Jumat, 25 Juni 2010

MY LOVE IS NOT MY TRUE LOVE

*MY LOVE IS NOT MY TRUE LOVE*
By : Rianne

15 Ferbuari 2010

Pagi hari diterminal Pelabuhan Ratu, Aurel yang sedang menemani Bundanya menjenguk salah satu sanak saudaranya yang meninggal dunia dua hari yang lalu.
Beranjak mencari bis jurusan terminal Sukabumi, untuk menuju Bandung tempat tinggalnya.

Hari itu hari senin, begitu banyak pesan yang sampai di ponselnya dengan isi yang tidak jauh berbeda..
"kamu dimana??kok gak kuliah??". Sembari menyantap sarapan warteg terminal seadanya, Aurel lantas membalas satu persatu pesan yang masuk dari teman kampusnya itu dengan jawaban yang sama.

Kebiasaan Aurel jika sudah memegang ponselnya, sigap langsung membuka featur Opera Mini untuk mengecek Facebooknya. Dia mengingat bahwa kemarin (14 Februari) adalah hari lamaran Dian Sastro, pasti teman-teman "sejenis"nya heboh membahas atau sekedar memberi ucapan ala kadarnya lewat Facebook mereka ke Facebook Dian Sastro.
Aurel tersenyum tanpa henti..membuat Bunda yang duduk disamping kanannya tertagun heran melihat kebahagiaan yang menyelimuti Aurel. Bunda seakan tahu apa yang Aurel rasakan, sehingga Bunda tidak bertanya apa-apa kepada Aurel, lantas diam menikmati perjalanan menuju Bandung.

(14 Februari 2009)
Sabtu pagi, Aurel menerima pesan singkat dari Justin yang sedang berada di luar negeri untuk pengobatan.
" happy valentine days, sayang..doain operasi aku lancar ya..aku sayang kamu "

>>>>>
(kembali ke 15 Februari 2010)
Senyuman Aurel dalam sudut kaca dalam bis tiba-tiba menciut..tak ia duga hari lamaran Dian Sastro membuat fikiran ia kembali ke masa lalu.. ia ingat Justin (mantan pacarnya) yang setahun lalu meminta doa Aurel untuk kelancaran operasi tulang sumsumnya.

" kamu kenapa, rel??kok jadi cemberut gitu mukanya?? "
" gak kenapa-kenapa kok Bunda.." singkat Aurel sembari senyum yang terkesan maksa, dan kembali menikmati perjalanan pulang.

***
(Seminggu setelah 15 Februari 2010)
Aurel menerima ajakan temannya untuk ikut mengantar rombongan sekelompok orang yang menggunakan jasa travelnya berwisata ke "megapolitan", kota dimana Justin tinggal.

(kembali ke tahun lalu)
"ayang..aku udah pulang..setelah aku pulih, aku pasti ke Bandung buat kamu..aku janji"

(kembali ke seminggu setelah 15 Februari 2010)
Kembali perkataan Justin menghantui perjalanannya.
" ada apa, rel?? "
tanya temannya yang sedang berbicara didepan kepada rombongan yang sedari tadi ternyata memperhatikan Aurel.
" aku yang menghampirimu Justin.. kali ini aku yang ke kotamu ". Aurel nampak berbicara sendiri dengan lamunannya. Temannya mengerutkan kening, dan diam-heran.

Aurel yang dikenal teman kampus dan kerjanya sangat ceria dan aktraktif, kini terus menerus dihantui isi pesan Justin setahun lalu dengan diam dan murung, (padahal tidak seharusnya seperti itu,karena ia sedang melayani pelanggan dengan status dia sebagai "Guide").

Selama kegiatan, temannya berusaha mecairkan suasana hati Aurel dengan memberi es krim cokelat kesukaan Aurel.
" nih buat kamu..jangan cemberut lagi yah.. kan kita lagi melayani klien kita.."
Aurel tersenyum, dan memakan es krim cokelat miliknya itu. Suasana hatinya cair, dan Aurelpun terbangun dari bayang-bayang pesan Justin setahun lalu.

***
(3 Maret 2010)
Aurel menerima pesan singkat dari Jonathan (laki-laki yang sedang dekat dengannya saat ini).
Reaksi Aurel biasa-biasa saja ketika mengetahui Jonathan akan datang menghampirinya esok di Bandung.

(3 Maret 2009)
" Beib..aku udah di Bandung nih..".

AAAaaakkkkkggghhhhhh ! ! !

Aurel yang sedang berkumpul dengan beberapa teman kampus sekaligus teman kerjanya, tiba-tiba teriak histeris saat membaca pesan singkat yang Justin kirim siang itu. Ya ! Justin hari ini satu kota dengannya.

Justin menjemputi Aurel ke kampusnya seorang diri dari "megapolitan". Ini janji dia.. dia menepati janjinya untuk menghampiri Aurel sepulih dari operasinya beberapa minggu lalu.

Pertemuan berlanjut malam hari, setelah Justin kembali ke hotel untuk siap-siap datang kembali ke rumah Aurel dengan rapih dan sopan.

Pukul 21.00
Evolution hitam Justin sampai di bibir gerbang rumah Aurel, Ayah Aurel yang sedang mengantar kepulangan tamunya didepan pintu rumah hanya senyum melihat kedatangan Justin, lantas berteriak memanggil Aurel untuk memberi tahu kedatangna Justin.

Tak lama pembicaraan Justin dan Aurel di teras kolam belakang, Aurel pamit permisi kepada Justin untuk mengangkat telepon yang sedari tadi terus berdering.
" innalillahi wainaillahi rajiunnnn.. ! ! " Aurel terkejut mendengar kabar kematian saudaranya yang sangat mendadak (tidak sakit sama sekali). Pembicaraan diteruskan oleh Ayah Aurel dan Aurel kembali ke teras belakang.

" Rel.. Ayah sama Bunda mau layat dulu ya.. kamu kalau mau tidur.. ya tidur saja..Ayah bawa kunci kok..(pandangan Ayah Aurel kini pada Justin) titip Aurel ya, Tin.."

Kini suasana rumah hanya tinggal Aurel, Justin, adik Aurel dan pembantu rumahnya.
Suasana malam semakin dingin, mereka berduapun melanjutkan pembicaraan mereka di ruang tamu depan.

" Beiby.. kamu lucu banget.. aku sayang kamu.. " Puji Justin pada Aurel yang sedang dipeluknya dari samping sembari menyubit-nyubit hidung Aurel.
Entah bagaimana menggambarkan suasana hati Aurel ketika ini, yang jelas terbaca dalam matanya adalah "aku tidak mau ini berakhir dengan cepat!"
Aurel tersenyum, lalu menempelkan bibirnya pada bibir Justin yang sedari tadi sudah menyambut.
Hangat ! Lembut ! mata mereka terpejam bersamaan, hingga terbangun...

(kembali ke masa sekarang)
mata Aurel terbuka...dan ia menangis.

(bersambung ke Part II)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar