Cerita kedua ini membahas kematian.
semoga teman-teman bisa menjadi aku dalam cerita disini, agar lebih merasakan bagaimana perasaanku saat itu (T.T) slamat membaca.
***
Dengan sore yang berbeda, masih dalam perjalanan pulang seperti biasanya. Kali itu Papap benar-benar menegur hatiku, mengingatkanku akan sesuatu yang aku belum siap sama sekali karena ketipisan iman dan takwaku yang belum sampai klimaks garis aman untuk tiket masuk surga nanti.
" Kenapa, Pap?? "
" Lagi merasakan tanda-tanda. "
" Hah?? maksudnya?? "
" Mmmmmm...Papap pernah cerita gak sama kamu tentang sahabat Rasul?? "
" Sahabat Rasul, Pap?? siapa?? Abu Bakar Sidiq?? "
" Bukan Abu Bakar, tapi ada lagi sahabat Rasul yang sangat dekat sekali dengan malaikat Izrail si pencabut nyawa. Saking dekatnya dia sama malaikat Izrail, dia sampai meminta malaikat Izrail buat memberitahukan sahabat Rasul kalau ia akan mencabut nyawa beliau. "
" Waw! Aku jadi pengen tahu kapan kematian jemput aku, Pap. "
" Izrail pasti memberitahumu, nanti! Itu Pasti, Nak! "
" Pasti lewat mimpi, hmmmmmmm "
" Itu salah satunya. Tapi, tanpa kamu sadari sebetulnya Izrail memberitahu manusia kalau mereka sebentar lagi akan Izrail jemput. "
" Lewat apa, Pap?? "
" BERKACA, nak! "
" Hah?? oh..kerutan muka ya?? "
" Sahabat Rasul itu semasa hidupnya dia sering berkaca, apa lagi menjelang usianya kepala empat, lima, dan enam. Suatu waktu, saat Izrail datang menghampiri sahabat Rasul untuk menjemput nyawanya, Izrail melihat sahabat Rasul sedang bercermin memperhatikan uban-uban dirambutnya yang semakin banyak, dan ia berkata (rambutku memutih, dan semakin banyak.) Lalu Izrail pergi tanpa menyabut nyawanya. Beberapa waktu kemudian Izrail menghampiri sahabat Rasul lagi, kali itu dia mendapat sahabat Rasul yang sedang berkaca menggoyang-goyangkan giginya yang akan tanggal. Tanpa berkata apa-apa, Izrailpun pergi dan gagal untuk menjemput sahabat Rasul. "
" Kok gitu?? Izrail mau ngasih tahu ke sahabat Rasul kalau ia akan dicabut nyawanya ya?? tapi gagal terus ya, Pap?? "
" Izrail memberitahu tanda-tandanya, nak! Ketika Izrail datang kembali menghampiri sahabat Rasul, sahabat Rasul yang sedang tertidur sendiri di kamarnya melihat kedatangan Izrail dan ia heran dengan kedatangannya, oh mungkin untuk memberi tanda bahwa sebentar lagi ia akan dicabut nyawanya oleh Izrail, tapi Izrail malah berkata (aku akan mencabut nyawamu sekarang.) Sahabat Rasul kaget, ia berfikir bahwa Izrail tidak menepati janjinya untuk memberitahukan terlebih dahulu kalau ia akan dicabut nyawanya, tapi Izrail berhasil menyadarkan sahabat Rasul dengan perkataannya (aku telah memberitahumu lewat semua tanda-tanda yang kau lihat sendiri ketika kau berkaca, dan sekaranglah waktunya aku menjemputmu untuk menghadap ALLAH). "
" SubhanALLAH ! aku semakin mengerti teka teki ALLAH, Pap. "
" Ya..makanya, kamu harus pintar-pintar jalani hidup kamu secara mandiri dengan mencintai ALLAH. Karena Papap gak mungkin jagain kamu terus. Izrail sudah memberikan tanda-tanda "itu" sama Papap sekarang. Uban yang semakin banyak, kerutan yang semakin muncul, dan gigi yang udah mulai mau tanggal. "
" Tapi, aku mau Papap lihat aku sarjana dulu. Aku pengin Papap lihat aku nikah dulu, punya anak kayak teteh, Alco, sama Aldo dulu, Papap harus lihat aku sukses dulu, baru Papap boleh dijemput sama Izrail."
" Takdir siapa yang tahu, neng? Papap cuma ingin mengingatkan kamu tentang kematian. Siap tidak siap kalau ALLAH sudah bicara "itu", kita harus siap dengan amalan seadanya. Makanya jangan tinggalin ibadah. Jangan nunggu uban, kerutan sama gigi kamu mulai berubah dulu, siapkan amalan kamu dari sekarang. Bersyukur kalau ada yang membenci kamu, mereka bisa bantu hapus dosa-dosa kecil kamu, selebihnya dosa besar kamu harus giat-giat untuk menghapusnya. Kelak Papap akan melihatmu seperti Izrail melihat sahabat Rasul yang sedang bercermin. Jadilah anak yang sholeh, nak! Jangan mau dibelenggu sama dunia. "
>>>>>>>
6 April 2010 00:15
Dalam sujud di awal usiaku, aku meminta panjangkan usiaku, keluargaku, terutama Papap. Dia alasanku untuk bersyukur juga..bersyukur karena mempunyai ayah yang hebat seperti dia, yang dapat menyadarkanku banyak hal tentang dunia dan akhirat dan ayah yang selalu ingin melihat anaknya bahagia dengan kerja kerasnya sendiri.
(ayah dengarlah..betapa sesungguhnya ku mencintaimu..kan kubuktikan..ku mampu penuhi maumu -ADA band&Gita Gutawa-)
aku sayang Papap karena ALLAH
T.T
***
THE END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar