby I’m here thinkin’ of you
Wherever I go, it seems so lonely
I think about you the whole day thru
Coz baby I’m in love with you
Every time I see your smile
It makes me feel so peaceful
When I hear your earthy voice
I want u next to me
Maybe this is love, true true love
I’ve never been in love like this before
Now I’m sure that I’m in love with u>
"Balas..Jangan..Balas..Jangan..Balas..??
Apakah dia kangen aku?? Atau mungkin kontak batin itu memang ada?? Justin?? True Loveku?? Apa mungkin??"
Hati Aurel terus menebak-nebak dan bertanya. Terlalu banyak menimbang, hingga akhirnya bingung sendiri saat akan membalas pesan dari Justin.
Berkali-kali pesan balasan yang akan ia kirim, ia hapus kembali dan mengetiknya dengan kata lain, lalu menghapusnya, menggantinya dengan yang baru, menghapusnya, dan meng... Aaakkkkkkkkrrrrrrrggghhhh ! ! ! ! ! Bagaimana kata yang pas untuk membalas pesan Justin??
" Baik. Apa kabar kamu?? ”
Kelamaan, Aurelpun geram dan membalas sesuai dengan isi hati dia, seadanya. Namun ber jam-jam lamanya Aurel menunggu balasan, Justin tidak membalas lagi pesan Aurel.
Perasaannya semakin tidak karuan. Sempat terfikir dalam otaknya untuk menghubunginya, tapi??
sudahlah..mungkin dia salah mengirim pesan. Hatinya kembali tidak bergairah sama sekali.
***
Malam hari, seperti rutinitas Aurel meneruskan menulis cerpen bersambungnya agar cepat-cepat publish part endingnya. Sesekali ia melihat facebook untuk menunggu detik-detik pergantian tanggal menuju ulang tahun Dian Sastro.
<<<<<<<<
" Beib..kamu gak ke Jakarta?? rayain ulang tahunnya idola kamu?? besok kan dia ulang tahun tuh.."
Justin mengingatkanku malam itu. Dia tahu idolaku ulang tahun tanggal 16 Maret. (Terang saja dia tahu, sehari setelah Dian Sastro ulang tahun kan, ulang tahun dia,haha). Tapi, aku hanya menjawab "tidak tahun ini, mungkin suatu saat kalau 'dia' berkenan merayakannya bersamaku dan teman-teman yang lain.amien."
>>>>>>>>
" Malam ini, aku harus mengingatnya sendiri.. tanpa pesan kamu yang mengingatkannya. Selamat Ulang tahun Dian Sastro.. terima kasih True Love ku..tunggu aku esok di kotamu. "
***
16 Maret 2010
Perkuliahan boleh saja ikut merayakan nyepi, tapi kantor jasa seperti travel tidak ikut-ikutan meliburkan diri, apa lagi sedang tertimpa durian runtuh karena banyak pesanan paket sini situ akhir-akhir ini, masa saja harus ditolak mentah-mentah??
" Besok jam tujuh berangkat dari gerbang satu. Rombongan sudah saya beritahu untuk kumpul tiga puluh menit sebelum keberangkatan di tempat yang sudah ditentukan. Kamu bawa rombongan dengan saya berdua, Rel. Siap ya..? "
Aurel menganggukan kepala tanda setuju pada rekan kerjanya, lalu pergi ke ruangannya untuk kembali bekerja, agar cepat selesai lalu pulang untuk membeli sesuatu.
***
" Saya pesan molen yang largenya dua bungkus, sama brownies bakarnya satu bungkus, ya mba. "
Tak lama Aurel membayar di kasir, ia pun pulang membawa molen dan brownies Kartika Sari yang sempat ia pesan tadi untuk ia bawa esok saat ke "megapolitan".
<<<<<<<<<
" Molennya udah aku terima. Thanks banget ya, beib.. aku sayang kamu. "
***
17 Maret 2010
Pagi hari, ayah Aurel dalam mobil sudah mengklaksoninya agar ia bergegas menuju mobil untuk kemudian berangkat bersamanya. Ayahnya hendak pergi seperti biasa ke kantor yang searah dengan kampus Aurel, sementara Aurel melanjutkan perjalanan menggunakan angkutan umum. Hari itu ia tidak kuliah, namun membawa rombongan menuju “megapolitan”.
“ Bawa apa, Rel??buat siapa?? ”
“ Oh..molen,yah ! Buat teman yang pesan kemarin. Pergi ya, yah. “
<<<<<<<<
“ Slamat pagi, beib.. makasih ya ucapannya. Aku selalu berharap Doraemon membantu meminjamkan pintu ajaibnya ke kamu buat antar kamu ke sini..tapi sayang gak bisa.”
>>>>>>>>
“ Pintu bis akan mengantarkanku kesana untukmu, Justin. Tunggu saja ! Hari ini pasti kita bertemu !”. Gumamnya dalam hati dan..
“KIRI !”
Hampir saja gerbang kampusnya terlewat.
Dalam perjalanan, ia mencoba memberanikan diri untuk menghubungi Justin untuk memastikan bahwa hari itu mereka dapat bertemu di “megapolitan”. Justin menjawab telepon Aurel dengan ramah. Tidak membahas pesan yang kemarin dia kirim ke ponselnya, hanya membahas kedatangannya hari ini ke “megapolitan”, itu saja.
“ Baik, sampai ketemu nanti ya..”
***
Siang hari, “megapolitan” diguyur hujan sangat deras. Aurel bekerja dahulu sebelum sore mengantarkannya ke ‘Foodism’ untuk bertemu sapa dengan Justin.
“ Aku ke tempat temanku dulu, malam aku balik lagi kesini. Tunggu saja. “
Aurel meyakinkan temannya untuk menunggu dia malam sebelum mereka kembali ke Bandung.
Rasa campur aduk Aurel rasakan saat hendak mendekat menuju ‘Foodism’ yang sudah menanti pertemuan dia dengan Justin. Hatinya bergetar kencang sekali. Ia takut tak dapat mengeluarkan sepetah katapun saat berhadapan dengan Justin nanti. Seperti apa dia sekarang?? Hampir setahun tidak bertemu, dan…
“ A..a…apa kabar?? “. Aurel terbata-bata menyapa Justin yang sedang berdiri di meja yang sudah ia tempati sepuluh menit yang lalu.
“ Baik. Kamu?? “
“ Baik juga. Selamat ulang tahun. Ini kado untukmu. “
Aurel memberikan bungkusan kantong kresek putih “Kartika Sari” kepada Justin. Justin tersenyum menerimanya. Baginya hari ini merupakan pesta makanan favorite. Dua bungkus molen ukuran large yang masing-masing kotak berisi dua belas molen, dan satu bungkus brownies bakar yang cantik dengan taburan kenari dimana-mana.
Baru Aurel lihat senyuman Justin melebar sebentar, pandangannya kini tertuju kearah belakang badan Aurel, senyumnya tiba-tiba mengecil dan keningnya tiba-tiba mengkerut perlahan.
“ Ngapain kamu disini?? Sama… Justin. ”
Mata Aurel menganga, keningnyapun mengkerut melihat seorang laki-laki memegang pundak kirinya dari belakang dan berkata demikian.
“ Jo..Jonathan??!! Kamu ngapain disini?? “
Aurel nampak terbata-bata membalikkan pertanyaan kepada orang yang memegang pundak kirinya tadi yang ternyata adalah.. Jonathan.
“ Aku sedang bertemu dengan investor yang akan bekerjasama untuk pengembangan usahaku disini. Lalu kamu?? Mengapa ada Justin??! “
Kali ini Aurel melihat ada sedikit kekesalan dalam raut muka keduanya. Wajah mereka saling memandang sangar seperti bocah menengah atas yang akan siap sedia untuk tawuran.
“ Aku sedang membawa rombongan yang berwisata di kota ini, lalu aku mampir kesini untuk memberi dia kado ulang tahun yang jatuh hari ini, tidak ada maksud lain, Joe! “
Merasa salah tingkah, Aurel pergi begitu saja meninggalkan keduanya tanpa dosa sedikitpun, sampai kaki akhirnya mengantarkan dia keluar dengan lebatnya hujan yang saling keroyokan.
“ Aurel ! ! ! Tunggu ! ! ! Aku belum bicara ! ! ! Aureeel berhenti ! ! ! “
Terdengar teriakan lelaki yang sedari tadi mengejar Aurel hingga kini sampai semeter dibelakang dia. Aurel berhenti dan menuruti semua perkataan lelaki yang mengejarnya itu, tanpa membalikkan badannya sedikitpun.
“ Turunnya hujan akan menjadi saksi pembayaran hutangku, Aurel.. “
“ Hutang apa maksudmu?? “
Lelaki itu kini memegang pergelangan tangan kanan Aurel hingga ia berbalik badan dan berdiri berhadapan dengannya.
“ Aku belum ucapkan terima kasih kepadamu, Aurel. Terima kasih untuk kadonya. Terima kasih untuk kedatangannya. Terima kasih untuk semuanya. Aku terkesan oleh semuanya. Aku sungguh menunggu moment ini terjadi. Ini hutangku sedari dulu. Hutang ucapan terima kasih untuk kamu, dan kini aku telah membayarnya, dan kini juga hatiku sudah tenang akan hutangku dari beberapa bulan yang lalu. Aku belum sempat membalas syair Pramoedya Ananta Toer yang kamu baca untukku dirumahmu dulu, aku belum sempat menjelaskan mengapa aku marah ketika kamu khawatir yang akhirnya kamu memutuskan hubungan denganku. Aku belum cerita banyak tentang bathinku yang selalu menjerit memanggil namamu setiap detik aku hidup tanpamu. “
“ Aku mainkan jemariku, kaupun diam. Aku gusar, kaupun diam. Aku menjerit, kaupun diam. Aku meraung, kaupun diam. Aku tertawa, kaupun diam. Aku sendiri, karena kau diam. Akulah sepi, kaulah diam.(penggalan ‘Aku Datang Padamu’ dari Sutardji Calzoum Bachri). Mengapa dulu kau diam, Justin?? Mengapa kau pintar membuat aku menulis BAB kesimpulan yang begitu menyakitkan seperti sekarang?? Mengapa juga kau berfikir untuk membalas syair Pramoedya Ananta Toer itu?? Sekarang, jangan kau diam, Justin. Buat aku mengerti untuk akhir kesimpulan perasaanku nantinya. Katakan, Justin, katakan ! Ini berhubungan juga dengan ending cerpen yang sedang aku tulis sekarang. Jadi tolong katakan, sekarang ! “
“ Cinta itu kemunafikan akan hasrat. Tapi, cinta juga merupakan pengakuan sebuah nurani, dan nuraniku mengatakan.. Demi ALLAH Tuhanku, aku cinta kamu. (Kutipan puisi dariku sendiri). Itu yang ingin aku katakan saat batinku berkali-kali merasa terpanggil oleh hatimu. Aku diam bukan takut, aku diam bukan hanya ingin menjaga perasaanmu. Leukimiaku sudah memasuki stadium tiga akhir sekarang. Aku tidak mau kamu tahu kala itu. Demi Tuhan aku cinta kamu. “
Duaaaaarrrrrrr ! ! ! ! !
Petir menyambar begitu besar menemani dua insan yang sedang beradu cinta dalam lembutnya ciuman yang mereka padu sore itu. Sementara dari jauh, terlihat Jonathan bersama seorang wanita berambut panjang bergelombang menatap kecewa kearah mereka.
“ Aku selalu suka hujan. Dia bisa menyamarkan tangisanku, meski kamu masih bisa melihatnya. Sekarang aku yakin kamulah True Love ku. Panggilan batinku masih terasa olehmu. Aku cinta kamu, Justin. Tak peduli kamu akan mati cepat atau tidak. Aku tidak peduli.”
“ Aku selalu menangis kala batin sakit merasa dipanggil oleh hatimu, tapi Jonathan adalah cintamu. Jaga dia untukku karena aku sudah menjaga hati cinta orang lain dihatiku untuk terakhir kali di sisa hidupku. (Justin membuka makanan yang Aurel berikan, dan memakannya satu dengan basahnya air hujan yang ikut masuk ke dalam kerongkongannya). Tulis BAB kesimpulanmu semanis makanan ini, meski yang kau lihat sangat pahit. Terima kasih untuk cinta sejatimu. Biar batin tetap hidup hingga aku mati sekalipun. Aku akan tulis sebuah janji ini dengan Tuhan nanti.”
( Backsound-When You Love Someone—Endah&Rhesa )
< I love you but it’s not so easy to make you here with me
I wanna touch and hold you forever
But you’re still in my dream
And I can't stand to wait ‘till nite is coming to my life
But I still have a time to break a silence
When you love someone
just be brave to say that you want him to be with you
when you hold your love
don’t ever let it go
or you will loose your chance
to make your dreams come true...
I used to hide and watch you from a distance and i knew you realized
I was looking for a time to get closer at least to say... “hello”
And I can’t stand to wait your love is coming to my life
When you love someone
just be brave to say that you want him to be with you
when you hold your love
don’t ever let it go
or you will loose your chance
to make your dreams come true...
And I never thought that I’m so strong
I stuck on you and wait so long
but when love comes it can’t be wrong
Don’t ever give up just try and try to get what you want
Cause love will find the way....
When you love someone
just be brave to say that you want him to be with you
when you hold your love
don’t ever let it go
or you will loose your chance
to make your dreams come true...>
“ Peluk aku sekali lagi, setelah itu aku baru dapat pergi menghampiri cintaku.”
Duaaaaaaaarrrrrrrrrrrr ! ! ! ! !
Kini petir besar kedua mengiringi hangatnya pelukan yang mereka pekatkan. Hingga waktu memisahkan mereka menghampiri cintanya masing-masing.
“ Pergi.. jaga cintamu untukku. Aku pergi membawa batinku hingga mati membawaku untuk berjanji satu hal dengan Tuhan. “
Justin pergi bersama wanita yang ia sebut “cinta” nya itu, Aurelpun pergi bersama Jonathan kearah berlawanan. Hatinya berkata sesuatu ketika matanya menatap Jonathan sembari jalan..
“ Jonathan..you’re my love, but isn’t my true love..”
<<<<<<<<<
‘Foodism’ meja 2. Justin seorang diri menghampiri Aurel yang sedang duduk menikmati Coffee Late pesanannya. Dengan hangat Aurel menyambut kehadiran Justin yang menawarkan diri untuk bergabung bersamanya.
“ Hai.. gue Justin. Boleh gabung?? “
“ Hallo, Justin..gue Aurel. Oh..silakan dengan senang hati. “
( Backsound-Aku Sayang Kamu—Cola Float )
< Pertama kali.. ku berjumpa denganmu..
Mataku terpaku melihat sosok dirimu..
Sejak saat itu..ku tak bisa lupakanmu..
Kau yang pertama yang tlah menarik hatiku..
Tapi bayang-bayang lain..tlah merebut kau dariku..
Ku tak mengerti.. Mengapa semua ini terjadi..
Ku Kan slalu..menunggumu..tuk kembali pada diriku..
Setiap kata yang terucap ku hanya dapat bilang..
Aku sayang kamuuu…>
“megapolitan” 1 Oktober 2007
*THE END*
MY LOVE IS NOT MY TRUE LOVE [part III]
MY LOVE IS NOT MY TRUE LOVE [part III]
By : Rianne
" Justin kamu jangan pergi.. maafkan aku.. aku menyesal membuat kesimpulan seperti itu.. aku mau kamu kembali untukku.. aku rindu kamu peluk..aku rindu kamu cium keningku.. aku rindu kata-kata manis dari pesanmu.aku....". Justin pergi meninggalkan Aurel tanpa ekspresi dan tanpa menjawab satu patah katapun ucapan Aurel.
>>>>>
" Justin...Justin..."
Aurel memanggil Justin lemah. Matanya yang semula tak sadarkan diri, kini mulai terbuka perlahan. Remang-remang ia melihat cahaya putih dan serupa manusia yang tidak terbentuk sempurna sedang melihatnya disekeliling.
"Dimana aku??"
" Rumah sakit, Rel.. lo pingsan tadi dikantor.."
Matanya mulai bisa jelas melihat manusia sekitar dengan bentuk yang sempurna. Ia melihat dua orang terdekat dia, Abigail dan Jonathan.
Jonathan nampak diam, dan kecewa terhadap Aurel. Apa mungkin karena dia tidak menjawab telepon Aurel tadi siang?? atau mungkin????. Hati Aurel menjawab sesuatu.. apa mungkin ucapanku tadi cukup jelas saat memanggil nama "Justin"??
Jonathan yang permisi keluar pada Abigail untuk merokok, hanya melihat datar Aurel yang terbaring lemah, tanpa berbicara apapun.
" Anemia.. makan teratur, jaga kondisi, dan banyak istirahat ya.. sekarang sudah bisa pulang, tapi jangan terlalu banyak aktivitas dulu. Jangan lupa obatnya di makan secara rutin sampai habis dan jangan banyak fikiran. Permisi."
Begitu kata Dokter Joshep Walean ramah, ketika Abigail bertanya ada apa dengan Aurel hingga ia jatuh pingsan.
Jonathan yang sedari tadi diam seribu bahasa, mengantarkan Aurel pulang dan menjaganya hingga ia tertidur pulas di kamarnya, lalu pamit pergi pada Bunda Aurel untuk kembali ke hotel untuk mengemas barang-barangnya dan kembali ke kotanya untuk kembali bekerja seperti biasa.
***
Dalam perjalanannya menuju pulang, Jonathan merasa sangat kecewa terhadap semua sikap Aurel dalam waktu dekat ini. Sedari ia dijemputnya di stasiun kemarin, Aurel sudah menunjukkan sikapnya yang kurang bersemangat dengan kehadirannya, hingga ia mendapati Aurel menyebut nama Justin saat ia mencoba sadarkan diri tadi sore.
Angin malam kereta membawanya tertidur hingga terbangun sampai di kotanya, sementara Aurel?? masih dengan posisinya sedari pulang tanpa menghadirkan sedikitpun Jonathan dalam mimpinya malam itu.
***
7 Maret 2010
Hari minggu, Aurel mengajak adiknya untuk pergi olahraga agar badannya bertambah fit. Lalu pergi ke bioskop untuk menonton "Pency Jackson". Tidak terlihat Aurel yang lemas seperti beberapa hari yang lalu. Dia nampak ceria dan menikmati acaranya bersama Stela, adik bungsunya.
>>>>>>>
" Ayo siap-siap, bentar lagi kita berangkat ! "
Ajak Ayah Aurel pada seluruh anggota keluarganya. Hari itu mereka akan pergi menuju "megapolitan" untuk bertemu keluarga tante (adik Bundanya) yang baru datang dari Mocba, Rusia.
" Asyik.. ayank mau kesini.. kabarin aku yah, kalo udah nyampe.. hati-hati dijalan. aku sayang kamu. "
Hati Aurel seakan dipenuhi bunga setaman ala Lembang, saat ia mendapat balasan pesan dari Justin yang sebentar lagi akan ia temui, di kotanya.
Seusai Justin bekerja dan menutup studio fotonya, Justin datang menghampiri Aurel dan keluarganya yang berada di salah satu perumahan terkenal di "megapolitan".
Meski hanya dua jam, Aurel merasa hidupnya kini bergairah lagi setelah bertemu dengan Justin yang beberapa hari yang lalu datang menghampirinya ke Bandung.
" Aku harap, ulang tahunku nanti, kamu bisa dateng kesini ya.. gak perlu kado, hanya cukup kamu dateng dan rayain berdua sama aku aja, aku udah seneng banget. Love u, beiby..Hati-hati ya..muachh ! "
Justin mencium kening Aurel didepan keluarganya, saat hendak akan kembali ke Bandung malam itu.
>>>>>>
" Tahun ini aku akan datang, tanpa kado untukmu. Cukup membawa aku seperti yang kau minta, untuk rayakan ulang tahunmu. "
" Mba ! ngomong apa sih?? aneh.. "
Perkataan Stela membangunkan lagi lamunannya. Senyuman Aurel mengalihkan pembicaraan Stela yang sedari tadi menyeruput Bubble Drink yang Aurel beli untuknya.
*beep..beep..beep..beep*
" udah baikan?? gimana kondisi kamu sekarang?? "
Setelah kepulangannya dua hari yang lalu, ini pesan pertama Jonathan untuk Aurel. Menanyakan kabar terbaru tentang dia.
Seperti biasa, Aurel hanya menjawab apa yang seharusnya ia jawab, tanpa banyak intermezo.
****
13 Maret 2010
" Jangan pergi ! aku mau kamu..! ! bukan dia..! ! maafkan aku. ! ! ! JANGAN PERGIIIII ! ! ! "
"JUSTIIIIINNNNN ! ! ! ! ! ! !"
Pintu kamar Aurel terbuka. Pukul 11.45PM bundanya mendapati Aurel sedang bercucuran keringat disekujur tubuhnya, terutama bagian kepala hingga leher. Aurel nampak histeris dan menangis.
" sayang..kamu mimpi apa?? " Tanya Bunda Aurel sembari memeluk Aurel pekat, mencoba menenangkan. Aurel tidak menjawab. Cukup menangis dan mencoba melanjutkan tidurnya dalam pelukan Bundanya.
>>>>>>>
" Aku gak bisa tidur.. aku lagi denger lagu Keith Martin nih.. yang (i'll never find someone like you) aku kangen kamu.. "
( Backsound- I'll Never Find Someone Like You *Keith Martin )
and went out with someone new
I'd rather be here with you, baby forever
My heart belongs to you,
cause I think about you all the time
You know my love is true when we're together
I played around girl and I made you cry
When I looked up you were saying good-bye
I'm begging you please, I need you so bad
Don't leave me now you're best that I had
I'll never, I'll never find someone like you
I promise it's true no I'll never,
I'll never find someone like you, 'cause I love the
way that you hold. Girl I won't no I won't let you go.
No one could ever do the way I would make love to you, oh
All I have is just my heart and my feelings I gave to you
That's all that I can do is, give you forever
And oh, you don't know that you're hurtin' me
'Cause it's not just a sexual thang,
I want to share my dreams baby together
Girl I'm afraid just to give it all up
My hearts tellin' me to hold back on my love
But when you get close I just want you to know,
I start to get weak and I can't let you go
Just your smile…
Tenderness( girl I wont let you down, won’t let you down )
Girl, I will never find no one that compares to you… ooh>
>>>>>>>
Mata Aurel terpejam perlahan. Kedua tangannya ia letakkan didadanya. Hatinya terus memanggil Justin.
" Akankah batin kita masih menyatu seperti dulu?? Disaat aku melakukan hal seperti ini, kamu sigap menerima sinyal kerinduan batinku yang menjerit memanggil namamu, aku rindu kamu Justin.. hubungi aku sekarang ! Aku tidak mau malanggar janjiku untuk tidak menghubungimu lagi. Batinku tersiksa karena janji konyolku itu. Hubungi aku Justin.. Hubungi aku ! ! ! "
Batin Aurel terus berbicara, hingga ia kembali terlelap dalam ramainya gemintang beradu cinta di atap surga.
***
15 Maret 2010
Aurel yang sedang menunggu dosen di kelas bersama teman-temannya, terlihat diam dan menyendiri disudut belakang kelas. Ia nampak seperti orang penasaran terhadap sesuatu. Keningnya terus mengkerut, matanya memandang kosong ke satu arah (sandaran chitos depan kursinya).
" Apakah ini Justin?? Apakah dia masih menerima sinyal kerinduanku semalam?? Apakah batin kita masih terikat?? apakah.... "
" Something problem with you, Aurel??? Hallo..! Hallo.. Aurel?? Hallo..! "
Abigail menepuk pundak kanan Aurel. Mencoba membangunkan Aurel dari lamunannya. Nampak dosennya yang memanggil sedari tadi, namun Aurel tidak mendengarnya.
" Something problem with you?? Are you OK, Miss.Aurel?? "
" I'm OK ! Sorry mam.. "
***
Abigail yang semakin penasaran terhadap sikap Aurel yang semakin tidak menunjukkan diri Aurel yang sebenarnya, mencoba membujuk Aurel untuk bercerita semua permasalahannya. Abigail memperhatikan sejak pertengahan Februari kemarin, Aurel mulai nampak aneh..tepatnya sepulangnya Aurel dari Sukabumi, 14 Februari bulan lalu.
Semakin didesak, Aurel semakin gerang dan marah terhadap sahabatnya itu. Ia tak mungkin menceritakan semua permasalahannya selama ini, karena takut Abigail marah, jika ia ternyata masih mengingat Justin.
" Gue mau tanya sama lo.. Lo percaya sama *TRUE LOVE*?? kayak gimana sih menurut lo?? ". Aurel mencoba mengalihkan pembicaraan dan memutar haluan emosinya terhadap Abigail. Abigail semakin bingung menghadapi Aurel sekarang. Abigail hanya mencoba mengikuti arus kemana Aurel inginkan.
" Gue percaya ! TRUE LOVE itu ada, menurut gue TRUE LOVE itu seperti..dimana saat seseorang berusaha mengontak batin orang yang ia sayang, maka TRUE LOVE-nya dapat menangkap kontak tersebut ".
Kini, Aurel hanya bisa terdiam. Hatinya kembali bertanya-tanya akan pendapat Abigal mengenai pertanyaan yang ia lontarkan baru saja.
" Apakah Justin itu TRUE LOVE ku?? Apakah private number yang menghubungiku kemarin malam adalah kontak balas dari kontak batinku malam itu?? lalu?? Bagaimana dengan Jonathan??Cintaku.. "
>>>>>>>>>
*Bila Cinta mendatangimu, ikuti dia. Walaupun jalannya sulit dan terjal. Ketika cinta memahkotaimu, ia akan menyalibmu. Cinta membuatmu mengetahui rahasia dalam hatimu. Cinta membuatmu mengetahui rasa sakit dari kelembutan. Cinta membuatmu berdarah dengan bahagia dan nikmat. Cinta membuatmu terbangun saat senja dengan hati bersayap, dan berterima kasih atas hari yang penuh cinta. Ketika kau mencintai, janganlah berkata "Tuhan ada dalam hatiku", berkatalah "Aku ada dalam hati Tuhan". Karena cinta tidak cukup hanya untuk cinta.* By : Pramoedya Ananta Toer. Aku cinta kamu atas nama ALLAH, Tuhanku, Justin.
(Backsound-You are My Everything *Glenn Fredly*)
Cross the sea
Searching for something inside of me
I would find all the lost pieces
Hardly feel deep in real
I was blinded now I see
Hey hey hey you're the one
Hey hey hey you're the one
Hey hey hey I can't live without you
Take me to your place
Where our heart belongs together
I will follow you
You're the reason that I breath
I'll come running to you
Fill me with your love forever
Promise you one thing
That I would never let you go
'Cause you are my everything
You're the one, you're my inspiration
You're the one, kiss, you're the one
You're the light that would keep me safe and warm
You're the one, kiss, you're the one
Like the sun goes down, coming from above all
To the deepest ocean and highest mountain
Deep and real deep I can see now>
Justin tidak dapat berkata apa-apa, tertagun tidak percaya ketika Aurel dengan lancar berkata seperti itu saat mereka sedang duduk di sofa cokelat ruang tamu Aurel. Hanya bisa tersenyum, lantas mencium bibirnya hingga mengubah posisi duduk Aurel menjadi terlentang.
Bugg ! !
By : Rianne
" Justin kamu jangan pergi.. maafkan aku.. aku menyesal membuat kesimpulan seperti itu.. aku mau kamu kembali untukku.. aku rindu kamu peluk..aku rindu kamu cium keningku.. aku rindu kata-kata manis dari pesanmu.aku....". Justin pergi meninggalkan Aurel tanpa ekspresi dan tanpa menjawab satu patah katapun ucapan Aurel.
>>>>>
" Justin...Justin..."
Aurel memanggil Justin lemah. Matanya yang semula tak sadarkan diri, kini mulai terbuka perlahan. Remang-remang ia melihat cahaya putih dan serupa manusia yang tidak terbentuk sempurna sedang melihatnya disekeliling.
"Dimana aku??"
" Rumah sakit, Rel.. lo pingsan tadi dikantor.."
Matanya mulai bisa jelas melihat manusia sekitar dengan bentuk yang sempurna. Ia melihat dua orang terdekat dia, Abigail dan Jonathan.
Jonathan nampak diam, dan kecewa terhadap Aurel. Apa mungkin karena dia tidak menjawab telepon Aurel tadi siang?? atau mungkin????. Hati Aurel menjawab sesuatu.. apa mungkin ucapanku tadi cukup jelas saat memanggil nama "Justin"??
Jonathan yang permisi keluar pada Abigail untuk merokok, hanya melihat datar Aurel yang terbaring lemah, tanpa berbicara apapun.
" Anemia.. makan teratur, jaga kondisi, dan banyak istirahat ya.. sekarang sudah bisa pulang, tapi jangan terlalu banyak aktivitas dulu. Jangan lupa obatnya di makan secara rutin sampai habis dan jangan banyak fikiran. Permisi."
Begitu kata Dokter Joshep Walean ramah, ketika Abigail bertanya ada apa dengan Aurel hingga ia jatuh pingsan.
Jonathan yang sedari tadi diam seribu bahasa, mengantarkan Aurel pulang dan menjaganya hingga ia tertidur pulas di kamarnya, lalu pamit pergi pada Bunda Aurel untuk kembali ke hotel untuk mengemas barang-barangnya dan kembali ke kotanya untuk kembali bekerja seperti biasa.
***
Dalam perjalanannya menuju pulang, Jonathan merasa sangat kecewa terhadap semua sikap Aurel dalam waktu dekat ini. Sedari ia dijemputnya di stasiun kemarin, Aurel sudah menunjukkan sikapnya yang kurang bersemangat dengan kehadirannya, hingga ia mendapati Aurel menyebut nama Justin saat ia mencoba sadarkan diri tadi sore.
Angin malam kereta membawanya tertidur hingga terbangun sampai di kotanya, sementara Aurel?? masih dengan posisinya sedari pulang tanpa menghadirkan sedikitpun Jonathan dalam mimpinya malam itu.
***
7 Maret 2010
Hari minggu, Aurel mengajak adiknya untuk pergi olahraga agar badannya bertambah fit. Lalu pergi ke bioskop untuk menonton "Pency Jackson". Tidak terlihat Aurel yang lemas seperti beberapa hari yang lalu. Dia nampak ceria dan menikmati acaranya bersama Stela, adik bungsunya.
>>>>>>>
" Ayo siap-siap, bentar lagi kita berangkat ! "
Ajak Ayah Aurel pada seluruh anggota keluarganya. Hari itu mereka akan pergi menuju "megapolitan" untuk bertemu keluarga tante (adik Bundanya) yang baru datang dari Mocba, Rusia.
" Asyik.. ayank mau kesini.. kabarin aku yah, kalo udah nyampe.. hati-hati dijalan. aku sayang kamu. "
Hati Aurel seakan dipenuhi bunga setaman ala Lembang, saat ia mendapat balasan pesan dari Justin yang sebentar lagi akan ia temui, di kotanya.
Seusai Justin bekerja dan menutup studio fotonya, Justin datang menghampiri Aurel dan keluarganya yang berada di salah satu perumahan terkenal di "megapolitan".
Meski hanya dua jam, Aurel merasa hidupnya kini bergairah lagi setelah bertemu dengan Justin yang beberapa hari yang lalu datang menghampirinya ke Bandung.
" Aku harap, ulang tahunku nanti, kamu bisa dateng kesini ya.. gak perlu kado, hanya cukup kamu dateng dan rayain berdua sama aku aja, aku udah seneng banget. Love u, beiby..Hati-hati ya..muachh ! "
Justin mencium kening Aurel didepan keluarganya, saat hendak akan kembali ke Bandung malam itu.
>>>>>>
" Tahun ini aku akan datang, tanpa kado untukmu. Cukup membawa aku seperti yang kau minta, untuk rayakan ulang tahunmu. "
" Mba ! ngomong apa sih?? aneh.. "
Perkataan Stela membangunkan lagi lamunannya. Senyuman Aurel mengalihkan pembicaraan Stela yang sedari tadi menyeruput Bubble Drink yang Aurel beli untuknya.
*beep..beep..beep..beep*
" udah baikan?? gimana kondisi kamu sekarang?? "
Setelah kepulangannya dua hari yang lalu, ini pesan pertama Jonathan untuk Aurel. Menanyakan kabar terbaru tentang dia.
Seperti biasa, Aurel hanya menjawab apa yang seharusnya ia jawab, tanpa banyak intermezo.
****
13 Maret 2010
" Jangan pergi ! aku mau kamu..! ! bukan dia..! ! maafkan aku. ! ! ! JANGAN PERGIIIII ! ! ! "
"JUSTIIIIINNNNN ! ! ! ! ! ! !"
Pintu kamar Aurel terbuka. Pukul 11.45PM bundanya mendapati Aurel sedang bercucuran keringat disekujur tubuhnya, terutama bagian kepala hingga leher. Aurel nampak histeris dan menangis.
" sayang..kamu mimpi apa?? " Tanya Bunda Aurel sembari memeluk Aurel pekat, mencoba menenangkan. Aurel tidak menjawab. Cukup menangis dan mencoba melanjutkan tidurnya dalam pelukan Bundanya.
>>>>>>>
" Aku gak bisa tidur.. aku lagi denger lagu Keith Martin nih.. yang (i'll never find someone like you) aku kangen kamu.. "
( Backsound- I'll Never Find Someone Like You *Keith Martin )
I'd rather be here with you, baby forever
My heart belongs to you,
cause I think about you all the time
You know my love is true when we're together
I played around girl and I made you cry
When I looked up you were saying good-bye
I'm begging you please, I need you so bad
Don't leave me now you're best that I had
I'll never, I'll never find someone like you
I promise it's true no I'll never,
I'll never find someone like you, 'cause I love the
way that you hold. Girl I won't no I won't let you go.
No one could ever do the way I would make love to you, oh
All I have is just my heart and my feelings I gave to you
That's all that I can do is, give you forever
And oh, you don't know that you're hurtin' me
'Cause it's not just a sexual thang,
I want to share my dreams baby together
Girl I'm afraid just to give it all up
My hearts tellin' me to hold back on my love
But when you get close I just want you to know,
I start to get weak and I can't let you go
Just your smile…
Tenderness( girl I wont let you down, won’t let you down )
Girl, I will never find no one that compares to you… ooh>
>>>>>>>
Mata Aurel terpejam perlahan. Kedua tangannya ia letakkan didadanya. Hatinya terus memanggil Justin.
" Akankah batin kita masih menyatu seperti dulu?? Disaat aku melakukan hal seperti ini, kamu sigap menerima sinyal kerinduan batinku yang menjerit memanggil namamu, aku rindu kamu Justin.. hubungi aku sekarang ! Aku tidak mau malanggar janjiku untuk tidak menghubungimu lagi. Batinku tersiksa karena janji konyolku itu. Hubungi aku Justin.. Hubungi aku ! ! ! "
Batin Aurel terus berbicara, hingga ia kembali terlelap dalam ramainya gemintang beradu cinta di atap surga.
***
15 Maret 2010
Aurel yang sedang menunggu dosen di kelas bersama teman-temannya, terlihat diam dan menyendiri disudut belakang kelas. Ia nampak seperti orang penasaran terhadap sesuatu. Keningnya terus mengkerut, matanya memandang kosong ke satu arah (sandaran chitos depan kursinya).
" Apakah ini Justin?? Apakah dia masih menerima sinyal kerinduanku semalam?? Apakah batin kita masih terikat?? apakah.... "
" Something problem with you, Aurel??? Hallo..! Hallo.. Aurel?? Hallo..! "
Abigail menepuk pundak kanan Aurel. Mencoba membangunkan Aurel dari lamunannya. Nampak dosennya yang memanggil sedari tadi, namun Aurel tidak mendengarnya.
" Something problem with you?? Are you OK, Miss.Aurel?? "
" I'm OK ! Sorry mam.. "
***
Abigail yang semakin penasaran terhadap sikap Aurel yang semakin tidak menunjukkan diri Aurel yang sebenarnya, mencoba membujuk Aurel untuk bercerita semua permasalahannya. Abigail memperhatikan sejak pertengahan Februari kemarin, Aurel mulai nampak aneh..tepatnya sepulangnya Aurel dari Sukabumi, 14 Februari bulan lalu.
Semakin didesak, Aurel semakin gerang dan marah terhadap sahabatnya itu. Ia tak mungkin menceritakan semua permasalahannya selama ini, karena takut Abigail marah, jika ia ternyata masih mengingat Justin.
" Gue mau tanya sama lo.. Lo percaya sama *TRUE LOVE*?? kayak gimana sih menurut lo?? ". Aurel mencoba mengalihkan pembicaraan dan memutar haluan emosinya terhadap Abigail. Abigail semakin bingung menghadapi Aurel sekarang. Abigail hanya mencoba mengikuti arus kemana Aurel inginkan.
" Gue percaya ! TRUE LOVE itu ada, menurut gue TRUE LOVE itu seperti..dimana saat seseorang berusaha mengontak batin orang yang ia sayang, maka TRUE LOVE-nya dapat menangkap kontak tersebut ".
Kini, Aurel hanya bisa terdiam. Hatinya kembali bertanya-tanya akan pendapat Abigal mengenai pertanyaan yang ia lontarkan baru saja.
" Apakah Justin itu TRUE LOVE ku?? Apakah private number yang menghubungiku kemarin malam adalah kontak balas dari kontak batinku malam itu?? lalu?? Bagaimana dengan Jonathan??Cintaku.. "
>>>>>>>>>
*Bila Cinta mendatangimu, ikuti dia. Walaupun jalannya sulit dan terjal. Ketika cinta memahkotaimu, ia akan menyalibmu. Cinta membuatmu mengetahui rahasia dalam hatimu. Cinta membuatmu mengetahui rasa sakit dari kelembutan. Cinta membuatmu berdarah dengan bahagia dan nikmat. Cinta membuatmu terbangun saat senja dengan hati bersayap, dan berterima kasih atas hari yang penuh cinta. Ketika kau mencintai, janganlah berkata "Tuhan ada dalam hatiku", berkatalah "Aku ada dalam hati Tuhan". Karena cinta tidak cukup hanya untuk cinta.* By : Pramoedya Ananta Toer. Aku cinta kamu atas nama ALLAH, Tuhanku, Justin.
(Backsound-You are My Everything *Glenn Fredly*)
Searching for something inside of me
I would find all the lost pieces
Hardly feel deep in real
I was blinded now I see
Hey hey hey you're the one
Hey hey hey you're the one
Hey hey hey I can't live without you
Take me to your place
Where our heart belongs together
I will follow you
You're the reason that I breath
I'll come running to you
Fill me with your love forever
Promise you one thing
That I would never let you go
'Cause you are my everything
You're the one, you're my inspiration
You're the one, kiss, you're the one
You're the light that would keep me safe and warm
You're the one, kiss, you're the one
Like the sun goes down, coming from above all
To the deepest ocean and highest mountain
Deep and real deep I can see now>
Justin tidak dapat berkata apa-apa, tertagun tidak percaya ketika Aurel dengan lancar berkata seperti itu saat mereka sedang duduk di sofa cokelat ruang tamu Aurel. Hanya bisa tersenyum, lantas mencium bibirnya hingga mengubah posisi duduk Aurel menjadi terlentang.
Bugg ! !
MY LOVE IS NOT MY TRUE LOVE [part II]
*MY LOVE IS NOT MY TRUE LOVE [part II]
By : Rianne
Aurel menggenggam erat ponselnya, tangan kanannya menggisik-gisikan kearah mata yang reflex meneteskan air mata. Tak sengaja hal ini mengundang rasa penasaran Abigail (sahabat Aurel) yang duduk tepat dihadapan Aurel dikantin fakultas mereka.
" Lo gak apa-apa, Rel?? "
Aurel tidak menghiraukan sedikitpun, apa yang dikatakan oleh Abigail. Aurel hanya nampak melamun. Mukanya lusuh seperti sedang memikiran sesuatu yang benar-benar memukulnya. Paaaakkkk ! ! Aaaawww ! ! Abigail menampar Aurel, kini dia membuka suara meski hanya kata (aaawww ! !)
" Bangun lo, Rel ! Gue benci liat lo kayak gini ! ". Abigail nampak mulai kesal melihat sahabat karibnya terus-terusan murung, diam tanpa kata.
" Akankah kembaaliii lagiii... cintaa yang dulu...dapatkah kitaa satukaann.. kaasiiihhh..ku ingin dirimuu.. kembalii.. "
Abigail semakin heran, kini Aurel malah bernyanyi nada datar lagu Dygta yang berjudul Kembali dengan tatapan kosong.
Rasa penasaran semakin merajai Abigail, dengan paksa ia mengambil ponsel Aurel lantas membaca isi pesannya, lalu pergi meninggalkan kantin menuju kelas.
Tidak ada yang aneh dengan isi pesan dari Jonathan, lalu?? apa yang sedang Aurel fikirkan??
***
(4 Maret 2010)
" Selamat ulang tahun ke-13, Jana.. smoga jadi anak yang sholehah yah.. *hug&kiss* dari tante Aurel "
Selepas sholat subuh, alarm ponselnya berbunyi, (4 Maret) ternyata keponakan sulungnya berulang tahun yang ke-13. Sambil sujud, Aurel memanjat doa untuk keponakan terkasihnya itu, lantas mengirim pesan singkat yang isinya seperti diatas.
(4 Maret 2009)
Pagi hari. Dimana Aurel bersiap untuk pergi olahraga pagi dikampusnya, dimana hari itu juga Justin kembali pulang ke kotanya. Megapolitan.
" Sayang.. aku pulang ya.. nanti kalau ada waktu lagi, aku mampir lagi kesini. Aku udah semangat nih..batrai aku udah kamu charge semalam, hehe.. thank you ya, sayang. i love you "
Aurel yang sedang mengikat tali sepatunya, tiba-tiba tersenyum (setengah ikhlas, setengah tidak melepas kepulangan Justin), dan mencium ponselnya seperti saat ia mencium Justin semalam. Setelah ia membaca pesan yang Justin kirim saat itu, ia berkata dalam hati " sangat menyayangimu, adalah anugrah terindah hidupku untuk saat ini, Justin !"
(4 Maret 2010)
"Astagfirullah !"
Aurel menitikan air mata di mukenanya. Kata istigfar berusaha ia dominasi, untuk mengusir bayangan masa lalunya itu. Lantas mengaji, untuk lebih menenangkan hati dan fikirannya, sebelum akhirnya ia pergi ke kampus pada pukul 6:30 pagi.
Dalam kelas, Aurel mengikuti perkuliahan seperti biasanya. Sesekali membahas pekerjaan dengan temannya. Tidak Abigail temukan Aurel yang murung seperti kemarin. Aurel nampak membaik, hari ini.
" Joe dateng kesini ya, hari ini??? "
" ia, Gail " Jawab Aurel dengan senyuman cerianya. Abigail semakin yakin, kalau Aurel hari ini sudah membaik. Aurel sangat sensitive untuk mudah memikirkan sesuatu, jika ada yang memancingnya untuk memikirkan sesuatu tersebut, dan Abigail sangat mengerti akan hal itu, itu sebabnya Abigail tidak membahas masalah kemarin pada Aurel karena takut ia kembali (setengah gila) seperti kemarin.
***
Siang hari, Abigail diminta Aurel untuk menemaninya mencari kado untuk Jana. Hingga dapatlah kalung berinisial [J] untuk kado Jana.
" Lucu sekali kalungnya.. coba ada inisial [A], pasti saya beli juga, mba.."
" Tinggal inisial [B], [I], [D], dan [J], mba.. kita memang buat khusus, jadi terbatas ". Jelas wanita usia duapuluhan penjaga toko pada Aurel.
Aurel berfikir dalam hati, " [B]?? jadi ingat novel "B" untuk AKILA yang Dian Sastro tulis. [I]?? tunangan Dian Sastro kan inisialnya [I]..Mas Indra. [D]?? nama Dian Sastro sendiri, hahaha, dan [J]??..."
" Jadi beli gak, Rel?? jangan kebanyakan mikir.." Suara Abigail membangunkan pikiran Aurel, sentak Aurel mengedip-ngedipkan matanya untuk memastikan ia untuk segera bangun dari lamunannya.
" Saya ambil inisial [J]nya dua yah, Mba !"
Abigail memandang heran pada Aurel. Untuk apa dia membeli kalung inisial [J] dua buah?? Oh mungkin [J] untuk Jonathan. Abigail tersenyum, melihat Aurel mengenakan satu kalung yang ia beli tadi. Sisanya, ia bungkus untuk diberikan pada Jana, malam nanti.
***
Aurel memarkir mobilnya tepat di loby stasiun kereta api. Menunggu kedatangan Jonathan, yang lima menit kemudian menunjukkan batang hidungnya.
" Sore, sayang.. udah lama?? ". Sapa Jonathan hangat pada Aurel, sembari menghinggapkan ciuman di kening Aurel. Ia hanya tersenyum, lalu turun dari mobil untuk menukar posisi duduk yang semula berada dalam kursi kemudi.
>>>>>
(kembali ke tahun lalu)
" Aku pulang ya, beib.. makasih buat waktunya. Aku sayang kamu, muuacchh !". Justin berpamit pulang pada Aurel, lalu mencium keningnya, dan memeluknya erat secara lembut.
>>>>>
(kembali ke masa sekarang)
Nampaknya, semua celotehan yang Jonathan keluarkan, tidak sedikitpun Aurel dengar. Ia malah asyik dengan bayangan masa lalunya dengan Justin. Puukk ! Tepukan tangan Jonathan dipundak kanan Aurel, membangunkan lamunannya.
" yah.. gak didengar..". Jonathan nampak kecewa dengan sikap Aurel yang tidak mendengarkan panjang lebar pembicaraannya pada Aurel, tadi.
" Sory..tadi kamu ngomong apa, Joe?? aku sedikit mengantuk.."
Jonathan tersenyum pada Aurel (seperti dapat mengerti setiap apa yang menjadi alasan Aurel untuk tidak mendengarkan obrolannya tadi). Mata Jonathan, kembali ke kemudi, sesekali melihat ke arah Aurel yang nampak lesu.
" hei..kalung kamu bagus, yank.. inisialnya [J].. mmmmmm..[J] untuk Jonathan ya??hahaha "
" ia ". Seakan tidak mau banyak bicara, Aurelpun hanya menjawab singkat, lalu tertidur.
***
(5 Maret 2010)
Semantara Aurel kuliah, Jonathan pergi bersama Bunda dan Adik Aurel untuk berkeliling Bandung. Sungguh tidak bersemangat Aurel kala itu, padahal kekasihnya Jonathan sedang berada di kotanya, Bandung. Aurel lebih memilih memikirkan pekerjaannya yang semakin banyak bulan-bulan ini.
Maret, tidak hanya bulan penuh memori untuk Aurel, Maret juga merupakan bulan berkah untuk
travelnya (karena kebanjiran pesanan).
" Rel, tanggal 17 Maret ini kamu mau bawa rombongan lagi gak ke "megapolitan"??1 Bis saja sih.."
( kembali ke tahun lalu )
" gak apa-apa kok gak dateng kesini juga. Kamu ucapin ulang tahun buat aku lewat telepon aja, aku udah seneng, mudah-mudahan ulang tahunku tahun depan, kamu bisa kesini ya sayang.. love you much and ever, Aurelku."
( kembali ke 5 Maret 2010 )
" Tahun ini, aku akan kesana untukmu.."
Lagi-lagi teman Aurel mendapati Aurel sedang berbicara sendiri dengan pandangan kosong, sejenak ia terbangun " Boleh, aku yang bawa rombongannya ya..untuk tanggal 17 Maret ini ".
***
Ponsel Aurel terus berdering, sedang tuannya sibuk menerima telepon dari klien yang sedang mengconfirm tiket pesawat Bandung-Kuala Lumpur untuk hari senin minggu depan.
Rasa kesal menyelimuti Jonathan yang kali itu sudah berada di hotel untuk istirahat sepulangnya city tour bersama Bunda dan adik Aurel. Berharap Aurel mengangkat teleponnya, untuk membicarakan acara makan malam mereka berdua di Cafe daerah Bandung Utara.
" Ya Tuhan.. 6 panggilan tak terjawab. Jonathan ! "
Aurel mencoba menghubungi balik Jonathan, namun sama sekali tidak Jonathan jawab. Pikiran Aurel kacau balau, hatinya bertanya-tanya.. Apakah Jonathan marah?? atau sedang bersama wanita lain?? atau...???
(20 Mei 2009)
Aaaaaaaakkkkkkkgggggggghhh ! ! !
Hati Aurel teriak bertanya-tanya.. mengapa Justin tidak membalas pesannya, tidak mengangkat teleponnya. Ada apa dengan dia?? Apa mungkin dia sedang bersama wanita lain?? atau telah terjadi sesuatu terhadap dia?? atau...?????
Rasa penasaran sekaligus khawatir semakin selimuti Aurel malam itu, dia memaksakan diri untuk terus menghubungi Justin untuk menemukan jawabannya.
" Aku berjanji, Justin ! aku akan terus menghubungimu, hingga aku menemukan jawaban bagaimana kondisimu sekarang !" Gumamnya dalam hati.
Akhirnya, setelah berpuluh-puluh kali Aurel menghubungi Justin, terdengar pemuda menjawab seruan Aurel dari kejauhan. Justin !
Rupanya, kekhawatiran Aurel mambuat Justin kesal, dan membangunkan tempramental Justin yang sedang tertidur pulas, yang akhirnya Aurel harus menorehkan bagian penyesalan bagitu panjang dalam BAB kesimpulan hidupnya ketika itu.
" BAIK ! AKU TIDAK AKAN LAGI MENGHUBUNGIMU, JUSTIN ! IT'S OVER VINITO !"
( kembali ke 5 Maret 2010 )
traakkk ! !
ponsel Aurel terjatuh, tubuhnya melemah, pandangannya mengabur, dan mulutnya bergerak melafalkan.. "Justin, aku....."
plakk, kini tubuhnya yang terjatuh tak sadarkan diri.
*eng..ing..eng.. bersambung lagi, pemirsa*
By : Rianne
Aurel menggenggam erat ponselnya, tangan kanannya menggisik-gisikan kearah mata yang reflex meneteskan air mata. Tak sengaja hal ini mengundang rasa penasaran Abigail (sahabat Aurel) yang duduk tepat dihadapan Aurel dikantin fakultas mereka.
" Lo gak apa-apa, Rel?? "
Aurel tidak menghiraukan sedikitpun, apa yang dikatakan oleh Abigail. Aurel hanya nampak melamun. Mukanya lusuh seperti sedang memikiran sesuatu yang benar-benar memukulnya. Paaaakkkk ! ! Aaaawww ! ! Abigail menampar Aurel, kini dia membuka suara meski hanya kata (aaawww ! !)
" Bangun lo, Rel ! Gue benci liat lo kayak gini ! ". Abigail nampak mulai kesal melihat sahabat karibnya terus-terusan murung, diam tanpa kata.
" Akankah kembaaliii lagiii... cintaa yang dulu...dapatkah kitaa satukaann.. kaasiiihhh..ku ingin dirimuu.. kembalii.. "
Abigail semakin heran, kini Aurel malah bernyanyi nada datar lagu Dygta yang berjudul Kembali dengan tatapan kosong.
Rasa penasaran semakin merajai Abigail, dengan paksa ia mengambil ponsel Aurel lantas membaca isi pesannya, lalu pergi meninggalkan kantin menuju kelas.
Tidak ada yang aneh dengan isi pesan dari Jonathan, lalu?? apa yang sedang Aurel fikirkan??
***
(4 Maret 2010)
" Selamat ulang tahun ke-13, Jana.. smoga jadi anak yang sholehah yah.. *hug&kiss* dari tante Aurel "
Selepas sholat subuh, alarm ponselnya berbunyi, (4 Maret) ternyata keponakan sulungnya berulang tahun yang ke-13. Sambil sujud, Aurel memanjat doa untuk keponakan terkasihnya itu, lantas mengirim pesan singkat yang isinya seperti diatas.
(4 Maret 2009)
Pagi hari. Dimana Aurel bersiap untuk pergi olahraga pagi dikampusnya, dimana hari itu juga Justin kembali pulang ke kotanya. Megapolitan.
" Sayang.. aku pulang ya.. nanti kalau ada waktu lagi, aku mampir lagi kesini. Aku udah semangat nih..batrai aku udah kamu charge semalam, hehe.. thank you ya, sayang. i love you "
Aurel yang sedang mengikat tali sepatunya, tiba-tiba tersenyum (setengah ikhlas, setengah tidak melepas kepulangan Justin), dan mencium ponselnya seperti saat ia mencium Justin semalam. Setelah ia membaca pesan yang Justin kirim saat itu, ia berkata dalam hati " sangat menyayangimu, adalah anugrah terindah hidupku untuk saat ini, Justin !"
(4 Maret 2010)
"Astagfirullah !"
Aurel menitikan air mata di mukenanya. Kata istigfar berusaha ia dominasi, untuk mengusir bayangan masa lalunya itu. Lantas mengaji, untuk lebih menenangkan hati dan fikirannya, sebelum akhirnya ia pergi ke kampus pada pukul 6:30 pagi.
Dalam kelas, Aurel mengikuti perkuliahan seperti biasanya. Sesekali membahas pekerjaan dengan temannya. Tidak Abigail temukan Aurel yang murung seperti kemarin. Aurel nampak membaik, hari ini.
" Joe dateng kesini ya, hari ini??? "
" ia, Gail " Jawab Aurel dengan senyuman cerianya. Abigail semakin yakin, kalau Aurel hari ini sudah membaik. Aurel sangat sensitive untuk mudah memikirkan sesuatu, jika ada yang memancingnya untuk memikirkan sesuatu tersebut, dan Abigail sangat mengerti akan hal itu, itu sebabnya Abigail tidak membahas masalah kemarin pada Aurel karena takut ia kembali (setengah gila) seperti kemarin.
***
Siang hari, Abigail diminta Aurel untuk menemaninya mencari kado untuk Jana. Hingga dapatlah kalung berinisial [J] untuk kado Jana.
" Lucu sekali kalungnya.. coba ada inisial [A], pasti saya beli juga, mba.."
" Tinggal inisial [B], [I], [D], dan [J], mba.. kita memang buat khusus, jadi terbatas ". Jelas wanita usia duapuluhan penjaga toko pada Aurel.
Aurel berfikir dalam hati, " [B]?? jadi ingat novel "B" untuk AKILA yang Dian Sastro tulis. [I]?? tunangan Dian Sastro kan inisialnya [I]..Mas Indra. [D]?? nama Dian Sastro sendiri, hahaha, dan [J]??..."
" Jadi beli gak, Rel?? jangan kebanyakan mikir.." Suara Abigail membangunkan pikiran Aurel, sentak Aurel mengedip-ngedipkan matanya untuk memastikan ia untuk segera bangun dari lamunannya.
" Saya ambil inisial [J]nya dua yah, Mba !"
Abigail memandang heran pada Aurel. Untuk apa dia membeli kalung inisial [J] dua buah?? Oh mungkin [J] untuk Jonathan. Abigail tersenyum, melihat Aurel mengenakan satu kalung yang ia beli tadi. Sisanya, ia bungkus untuk diberikan pada Jana, malam nanti.
***
Aurel memarkir mobilnya tepat di loby stasiun kereta api. Menunggu kedatangan Jonathan, yang lima menit kemudian menunjukkan batang hidungnya.
" Sore, sayang.. udah lama?? ". Sapa Jonathan hangat pada Aurel, sembari menghinggapkan ciuman di kening Aurel. Ia hanya tersenyum, lalu turun dari mobil untuk menukar posisi duduk yang semula berada dalam kursi kemudi.
>>>>>
(kembali ke tahun lalu)
" Aku pulang ya, beib.. makasih buat waktunya. Aku sayang kamu, muuacchh !". Justin berpamit pulang pada Aurel, lalu mencium keningnya, dan memeluknya erat secara lembut.
>>>>>
(kembali ke masa sekarang)
Nampaknya, semua celotehan yang Jonathan keluarkan, tidak sedikitpun Aurel dengar. Ia malah asyik dengan bayangan masa lalunya dengan Justin. Puukk ! Tepukan tangan Jonathan dipundak kanan Aurel, membangunkan lamunannya.
" yah.. gak didengar..". Jonathan nampak kecewa dengan sikap Aurel yang tidak mendengarkan panjang lebar pembicaraannya pada Aurel, tadi.
" Sory..tadi kamu ngomong apa, Joe?? aku sedikit mengantuk.."
Jonathan tersenyum pada Aurel (seperti dapat mengerti setiap apa yang menjadi alasan Aurel untuk tidak mendengarkan obrolannya tadi). Mata Jonathan, kembali ke kemudi, sesekali melihat ke arah Aurel yang nampak lesu.
" hei..kalung kamu bagus, yank.. inisialnya [J].. mmmmmm..[J] untuk Jonathan ya??hahaha "
" ia ". Seakan tidak mau banyak bicara, Aurelpun hanya menjawab singkat, lalu tertidur.
***
(5 Maret 2010)
Semantara Aurel kuliah, Jonathan pergi bersama Bunda dan Adik Aurel untuk berkeliling Bandung. Sungguh tidak bersemangat Aurel kala itu, padahal kekasihnya Jonathan sedang berada di kotanya, Bandung. Aurel lebih memilih memikirkan pekerjaannya yang semakin banyak bulan-bulan ini.
Maret, tidak hanya bulan penuh memori untuk Aurel, Maret juga merupakan bulan berkah untuk
travelnya (karena kebanjiran pesanan).
" Rel, tanggal 17 Maret ini kamu mau bawa rombongan lagi gak ke "megapolitan"??1 Bis saja sih.."
( kembali ke tahun lalu )
" gak apa-apa kok gak dateng kesini juga. Kamu ucapin ulang tahun buat aku lewat telepon aja, aku udah seneng, mudah-mudahan ulang tahunku tahun depan, kamu bisa kesini ya sayang.. love you much and ever, Aurelku."
( kembali ke 5 Maret 2010 )
" Tahun ini, aku akan kesana untukmu.."
Lagi-lagi teman Aurel mendapati Aurel sedang berbicara sendiri dengan pandangan kosong, sejenak ia terbangun " Boleh, aku yang bawa rombongannya ya..untuk tanggal 17 Maret ini ".
***
Ponsel Aurel terus berdering, sedang tuannya sibuk menerima telepon dari klien yang sedang mengconfirm tiket pesawat Bandung-Kuala Lumpur untuk hari senin minggu depan.
Rasa kesal menyelimuti Jonathan yang kali itu sudah berada di hotel untuk istirahat sepulangnya city tour bersama Bunda dan adik Aurel. Berharap Aurel mengangkat teleponnya, untuk membicarakan acara makan malam mereka berdua di Cafe daerah Bandung Utara.
" Ya Tuhan.. 6 panggilan tak terjawab. Jonathan ! "
Aurel mencoba menghubungi balik Jonathan, namun sama sekali tidak Jonathan jawab. Pikiran Aurel kacau balau, hatinya bertanya-tanya.. Apakah Jonathan marah?? atau sedang bersama wanita lain?? atau...???
(20 Mei 2009)
Aaaaaaaakkkkkkkgggggggghhh ! ! !
Hati Aurel teriak bertanya-tanya.. mengapa Justin tidak membalas pesannya, tidak mengangkat teleponnya. Ada apa dengan dia?? Apa mungkin dia sedang bersama wanita lain?? atau telah terjadi sesuatu terhadap dia?? atau...?????
Rasa penasaran sekaligus khawatir semakin selimuti Aurel malam itu, dia memaksakan diri untuk terus menghubungi Justin untuk menemukan jawabannya.
" Aku berjanji, Justin ! aku akan terus menghubungimu, hingga aku menemukan jawaban bagaimana kondisimu sekarang !" Gumamnya dalam hati.
Akhirnya, setelah berpuluh-puluh kali Aurel menghubungi Justin, terdengar pemuda menjawab seruan Aurel dari kejauhan. Justin !
Rupanya, kekhawatiran Aurel mambuat Justin kesal, dan membangunkan tempramental Justin yang sedang tertidur pulas, yang akhirnya Aurel harus menorehkan bagian penyesalan bagitu panjang dalam BAB kesimpulan hidupnya ketika itu.
" BAIK ! AKU TIDAK AKAN LAGI MENGHUBUNGIMU, JUSTIN ! IT'S OVER VINITO !"
( kembali ke 5 Maret 2010 )
traakkk ! !
ponsel Aurel terjatuh, tubuhnya melemah, pandangannya mengabur, dan mulutnya bergerak melafalkan.. "Justin, aku....."
plakk, kini tubuhnya yang terjatuh tak sadarkan diri.
*eng..ing..eng.. bersambung lagi, pemirsa*
MY LOVE IS NOT MY TRUE LOVE
*MY LOVE IS NOT MY TRUE LOVE*
By : Rianne
15 Ferbuari 2010
Pagi hari diterminal Pelabuhan Ratu, Aurel yang sedang menemani Bundanya menjenguk salah satu sanak saudaranya yang meninggal dunia dua hari yang lalu.
Beranjak mencari bis jurusan terminal Sukabumi, untuk menuju Bandung tempat tinggalnya.
Hari itu hari senin, begitu banyak pesan yang sampai di ponselnya dengan isi yang tidak jauh berbeda..
"kamu dimana??kok gak kuliah??". Sembari menyantap sarapan warteg terminal seadanya, Aurel lantas membalas satu persatu pesan yang masuk dari teman kampusnya itu dengan jawaban yang sama.
Kebiasaan Aurel jika sudah memegang ponselnya, sigap langsung membuka featur Opera Mini untuk mengecek Facebooknya. Dia mengingat bahwa kemarin (14 Februari) adalah hari lamaran Dian Sastro, pasti teman-teman "sejenis"nya heboh membahas atau sekedar memberi ucapan ala kadarnya lewat Facebook mereka ke Facebook Dian Sastro.
Aurel tersenyum tanpa henti..membuat Bunda yang duduk disamping kanannya tertagun heran melihat kebahagiaan yang menyelimuti Aurel. Bunda seakan tahu apa yang Aurel rasakan, sehingga Bunda tidak bertanya apa-apa kepada Aurel, lantas diam menikmati perjalanan menuju Bandung.
(14 Februari 2009)
Sabtu pagi, Aurel menerima pesan singkat dari Justin yang sedang berada di luar negeri untuk pengobatan.
" happy valentine days, sayang..doain operasi aku lancar ya..aku sayang kamu "
>>>>>
(kembali ke 15 Februari 2010)
Senyuman Aurel dalam sudut kaca dalam bis tiba-tiba menciut..tak ia duga hari lamaran Dian Sastro membuat fikiran ia kembali ke masa lalu.. ia ingat Justin (mantan pacarnya) yang setahun lalu meminta doa Aurel untuk kelancaran operasi tulang sumsumnya.
" kamu kenapa, rel??kok jadi cemberut gitu mukanya?? "
" gak kenapa-kenapa kok Bunda.." singkat Aurel sembari senyum yang terkesan maksa, dan kembali menikmati perjalanan pulang.
***
(Seminggu setelah 15 Februari 2010)
Aurel menerima ajakan temannya untuk ikut mengantar rombongan sekelompok orang yang menggunakan jasa travelnya berwisata ke "megapolitan", kota dimana Justin tinggal.
(kembali ke tahun lalu)
"ayang..aku udah pulang..setelah aku pulih, aku pasti ke Bandung buat kamu..aku janji"
(kembali ke seminggu setelah 15 Februari 2010)
Kembali perkataan Justin menghantui perjalanannya.
" ada apa, rel?? "
tanya temannya yang sedang berbicara didepan kepada rombongan yang sedari tadi ternyata memperhatikan Aurel.
" aku yang menghampirimu Justin.. kali ini aku yang ke kotamu ". Aurel nampak berbicara sendiri dengan lamunannya. Temannya mengerutkan kening, dan diam-heran.
Aurel yang dikenal teman kampus dan kerjanya sangat ceria dan aktraktif, kini terus menerus dihantui isi pesan Justin setahun lalu dengan diam dan murung, (padahal tidak seharusnya seperti itu,karena ia sedang melayani pelanggan dengan status dia sebagai "Guide").
Selama kegiatan, temannya berusaha mecairkan suasana hati Aurel dengan memberi es krim cokelat kesukaan Aurel.
" nih buat kamu..jangan cemberut lagi yah.. kan kita lagi melayani klien kita.."
Aurel tersenyum, dan memakan es krim cokelat miliknya itu. Suasana hatinya cair, dan Aurelpun terbangun dari bayang-bayang pesan Justin setahun lalu.
***
(3 Maret 2010)
Aurel menerima pesan singkat dari Jonathan (laki-laki yang sedang dekat dengannya saat ini).
Reaksi Aurel biasa-biasa saja ketika mengetahui Jonathan akan datang menghampirinya esok di Bandung.
(3 Maret 2009)
" Beib..aku udah di Bandung nih..".
AAAaaakkkkkggghhhhhh ! ! !
Aurel yang sedang berkumpul dengan beberapa teman kampus sekaligus teman kerjanya, tiba-tiba teriak histeris saat membaca pesan singkat yang Justin kirim siang itu. Ya ! Justin hari ini satu kota dengannya.
Justin menjemputi Aurel ke kampusnya seorang diri dari "megapolitan". Ini janji dia.. dia menepati janjinya untuk menghampiri Aurel sepulih dari operasinya beberapa minggu lalu.
Pertemuan berlanjut malam hari, setelah Justin kembali ke hotel untuk siap-siap datang kembali ke rumah Aurel dengan rapih dan sopan.
Pukul 21.00
Evolution hitam Justin sampai di bibir gerbang rumah Aurel, Ayah Aurel yang sedang mengantar kepulangan tamunya didepan pintu rumah hanya senyum melihat kedatangan Justin, lantas berteriak memanggil Aurel untuk memberi tahu kedatangna Justin.
Tak lama pembicaraan Justin dan Aurel di teras kolam belakang, Aurel pamit permisi kepada Justin untuk mengangkat telepon yang sedari tadi terus berdering.
" innalillahi wainaillahi rajiunnnn.. ! ! " Aurel terkejut mendengar kabar kematian saudaranya yang sangat mendadak (tidak sakit sama sekali). Pembicaraan diteruskan oleh Ayah Aurel dan Aurel kembali ke teras belakang.
" Rel.. Ayah sama Bunda mau layat dulu ya.. kamu kalau mau tidur.. ya tidur saja..Ayah bawa kunci kok..(pandangan Ayah Aurel kini pada Justin) titip Aurel ya, Tin.."
Kini suasana rumah hanya tinggal Aurel, Justin, adik Aurel dan pembantu rumahnya.
Suasana malam semakin dingin, mereka berduapun melanjutkan pembicaraan mereka di ruang tamu depan.
" Beiby.. kamu lucu banget.. aku sayang kamu.. " Puji Justin pada Aurel yang sedang dipeluknya dari samping sembari menyubit-nyubit hidung Aurel.
Entah bagaimana menggambarkan suasana hati Aurel ketika ini, yang jelas terbaca dalam matanya adalah "aku tidak mau ini berakhir dengan cepat!"
Aurel tersenyum, lalu menempelkan bibirnya pada bibir Justin yang sedari tadi sudah menyambut.
Hangat ! Lembut ! mata mereka terpejam bersamaan, hingga terbangun...
(kembali ke masa sekarang)
mata Aurel terbuka...dan ia menangis.
(bersambung ke Part II)
By : Rianne
15 Ferbuari 2010
Pagi hari diterminal Pelabuhan Ratu, Aurel yang sedang menemani Bundanya menjenguk salah satu sanak saudaranya yang meninggal dunia dua hari yang lalu.
Beranjak mencari bis jurusan terminal Sukabumi, untuk menuju Bandung tempat tinggalnya.
Hari itu hari senin, begitu banyak pesan yang sampai di ponselnya dengan isi yang tidak jauh berbeda..
"kamu dimana??kok gak kuliah??". Sembari menyantap sarapan warteg terminal seadanya, Aurel lantas membalas satu persatu pesan yang masuk dari teman kampusnya itu dengan jawaban yang sama.
Kebiasaan Aurel jika sudah memegang ponselnya, sigap langsung membuka featur Opera Mini untuk mengecek Facebooknya. Dia mengingat bahwa kemarin (14 Februari) adalah hari lamaran Dian Sastro, pasti teman-teman "sejenis"nya heboh membahas atau sekedar memberi ucapan ala kadarnya lewat Facebook mereka ke Facebook Dian Sastro.
Aurel tersenyum tanpa henti..membuat Bunda yang duduk disamping kanannya tertagun heran melihat kebahagiaan yang menyelimuti Aurel. Bunda seakan tahu apa yang Aurel rasakan, sehingga Bunda tidak bertanya apa-apa kepada Aurel, lantas diam menikmati perjalanan menuju Bandung.
(14 Februari 2009)
Sabtu pagi, Aurel menerima pesan singkat dari Justin yang sedang berada di luar negeri untuk pengobatan.
" happy valentine days, sayang..doain operasi aku lancar ya..aku sayang kamu "
>>>>>
(kembali ke 15 Februari 2010)
Senyuman Aurel dalam sudut kaca dalam bis tiba-tiba menciut..tak ia duga hari lamaran Dian Sastro membuat fikiran ia kembali ke masa lalu.. ia ingat Justin (mantan pacarnya) yang setahun lalu meminta doa Aurel untuk kelancaran operasi tulang sumsumnya.
" kamu kenapa, rel??kok jadi cemberut gitu mukanya?? "
" gak kenapa-kenapa kok Bunda.." singkat Aurel sembari senyum yang terkesan maksa, dan kembali menikmati perjalanan pulang.
***
(Seminggu setelah 15 Februari 2010)
Aurel menerima ajakan temannya untuk ikut mengantar rombongan sekelompok orang yang menggunakan jasa travelnya berwisata ke "megapolitan", kota dimana Justin tinggal.
(kembali ke tahun lalu)
"ayang..aku udah pulang..setelah aku pulih, aku pasti ke Bandung buat kamu..aku janji"
(kembali ke seminggu setelah 15 Februari 2010)
Kembali perkataan Justin menghantui perjalanannya.
" ada apa, rel?? "
tanya temannya yang sedang berbicara didepan kepada rombongan yang sedari tadi ternyata memperhatikan Aurel.
" aku yang menghampirimu Justin.. kali ini aku yang ke kotamu ". Aurel nampak berbicara sendiri dengan lamunannya. Temannya mengerutkan kening, dan diam-heran.
Aurel yang dikenal teman kampus dan kerjanya sangat ceria dan aktraktif, kini terus menerus dihantui isi pesan Justin setahun lalu dengan diam dan murung, (padahal tidak seharusnya seperti itu,karena ia sedang melayani pelanggan dengan status dia sebagai "Guide").
Selama kegiatan, temannya berusaha mecairkan suasana hati Aurel dengan memberi es krim cokelat kesukaan Aurel.
" nih buat kamu..jangan cemberut lagi yah.. kan kita lagi melayani klien kita.."
Aurel tersenyum, dan memakan es krim cokelat miliknya itu. Suasana hatinya cair, dan Aurelpun terbangun dari bayang-bayang pesan Justin setahun lalu.
***
(3 Maret 2010)
Aurel menerima pesan singkat dari Jonathan (laki-laki yang sedang dekat dengannya saat ini).
Reaksi Aurel biasa-biasa saja ketika mengetahui Jonathan akan datang menghampirinya esok di Bandung.
(3 Maret 2009)
" Beib..aku udah di Bandung nih..".
AAAaaakkkkkggghhhhhh ! ! !
Aurel yang sedang berkumpul dengan beberapa teman kampus sekaligus teman kerjanya, tiba-tiba teriak histeris saat membaca pesan singkat yang Justin kirim siang itu. Ya ! Justin hari ini satu kota dengannya.
Justin menjemputi Aurel ke kampusnya seorang diri dari "megapolitan". Ini janji dia.. dia menepati janjinya untuk menghampiri Aurel sepulih dari operasinya beberapa minggu lalu.
Pertemuan berlanjut malam hari, setelah Justin kembali ke hotel untuk siap-siap datang kembali ke rumah Aurel dengan rapih dan sopan.
Pukul 21.00
Evolution hitam Justin sampai di bibir gerbang rumah Aurel, Ayah Aurel yang sedang mengantar kepulangan tamunya didepan pintu rumah hanya senyum melihat kedatangan Justin, lantas berteriak memanggil Aurel untuk memberi tahu kedatangna Justin.
Tak lama pembicaraan Justin dan Aurel di teras kolam belakang, Aurel pamit permisi kepada Justin untuk mengangkat telepon yang sedari tadi terus berdering.
" innalillahi wainaillahi rajiunnnn.. ! ! " Aurel terkejut mendengar kabar kematian saudaranya yang sangat mendadak (tidak sakit sama sekali). Pembicaraan diteruskan oleh Ayah Aurel dan Aurel kembali ke teras belakang.
" Rel.. Ayah sama Bunda mau layat dulu ya.. kamu kalau mau tidur.. ya tidur saja..Ayah bawa kunci kok..(pandangan Ayah Aurel kini pada Justin) titip Aurel ya, Tin.."
Kini suasana rumah hanya tinggal Aurel, Justin, adik Aurel dan pembantu rumahnya.
Suasana malam semakin dingin, mereka berduapun melanjutkan pembicaraan mereka di ruang tamu depan.
" Beiby.. kamu lucu banget.. aku sayang kamu.. " Puji Justin pada Aurel yang sedang dipeluknya dari samping sembari menyubit-nyubit hidung Aurel.
Entah bagaimana menggambarkan suasana hati Aurel ketika ini, yang jelas terbaca dalam matanya adalah "aku tidak mau ini berakhir dengan cepat!"
Aurel tersenyum, lalu menempelkan bibirnya pada bibir Justin yang sedari tadi sudah menyambut.
Hangat ! Lembut ! mata mereka terpejam bersamaan, hingga terbangun...
(kembali ke masa sekarang)
mata Aurel terbuka...dan ia menangis.
(bersambung ke Part II)
Do'a Lintas Kota
Inikah yang namanya jawaban??
dari do'a Maghribku seminggu lalu ??
Allah telah sampaikan pesanku lewat semilir angin lintas kota selama seminggu kemarin..
semoga kabar baik yang ku dapat, segera!
kala lelap membawaku untuk tak tahu cerita nyata..
dia kembali kabarkan senyuman awal minggu ini..
inikah sebagian dari mimpi??
yang semestinya tak terjadi??
atau takdir, yang seharusnya menjadi milikku??
sudinya dirimu membagi sedikit kebahagiaan harimu untukku..
ialah pertanda jawaban yang membuatku sulit tuk tertidur minggu ini..
semoga..
jawaban dapat membuatku untuk tidak bisa tuk tertidur minggu ini..
ku tunggu jawabanmu..segera!
Amien.
* Do'aku di akhir sujud terakhir Maghrib, dalam minggu ini *
-Rianne-
posted : 130310
dari do'a Maghribku seminggu lalu ??
Allah telah sampaikan pesanku lewat semilir angin lintas kota selama seminggu kemarin..
semoga kabar baik yang ku dapat, segera!
kala lelap membawaku untuk tak tahu cerita nyata..
dia kembali kabarkan senyuman awal minggu ini..
inikah sebagian dari mimpi??
yang semestinya tak terjadi??
atau takdir, yang seharusnya menjadi milikku??
sudinya dirimu membagi sedikit kebahagiaan harimu untukku..
ialah pertanda jawaban yang membuatku sulit tuk tertidur minggu ini..
semoga..
jawaban dapat membuatku untuk tidak bisa tuk tertidur minggu ini..
ku tunggu jawabanmu..segera!
Amien.
* Do'aku di akhir sujud terakhir Maghrib, dalam minggu ini *
-Rianne-
posted : 130310
* BALASAN PROSA UNTUK PISSY & AIS *
Ku tahu angin tlah menentukan haluanmu..
Embun tlah sejukkan bunga dalam kuncup yg kini mekar dan tumbuh manis..
Ombakpun kini tlah bertuan pantai landai..
Betapa beruntung pemuja yg kini memiliki 'aku' yg kau kira gila.. (kamu)...
semoga niat menuntunnya untuk mengimamimu dengan secercah lentera cinta yg Tuhan titipkan kepadanya sampai lelah nafas tuk berhembus..
*Rianne 260210 - untuk Diandra&IndraGuna*
Embun tlah sejukkan bunga dalam kuncup yg kini mekar dan tumbuh manis..
Ombakpun kini tlah bertuan pantai landai..
Betapa beruntung pemuja yg kini memiliki 'aku' yg kau kira gila.. (kamu)...
semoga niat menuntunnya untuk mengimamimu dengan secercah lentera cinta yg Tuhan titipkan kepadanya sampai lelah nafas tuk berhembus..
*Rianne 260210 - untuk Diandra&IndraGuna*
BERMIMPI
Ingin ku tulis diksi yg kurangkai dlm kepala sblum tidur tadi..
Sayang..
Sadar membuatku amnesia!
Yang ku ingat hanya kata
*aku sudah menembak mati rasa itu,tapi belum sempat untuk beranjak*
terdiam,menyulut bakau menthol dibalik tralis dengan pasang muka serius pada macbook putih..
Hanya itu yg ku ingat,saat beberapa waktu aku mengalihkan pandanganku ke tirai jendela kamarku..
Anginnya kencang!
Tirainya tertutup..
Dan akupun tidur pulas..
Hingga bangun,untuk menulis..
Oh..!
Aku bermimpi..
By : Rianne Lunamoonfang
Rabu 16 Desember 2009
Sayang..
Sadar membuatku amnesia!
Yang ku ingat hanya kata
*aku sudah menembak mati rasa itu,tapi belum sempat untuk beranjak*
terdiam,menyulut bakau menthol dibalik tralis dengan pasang muka serius pada macbook putih..
Hanya itu yg ku ingat,saat beberapa waktu aku mengalihkan pandanganku ke tirai jendela kamarku..
Anginnya kencang!
Tirainya tertutup..
Dan akupun tidur pulas..
Hingga bangun,untuk menulis..
Oh..!
Aku bermimpi..
By : Rianne Lunamoonfang
Rabu 16 Desember 2009
[ MY INSPIRATION WOMAN ] part II
Mendapat beberapa pelajaran kecil,bermakna besar yang bisa saya tangkap dalam beberapa catatan dibawah..
Catatan 1 ::
menerima apa yang menghampirinya..
Perlahan,dengan lembut dan tidak satu,dua..
Tapi banyak!
Kesediaan untuk menanggapi hal penting sampai TIDAK penting..
Memang #dia minoritas diantara mayoritas atas, tapi itulah #dia..
Dapat menghargai setiap apa yang datang menghampiri dengan caranya sendiri..
Akupun menjadi lebih menghargai orang..
Catatan 2 ::
tak sedikit orang terpancing amarahnya,termasuk #dia..
Tapi,kesabaran terus mengajarkannya untuk tetap mengatur nafas dan tersenyum manis untuk siapapun yang ingin menikmatinya..
Akupun terpengaruh untuk tetap menarik senyum, kala amarah mendominasi hati..
Catatan 3 ::
kata satir yang ia anggap biasa,dapat sekejap mata meluluhkan hati siapa saja yang rajin membaca apa yang ia tulis..
Mataku banyak melihat apa yang mereka tanggapi dari setiap kata satir #dia..
Sempat-sempatnya menulis kata balasan, agar mereka lebih rajin untuk membaca..
Akupun..terdapat didalamnya.., mereka!
Catatan 4 ::
suatu pembelajaran paling sederhana yang pernah saya dapat.
Kesinambungan antara kecantikan luar dan dalam.
#dia tidak bertindak apa-apa, tapi saya menangkap sesuatu..
Kala saya bertanya pada teman "apa itu cantik?",dalam potret..saya temukan celah disetiap gambar yang saya punya..
Gambar #dia..
Akupun..puas!menemukan jawabannya..
[ DIANDRA PARAMITA SASTROWARDOYO ]
By : Rianne Lunamoonfang
inspirated : Dian Sastro
*dini hari 01.20AM
010210
Catatan 1 ::
menerima apa yang menghampirinya..
Perlahan,dengan lembut dan tidak satu,dua..
Tapi banyak!
Kesediaan untuk menanggapi hal penting sampai TIDAK penting..
Memang #dia minoritas diantara mayoritas atas, tapi itulah #dia..
Dapat menghargai setiap apa yang datang menghampiri dengan caranya sendiri..
Akupun menjadi lebih menghargai orang..
Catatan 2 ::
tak sedikit orang terpancing amarahnya,termasuk #dia..
Tapi,kesabaran terus mengajarkannya untuk tetap mengatur nafas dan tersenyum manis untuk siapapun yang ingin menikmatinya..
Akupun terpengaruh untuk tetap menarik senyum, kala amarah mendominasi hati..
Catatan 3 ::
kata satir yang ia anggap biasa,dapat sekejap mata meluluhkan hati siapa saja yang rajin membaca apa yang ia tulis..
Mataku banyak melihat apa yang mereka tanggapi dari setiap kata satir #dia..
Sempat-sempatnya menulis kata balasan, agar mereka lebih rajin untuk membaca..
Akupun..terdapat didalamnya.., mereka!
Catatan 4 ::
suatu pembelajaran paling sederhana yang pernah saya dapat.
Kesinambungan antara kecantikan luar dan dalam.
#dia tidak bertindak apa-apa, tapi saya menangkap sesuatu..
Kala saya bertanya pada teman "apa itu cantik?",dalam potret..saya temukan celah disetiap gambar yang saya punya..
Gambar #dia..
Akupun..puas!menemukan jawabannya..
[ DIANDRA PARAMITA SASTROWARDOYO ]
By : Rianne Lunamoonfang
inspirated : Dian Sastro
*dini hari 01.20AM
010210
[ MY INSPIRATION WOMAN ]
Catatan 1 ::
kecil tubuhnya,namun lincah geraknya..
Membuat gemas kala lelaki mencandainya..
Sawo matang khas Jawa membuat dia mempunyai hak paten sbagai wanita asli Indonesia..
Kecerdasan ia dalam berbagai hal,membuat penilai memilih dia sebagai si gadis cerdas..
Siapakah kamu?!
Kenapa kamu?!
Catatan 2 ::
kepiawaiannya berubah-ubah karakter, bak bunglon berlian aset perfilman Indonesia semasanya..
Adakah kalian tahu..?
Dia si gadis pintar,slalu ingin mencari dunia baru?!
Catatan 3 ::
kemolekan tubuhnya yg mulai memutih dan menghalus layak mutiara laut itu,menjadi modal untuk peran pewangi tubuh kelas atas..
Wajahnya cantik,saat ku temui dia menyeruput green tea dalam gelasnya,tepat diatas mataku..
Akankah kau tahu?!
Aku melihatmu tengadah pegal??
Catatan 4 ::
bukan dia,namanya..
Jika diam tak mencari dunia baru yg menantang..
Stelah anak autis teman pasir, gadis putih abu, wanita lugu, penjaga busway, perawan traumatik, pelantun dangdut, dan detektif bersepeda berhasil ia lakoni..
Wanita pecinta sesamapun sasaran dunia barunya..
Adakah kalian tahu?!
Wanita inspirasiku luar biasa?!
Seorang filsafat cerdas aset Indonesia..
Dia..
Si inspirasi..
Dia..
[DIANDRA PARAMITA SASTROWARDOYO]
by :: Rianne Lunamoonfang
inspirated by :: Dian Sastro
*090809
kecil tubuhnya,namun lincah geraknya..
Membuat gemas kala lelaki mencandainya..
Sawo matang khas Jawa membuat dia mempunyai hak paten sbagai wanita asli Indonesia..
Kecerdasan ia dalam berbagai hal,membuat penilai memilih dia sebagai si gadis cerdas..
Siapakah kamu?!
Kenapa kamu?!
Catatan 2 ::
kepiawaiannya berubah-ubah karakter, bak bunglon berlian aset perfilman Indonesia semasanya..
Adakah kalian tahu..?
Dia si gadis pintar,slalu ingin mencari dunia baru?!
Catatan 3 ::
kemolekan tubuhnya yg mulai memutih dan menghalus layak mutiara laut itu,menjadi modal untuk peran pewangi tubuh kelas atas..
Wajahnya cantik,saat ku temui dia menyeruput green tea dalam gelasnya,tepat diatas mataku..
Akankah kau tahu?!
Aku melihatmu tengadah pegal??
Catatan 4 ::
bukan dia,namanya..
Jika diam tak mencari dunia baru yg menantang..
Stelah anak autis teman pasir, gadis putih abu, wanita lugu, penjaga busway, perawan traumatik, pelantun dangdut, dan detektif bersepeda berhasil ia lakoni..
Wanita pecinta sesamapun sasaran dunia barunya..
Adakah kalian tahu?!
Wanita inspirasiku luar biasa?!
Seorang filsafat cerdas aset Indonesia..
Dia..
Si inspirasi..
Dia..
[DIANDRA PARAMITA SASTROWARDOYO]
by :: Rianne Lunamoonfang
inspirated by :: Dian Sastro
*090809
* MENGGAULI 'TUHAN' *
Alhamdulillah..
Surya tlah tertidur pulas..
Dinina bobokan cahaya bulan,dengan sedikit permainan percikan lincahnya para gemintang..
Mengiringi hamba membasuh tubuh dgn do'a..
Astagfirullah..
Bulan sudah tepat diatas ubun2..!
Seakan mengingatkan hamba akan takbir dua rakaat pertama dgn sujud permintaan!
ALLAHuakbar..!
Hamba menggauli TUHAN. !
Terbayang senyum-NYA yg vital,ketika hamba singgah sejenak dtempat hamba tinggal semestinya..
Tuhan tersenyum..
Menjawab perlahan,setiap sabda pandita yg terucap dgn anggukan sabar..
LailahailALLAH..
Sungguh hamba menggauli TUHAN!
hitam,kosong,dingin,dan luas!
Terpancar sinar putih menakutkan mendekati,sembari bersabda..
Bangun hambaKU..
Kokohkan tiangmu,dgn menggauliKU..
Al-qur'an menanti untuk kau baca..
By : Rianne Lunamoonfang
*050809
*thx a lot 4 'teh elin' 4spiritual spirit .
Saya menyayangimu karna ALLAH,teh.. =)
Surya tlah tertidur pulas..
Dinina bobokan cahaya bulan,dengan sedikit permainan percikan lincahnya para gemintang..
Mengiringi hamba membasuh tubuh dgn do'a..
Astagfirullah..
Bulan sudah tepat diatas ubun2..!
Seakan mengingatkan hamba akan takbir dua rakaat pertama dgn sujud permintaan!
ALLAHuakbar..!
Hamba menggauli TUHAN. !
Terbayang senyum-NYA yg vital,ketika hamba singgah sejenak dtempat hamba tinggal semestinya..
Tuhan tersenyum..
Menjawab perlahan,setiap sabda pandita yg terucap dgn anggukan sabar..
LailahailALLAH..
Sungguh hamba menggauli TUHAN!
hitam,kosong,dingin,dan luas!
Terpancar sinar putih menakutkan mendekati,sembari bersabda..
Bangun hambaKU..
Kokohkan tiangmu,dgn menggauliKU..
Al-qur'an menanti untuk kau baca..
By : Rianne Lunamoonfang
*050809
*thx a lot 4 'teh elin' 4spiritual spirit .
Saya menyayangimu karna ALLAH,teh.. =)
Langganan:
Postingan (Atom)