Didedikasikan untuk Papapku tersayang (Doddy Rasyidi).
Ini obrolan singkat kami berdua selama perjalanan dari rumah menuju kantor-dari kantor menuju rumah.
Slamat membaca! Semoga dapat memetik hal positive didalamnya. ALLAH bless us. :)
Siang itu, aku kuliah sampai jam dua belas saja. Itu artinya masih ada empat jam lagi menuju pukul empat. Waktu yang menunjukkan jam pulang kantor papap. Akupun memutuskan untuk mencari kegiatan di kampus, entah itu hanya makan dan nongkrong-nongkrong dengan teman dekatku sampai tiga puluh menit menuju pukul empat sore.
Waktu berputar cepat, bahkan sangat cepat. Larut dalam obrolan curahan hati tentang BAB introspeksiku dengan teman dekatku itu. Kami saling berpamit pulang dengan arah yang berbeda. Hingga kakiku melangkah menuju kantor perkebunan di kawasan Sindang Sirna Bandung. Ya! Itu kantor Papap. Tak lama berpapasan dan bertukar senyum dengan satpam kantor, akupun langsung menghampiri ruangan Papap yang ku intip sedang mengadakan meeting kecil dengan atasan barunya. Kunci mobilnya aku ambil, dan aku titipkan pesan kepada rekan kerja Papap, bahwa aku sudah menunggu di dalam mobil untuk pulang.
Lima belas menit aku menghabiskan waktu untuk membuka Twitter dengan headset ditelinga..sesekali melihat kondisi facebook kalau-kalau ada pemberitahuan sesuatu. Papappun datang mendekat membawa tas kerjanya untuk pulang bersamaku saat itu, dan pembicaraanpun dimulai..
*pembicaraan pertama*
" Kamu lihat awan itu, neng?? "
Papap menunjuk keatas arah jam dua belas, membuatku sedikit bangkit dari senderan kursiku dan menengadah bingung dengan awan yang sedang kulihat.
" Kenapa, Pap?? "
" Kamu tahu..dari awan itu, kamu bisa sadar akan satu hal??? "
" Apa?? "
" BERSYUKUR ! "
" Hah?? apa hubungannyaa, Pap?? "
" Coba lihat sekali lagi awan mendung itu?? Kalau kamu bisa sadar sama apa yang Papap bilang, berarti kamu memang pantas mendapatkan point 20 di usia kamu tahun ini.."
Aku memang bukan anak pintar yang seperti kamu mau, Pap. Keterbatasan berfikirku sangat rendah. Tidak terlalu tepat dalam mendeskripsikan sesuatu, apa lagi disuruh menebak dari hal yang menurut aku itu sulit.
" Pap, aku gak ngerti.. apa hubungannya awan dengan bersyukur yang Papap maksud. Jelasin! Aku pengin tahu. "
Sambil santai menyetir, dan muka yang sangat lusuh Papap menjawab dengan nada pelan dan jelas..
" SubhanALLAH, nak.. ALLAH bisa buat awan mendung jadi pindah-pindah.. tadi kamu bilang, di kampus kamu sudah mulai hujan, tapi di kantor Papap?? jarak yang terbilang dekat dengan kampus kamu, kondisinya masih kering tanpa hujan.. "
" Yah..terus hubungannya apa, Pap?? Masih kurang mudeng akunya.. "
" Kamu tahu kan.. ALLAH gak cuma bisa bikin awan mendung jadi pindah-pindah posisi, tapi ALLAH bisa lakukan apa saja untuk semua ciptaannya.. Kamu tahu cerita hujan membawa berkah?? Kalau ia hujan bisa membawa berkah, kenapa saat kiriman hujan datang lebih, manusia malah protes bukannya bersyukur?? "
" Karena hujan membuat bencana alam, Pap. Siapa juga yang mau rumahnya kebanjiran?? "
" Kamu yakin semua orang punya rumah?? " (Aku menggeleng perlahan dan tersenyum malu) Itu maksud dari omongan Papap tadi. Kamu harus selalu bersyukur dengan apa yang kamu dapat sekarang. Tinggal di rumah, makan enak, pendidikan bisa tembus perguruan tinggi, dan punya fisik yang sempurna layaknya kamu jadi perempuan. "
" Alhamdulillah..makasih Pap. Oya, apa kalo kita dibenci orang kita juga patut buat bersyukur??kan gak adil ! Kita dapat kebencian orang, tapi kita masa harus terus bersyukur?? "
" Alhamdulillah.. ALLAH sayang sama kamu, Nak! Biar orang yang membencimu menghapus dosa-dosa kecilmu. Jangan pernah membenci mereka, meski mereka sangat benci sama kamu. Hati kamu boleh mendung seperti awan, tapi kamu harus tetap cerah di hadapan Papap, karena itu salah satu alasan kenapa Papap wajib untuk bersyukur. "
" Daddy I Love You So Much.. ALLAH bless u.. :) "
***
CERITA 1 SELESAI.
CERITA 2 (Tentang Pembicaraan Kematian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar